Kamis, 06 Februari 2020

Februari 06, 2020

 HIDUP BENAR, MEMULIAKAN TUHAN
Yesaya 29:9-16

PENGANTAR
Yesaya adalah seorang nabi dunia Perjanjian Lama, yang tentunya kita tahu karakternya dalam menyampaikan firman Tuhan bagi umatnya sendiri. Yesaya yang berarti “Yahwe menyelamatkan” adalah seorang nabi pemberani, tulus hati dan sedikitpun tidak gentar menghadapi para pemimpin kerajaan, para nabi palsu dan umat kaum Yehuda dan Israel yang tidak lagi hidup benar di mata Tuhan.
Keterpanggilan nabi Yesaya oleh Tuhan begitu penting bagi pertumbuhan rohani kaum Yehuda dan Israel. Yesaya dipanggil Tuhan untuk mengubah karakter umatnya dan mengritisi tabiat para pemimpin (kerajaan dan para nabi), agar berubah sesuai keinginan Tuhan, bukan berdasarkan keinginan dirinya. Itulah sebabnya, ketika sepanjang ia bekerja untuk mengubah perilaku buruk kaum Israel dan pemimpinnya, tantangan yang dihadapi nabi ini begitu berat. Bilamana kedatapatan ada umat dan pemimpin kaum Israel dan Yehuda yang kembali pada kebenaran Allah, alangkah bahagianya Yesaya karena  karena hal itu. Tetapi, bila hal itu tak kunjung ada, bagi nabi Yesaya, itu adalah perilaku manusia yang benar-benar buta dan tuli akan kebenaran Allah yang disampaikannya kepada mereka. Buta dan tuli adalah kiasan yang dipakai nabi Yesaya menggambaran kehidupan rohani kaum Yehuda dan Israel dengan para pemimpinnya yang tidak lagi hidup benar di mata Tuhan. Kata hidup benar dimata Tuhan ini terkait dengan perilaku para nabi yang mencari keuntungan dari pekerjaannya untuk memperkaya dirinya sendiri, sehingga melupakan kebenaran yang sesungguhnya diberlakukan di tengah-tengah tugas pekerjaannya. Sedangkan untuk umat, hal yang benar di mata Tuhan itu terkait erat perilaku kasih di tengah masyarakat; orang yang kaya bukanya menolong melainkan menindas yang miskin dan mencari laba untuk kepentingannya sendiri, dan membiarkan kaum yang lemah menjadi korban dari ketidakadilan yang dilakukannya. Ibadah yang dilakukan di hadapan Tuhan tidak dengan tulus, melainkan hanya kebiasaan belaka. Karena itu, menurut Yesaya, mereka perlu diselamatkan dari sikap kegelapan hidup itu.

