STRATEGI PENGEMBANGAN POS PEKABARAN
INJIL
MENJADI BAKAL JEMAAT
Pdt. M. Adadikam, S.Th
(Mantan Sekretaris BPAM Sinode GKI Di Tanah Papua)
(Mantan Sekretaris BPAM Sinode GKI Di Tanah Papua)
A.
MISI PEKABARAN INJIL
Ketika kita berbicara tentang Misi
Pekabaran Injil maka kita selalu harus
kembali pada dasar dan alasan pokok dari
Pekabaran injil itu. Berdasarkan Amanant Agung Yesus Kristus, ”Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:18b-20). Dan dalam Kisah
Para Rasul disampaikan juga seperti ini: ”Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem
dan di seluruh Yedea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8).
Berdasarkan amanat
Yesus Kristus itu dan didorong oleh iman serta kuasa Roh Kudus, maka seluruh
bumi dijelajah oleh orang-orang yang telah terpanggil dan dipilih untuk
menyebarluaskan Injil Kerajaan Allah,
agar manusia memperoleh hidup yang kekal (menikmati kehidupan yang
sejahtera, adil dan damai di dunia serta keselamatan kekal di akhirat). Itu
sebabnya, setiap suku bangsa di dunia ini,
masing-masing mempunyai sejarah pekabaran Injil, yang mana
kesempatan tersebut selalu diterima dan
diakui sebagai kesempatan perjumpaan Allah dengan manusia.
Secara umum, Pekabaran
Injil itu selalu berkaitan dengan beberapa hal yaitu:
1. Pemberi
Amanat
Perintah untuk mengabarkan Injil adalah
amanat yang disampaikan langsung oleh Yesus Kristus kepada manusia. Ada dua
pola yang digunakan Allah dalam rangka membawa manusia kepada keselamatan. Pertama, dalam Perjanjian Lama, Allah
memilih bangsa Israel dan kemudian menyatakan kuasa dan kemualiaaNya, yang
membuat bangsa-bangsa di sekitar umat Israel, menyaksikan kuasa Allah itu lalu
mereka tertarik dan datang untuk mengetahui rahasia kekuatan bangsa Israel.
Dampaknya ialah mereka dapat terhisap kedalam rancangan keselamatan Allah (Gerakan Sentrifugal). Kedua,
pola di atas tentu sangat berbeda dengan apa yang dinampakkan dalam Perjanjian
Baru, dimana Yesus diutus ke dalam dunia, kemudian Ia memanggil para muridNya
lalu mempersiapkan mereka; setelah dipersiapkan secara baik maka mereka pun
diutus ke dalam dunia (Gerakan
Sentripetal).
2. Tujuan
Amanat
Secara sederhana tujuan amanat Allah
yaitu memuridkan manusia agar ia hidup dalam kasih karunia Allah dan memperoleh
hidup yang kekal. Dalam konteks ini manusia mengalami dan menjalani hidup dalam
Persekutuan (koinonia), Kesaksian (marturia) dan Pelayanan (diakonia). Tujuan amanat ini dapat
dibandingkan juga dengan penyampaian Rasul Paulus melalui suratnya kepada
Jemaat di Efesus, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala” (Ef 4:11-15).
3.
Penerima Amanat (Subjek
Pekabaran Injil)
Alamat dan sasaran pekabaran Injil
yaitu manusia yang telah diciptakan oleh Allah sendiri menurut gambar dan rupa
Allah (kej. 1:26). Injil datang menjumpai manusia dalam bahasa, adat istiadat
atau budaya dan tempat dimana manusia itu berada.
4. Tempat
Pemberitaan Injil.
Dunia yang didiami manusia merupakan tempat atau alamat Injil
diberitakan. Dunia menjadi panggung pendemonstrasian Kasih Allah bagi manusia,
yaitu Injil (Kabar Baik). Injil
merupakan wujud Kasih Allah yang sangat perlu dimiliki oleh setiap manusia yang
mendiami dunia ini. Karena itu, Injil bukanlah sesuatu yang mengambang
melainkan kongkrit dalam pentas hidup manusia dan dunia tempat ia berkarya.
B.
TANAH PAPUA SEBAGAI
SALAH SATU MEDAN PEKABARAN INJIL.
Papua sebagai salah satu medan
pekabaran Injil kerana gerakan pekabaran Injil yang berawal dari pemanggilan
para murid Yesus sampai pada masa berdirinya gereja mula-mula, dunia atau oikos (bhs. Yun) menjadi sasaran dan
medan pekabaran Injil. Gerakan tersebut dapat dilihat dari misi pekabaran Injil
yang melahirkan gereja-gerja di benua Eropa, kemudian menyebar ke Amerika lalu merambak ke benua Asia dan benua
Afrika. Misi pekabaran Injil yang berlangsung di Asia dan Afrika, berjalan
bersamaan dengan ekspansi Peradaban Barat (tahun 1492–1947), sehingga munculah pandangan
bahwa kekristenan adalah agama barat). Mengapa demikian ? Karena pengaruh Barat
sangat kuat mempengaruhi kehidupan manusia di medan-medan misi pekabaran Injil
tersebut. Hal itu dapat dilihat dari model/tipe bangunan gereja, litugi ibadah,
dls. Walaupun demikian, Injil dan kekristenan
itu tidak dapat diidentik dengan kolonialisme Barat. Karena setelah masa
kolonial berakhir Injil tidak berakhir,
melainkan bertumbuh dan berkembang sangat pesat menurut konteks
setempat.