ISI RENUNGAN
        Pembacaan kita ini terbagi dalam tiga bagian sebagai berikut:
1.        Bangsa yang sudah menjadi buta dan tuli terhadap firman Tuhan (9-12). Sesungguhnya amat sulit mengubah cara hidup dan karakter kaum Yehuda dan Israel pada nilai kebenaran Allah. Dalam pembacaan ini kita melihat nabi Yesaya begitu tegas menegur kaum Israel, secara khusus para pemimpinnya yang enggan mendengar nasihan yang disampaikan kepada mereka. Ia berkata bahwa para pemimpin itu telah menjadi mabuk, tetapi bukan karena anggur dan pusing bukan karena arak, sehingga mata mereka tertutup pada kebenaran Allah. Akibatnya para pemimpin, yakni para nabi itu dibuat Tuhan menjadi tertidur nyenyak (Ibr. “tardema”). Tardema itu bukan keadaan tidur biasa yang dibutuhkan tiap malam oleh manusia. Tardema itu adalah suatu keadaan psikosomatis di mana manusia seperti sedang “tidur nyenyak” dan kehilangan segala kesadaran dan seolah-olah mati terhadap rangsangan dari luar. Karena itu, sebagai akibat dari tardema itu, maka segala apa yang dinubuatkan nabi Yesaya seolah-olah merupakan kitab tertutup. Dalam arti, segala nasihat nabi Yesaya, sekalipun berulang-ulang disampaikan, para pemimpin itu tidak mengerti tentang kebenaran Tuhan (buta rohani).
2.        Ibadah lahiriah dan sia-sia (14-14). Pada bagian ini nabi Yesaya menegaskan bahwa akibat dari kebutaan rohani yang dialami para nabi palsu itu, telah menjalar bagi kehidupan umatnya sendiri, yakni kaum Yehuda dan kaum Israel. Dampaknya begitu terlihat jelas dalam segala peribadatan yang dilakukan mereka kepada Tuhan. Menurut nabi Yesaya, sebagaimana yang difirmankan Tuhan bahwa karena kebutahan rohani yang sedang dialami kedua umat itu, membuat mereka melaksanakan ibadah dan memuliakan Allah hanya dengan bibirnya, tapi hatinya menjauh dari Tuhan. Mereka melakukan peribadatan kepada Tuhan hanya sekedar karena tuntutan para pemimpin agamanya. Itulah gejala rutinitasisme, formalisme dan tradisionalisme belaka, agar dilihat bahwa mereka itu begitu agamais di kalangan orang lain. Oleh karena itu, menurut Yesaya, Tuhan akan hadir dan melakukan hal-hal yang ajaib bagi umat-Nya, yaitu hikmat orang-orang yang berhikmat akan hilang dan kearifan orang-orang yang arif akan bersembunyi.
3.        Bangsa yang menipu diri sendiri terhadap Tuhan (15-16). Dalam bagian yang terakhir ini, kalau kita pahami secara baik, terlihat nabi Yesaya mengungkapkan ketegasnya terhadap para pemimpin kaum Yehuda dan Israel, yakni para nabi dan semua orang yang bodoh bahwa mereka akan kena celaka akibat menyembunyikan dalam-dalam rancangannya dan perbuatan jahat di hadapan Tuhan. Seakan-akan, menurut Yesaya, kaum Yehudan dan Israel menganggap perbuatan jahat mereka itu tidak diketahui oleh Tuhan, sehingga mereka berkata: “Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?” Tetapi, Yesaya menegaskan bahwa sekalipun mereka memutar balikan segala kebenaran itu, Tuhan lebih berkuasa atas mereka sebagai Penciptanya. Hal itu terlihat dalam sebuah prosa singkat yang ditulis nabi Yesaya seperti ini: Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang dibuatnya: “Bukan dia yang membuat aku”; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: “Ia tidak tahu apa-apa?” Arti prosa ini adalah kaum Israel (tanah liat) tidak dapat disamakan dengan Tuhan (tukang periuk), sebab bukan tanah liat menjadikan dirinya menjadi periuk, melainkan tukang periuk itulah yang menjadikan tanah liat menjadi sebuah periuk.
PERTANYAAN PA
1.        Bagian Pertama (Teguran terhadap para nabi palsu)
a)  Apa yang dimaksud oleh Yesaya dengan “Matamu yang tertutup dan buta semata-mata?”
b)  Apa maksud Yesaya dengan kata “Jadilah mabuk tetapi bukan karena anggur, dan pusing tetapi bukan karena arak?”
c)  Apa maksud Yesaya berkata: “Sebab Tuhan telah membuat kamu tidur nyenyak. Matamu telah dipejamkan dan mukamu telah ditundungi (ditutup)”
2.        Bagian Kedua (Teguran terhadap umat)
a)  Apa maksud Yesaya dengan kata: “dan Tuhan telah berfirman” Berfirman kepada siapa?
b)  Apa maksud Yesaya dengan kata: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal menjauh dari padaku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.
c)  Maka sesungguhnya Aku akan melakukan tanda yang ajaib, yaitu hikmat orang yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang yang arif akan bersembunyi.
3.        Bagian Ketiga (Teguran terhadap para nabi palsu dan umat)
a)  Apa maksud dengan perkataan nabi Yesaya: “Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap Tuhan, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam kegelapan sambil berkata: Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?”
b)  Apa maksud perkataan Yesaya dengan kata-kata ini: Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang dibuatnya...........”???
APLIKASI
1.     Kita semua, siapapun orangnya yang dihadirkan Tuhan dalam dunia ini adalah untuk menjadi pemimpin. Soal pemimpin ini, janganlah diartikan sebatas pemimpin sebuah organisasi besar, seperti pemerintah, gereja, adat, dls, melainkan di segala sisi kehidupan kita. Seorang ayah atau pun dituntut untuk melakukan pekerjaannya di dalam tuntutan keadilan, kebenaran dan kejujuran. Begitu pula pemimpin di dalam intitusi pemerintah, agama, adat dan masyarakat. Menjadi seorang pemimpin haruslah bekerja di dalam koridor kebenaran, bukan dibalik kepemimpinannya itu terkandung kepentingan bagi dirinya sendiri. Pemimpin itu harus lebih banyak mendengar dan mengikuti tuntutan yang diberikan Tuhan kepadanya, bukannya ia memipin dengan keingnannya sendiri. Gunakan hati kita sebagai seorang pemimpin untuk lebih banyak mendengar perintah Tuhan. Artinya, pemimpin itu harus lebih banyak memberi dirinya diatur oleh Tuhan, sehingga mata rohaninya benar-benar terbuka untuk melihat kebenaran sesungguhnya yang berasal dari Tuhan.
2.        Haruslah dipahami secara baik bahwa Ibadah yang kita lakukan setiap waktu untuk memuji dan memuliakan Tuhan, itu bukan konsepnya kita melainkan Tuhan. Tuhan mengajak umat-Nya untuk beribadah hanya untuk memuliakan diri-Nya, bukan untuk memuliakan pribadi orang yang beribadah kepada Tuhan. Karena itu, peribadatan yang kita lakukan tidak sekedar rutinitas belaka melainkan wujudnyata dari iman kita kepada Tuhan. Ibadah kita pun diharapkan bukan suatu tradisi yang formalitas belaka, melainkan suatu sikap penghormatan dan tuduk pada Tuhan yang lebih berkuasa atas hidup kita. Ibadah orang percaya butuh hati yang tulus dan hati yang rendah hati di hadapan Tuhan, dan bukannya dengan uang, busana yang menawan sehingga membuat Tuhan dimuliakan, melainkan dengan kerendahan hati dan perbuatan kasih yang tulus bagi sesama.
3.    Dengan begitu, kita dapat membuat Tuhan betah hadir dan menunjukkan kuasa-Nya dalam hidup dan kerja kita. Perlu dipahami bersama bahwa dengan mendengar nasihat dan mengikuti perintah kasih Tuhan, secara pasti kita sedang megakui Tuhan yang adalah Pencipta itu adalah berkuasa atas hidup dan kerja kita. Dengan bersikap adil, benar dan jujur dalam seluruh hidup dan karya kita, membuat ibadah (pekerjaan dan pelayaanan) kita menjadi berarti di di mata Tuhan dan sesama kita.

Syalom!!!

0 komentar:

Posting Komentar