Badan-badan Misi
pekabaran Injil terus mengembangkan pekerjaan mereka dan masih berlangsung
sampai hari ini. Misi Goshner, VEM/UEM
(Jerman), UZV, ZNHK (Belanda) dalam pengembangan Misis Pekabaran Injil di tanah
Papua sejak masa pelayanan Ottow dan Geissler tahun 1855–1956. Wajah Gereja
Kristen Injili Di Tanah Papua adalah buah dari pekabaran Injil para lemba
tersebut.
C.
GKI DI TANAH PAPUA
DALAM MISI PEKABARAN INJIL
Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua
ialah Persekutuan Jemaat-Jemaat Kristen Injili Di Tanah Papua, disingkat GKI Di
Tanah Papua (Tata Gereja Psl. 1).
Sejak berdirinya
Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua pada tanggal 26 Oktober 1956, data Sinode
GKI tahun 2011 menunjukan bahwa dalam
Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua terdapat 45
Klasis dan 11 Bakal Klasis. Jumlah Jemaat GKI Di Tanah Papua sebanyak
2100 Jemaat dan 147 Bakal Jemaat, serta terdapat 23 Pos Pekabaran Injil.
Sedangkan jumlah warga GKI Di Tanah Papua sebanyak 800.000 jiwa (Data sementara tahun 2010). Para
pekerja dalam gereja ini terdiri dari 956 Pendeta (laki-laki 507 orang dan
perempuan sebanyak 458 orang), Guru
Jemaat berjumlah 325 orang, Penginjil 119 orang, Vikaris 333 orang, Pengajar 347 orang, dan Pergawai Administrasi
sebanyak 1.216 orang.
1.
Strategi
dan Pola Pengembangan Pekabaran Injil:
Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua masih mengadopsi pola dan startegi
sejak jaman Zending (Pemberitaan Firman,
Pendidikan/Pelatihan, Kesehatan). Mengapa demikian? Karena pola dan strategi
tersebut masih relefan dengan situasi pada saat ini. Dewasa ini situasi telah
mengalami perobahan akibat perkembangan ilmu peengetahuan dan tehknologi serta
arus modernisasi yang tidak dapat dibendung termasuk situasi politik dan
keamanan di wilayah Papua. Tantangan lain yang dihadapai oleh Gereja adalah
letak geografis yang sulit, Peduduk yang hidupnya masih nomaden
(berpindah-pindah), juga tenaga penginjil yang pengetahuan mereka /sumber daya
yang terbatas, kurangnya saran penunjang (transportasi dan komunikasi) serta
kurangnya perhatian dan sikap apatis dari warga GKI yang lainnya.
a) Melihat
perkembangan seperti yang digambarkan diatas maka, pertanyaan bagi kita saat
ini, “Bagaiman pola dan strategi
Pekabaran Injil GKI dalam
realitas masa kini?
b) (Sosial
Ekonomi, Kesehatan Pendidikan, Lingkungan Hidup , Politik dan keadilan).
2. Paradigma dalam GKI tentang Pekabaran
Injil dan pergeseran Nilai yang sedang
terjadi dalam kehiudpan masyarakat, membutuhkan rumusan pekabaran Injil yang
tepat dengan pola dan strateginya untuk
menata dan membangun misi PI dalam GKI Di Tanah Papua.
Masa Pra Pekabaran Injil Masa Pekabaran Injil Masa Post Pekabaran Injil
a)
Wilayah
Mana saja yag dikategorikan sebagai medan PI di GKI? : Ada 14 titik wilayah
menurut pemetaan dari MAF (Mission Aviation Alince) Papua yang didalamnya
termasuk wilayah-wilayah yang menjadi medan Pekabaran Injil GKI.
b)
Bagaimana
Dukungan dari dalam GKI utk Misi PI – startegi mengembangkan Pos PI. (Tata
Gereja Bab II psl. 3 Tentang Pembentukan Jemaat) – Target waktu Bianaan dan
pendampingan jemaat Pembina ?, (Dukungan bagi penginjil; Pola lama.
c) Program
Kemitraan : Internal GKI dan
Eksternal Mitra Luar –Nasional dan
Internasional (Sejauh mana telah berjalan ?)
d) Lingkungan
hidup : Dampak Perubahan Iklim akibat Eksploitasi Hutan. (sejauh mana telah
berjalan ?
e) Penegakan
Hukum dan Penegakan HAM (Menghargai Hak-Hak dasar orang Asli Papua. (Sejauh
mana implementasinya ?.)
f) Gereja
Kesehatan dan HIV/AIDS. (Tingginya angka kematian Ibu dan Anak)
Sekian-Terimakasih
Syalom!!
(Materi ini disampaikan pada Konferensi Pekebaran Injil ke-II GKI Di Tanah Papua pada 1-3 Februari 2013 di Sorong, Papua Barat)
(Materi ini disampaikan pada Konferensi Pekebaran Injil ke-II GKI Di Tanah Papua pada 1-3 Februari 2013 di Sorong, Papua Barat)
0 komentar:
Posting Komentar