PEKABARAN INJIL GKI DI TNAH PAPUA
DALAM PERSPEKTIF MARTURIA
Sebuah Reinterpretasi
Pdt.
Daniel Kaigere, S.Th
PENGANTAR
Pada
tanggal 5 Februari 2013, usia Pekabaran Injil bagi Gereja Kristen Injili Di
Tanah Papua akan memasuki satu setengah abad lebih, atau tepatnya 158 tahun.
Dalam usia seperti ini pasti telah
banyak hal yang dikerjakan. Namun sebagai Gereja yang Injili, GKI harus
konsisten pada panggilannya di dalam Kristus, serta Amanatnya sebagai gereja
yang terus memberitakan Injil Kristus (Tata Gereja, Bab II, Pasal 6, ayat 1).
Amanat ini harus diemban secara bertanggung jawab dan kontinyu, serta
dievaluasi dalam moment-moment khusus gerejawi (Sidang, Konferensi, Konsultasi).
Adalah
tepat bahwa pada Konferensi Misi Pekabaran Injil ini, dilakukan evaluasi
terhadap tugas tanggung jawab gereja. Tugas konferensi yang kedua ini adalah
melakukan pencerahan terhadap pemahaman bersama dalam tugas gereja di bidang
Kesaksian, Persekutuan dan Pelayanan.
Secara
khusus tugas dari sesi ini adalah melakukan pencerahan atau tepatnya
re-interpretasi terhadap apa itu tugas kesaksian gereja serta penerapannya
dalam GKI Di Tanah Papua. Maksud penerapan disini adalah tentang optimalisasi perangkat dan struktur Gereja Kristen Injili Di Tanah
Papua, dalam pelaksanaan Misi Pekabaran Injil. Oleh sebab itu, sesi ini diberi
judul: MISI PEKABARAN INJIL DALAM
PERSPEKTIF MARTURIA: Sebuah Re-interpretasi.
Tujuan akhir sesi ini ialah
:
Tujuan akhir dari
sesi ini ialah adanya pencapaian pemahaman bersama tentang Marturia sebagai salah
satu cakupan dari Misi Pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja.
Seluruh alat
pelayanan gereja serta perangkat strukturnya di berbagai aras ( Jemaat, Klasis
dan Sinode ) dapat menjadi alat Marturia
yang ampuh.
MISI PEKABARAN INJIL
Pengertian Misi
Asal
kata dari missio (bhs. Latin) yang artinya: pengutusan.
Dalam Greek New Testament (Alkitab PB berbahasa Yunani) digunakan istilah apesteilas,
apesteilas yang artinya juga sama,
yaitu pengutusan.
Mengapa Gereja Melakukan Misi?
Mengapa Gereja
melaksanakan Misi? Karena Amanat Kristus: “Sama seperti Engkau
telah mengutus Aku
ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;” (Yoh.
17:18). “...Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus
kamu.” (Yoh.20:21). Gereja melakukan misi/pengutusan oleh karena Amanat
Kristus. Bagaimana Gereja melakukan
misi? Yesus berkata: “Lihatlah, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti.” (Mat.10:16).
Pengutusan
Yesus terhadap gereja, memberi gambaran tentang kesulitan dan
tantangan/penderitaan yang setiap saat pasti dihadapi. Bdk. Yesaya 42:3 “QANIM
MENORAH”.
Pekabaran Injil
Istilah
Pekabaran Injil sebenarnya sebuah istilah dalam bahasa Indonesia yang sulit
mendapat padanan kata dalam Greek New Testament (PB bhs. Yunani), walaupun
menurut sintaksis bahasa Indonesia istilah ini
benar. Namun istilah Penginjilan (Eu anggelion, euaggelion) lebih tepat
untuk digunakan, karena kata ini memiliki padanan kata dalam Greek New
Testament (GNT), secara khusus dalam Injil Sinoptis, Yohanes dan Surat-Surat
Paulus. (Mat.4:23; Mrk.1:14, 15; I Kor. 9:14, 16; ). Aktifitas Pekabaran Injil
dalam Injil Matius mulai dicatat pada ps.4:23.
MARTURIA
“Tetapi
kamu akan menerima kuasa (dunamin ), kalau Roh Kudus turun ke atas kamu (epeltontos tou agiou pneumatos ), dan
kamu akan menjadi saksiKu(martures)
di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis.
1:8). Catatan Lukas di atas menjadi acuan bagi gereja tentang tugas martures.
Menjadi saksi (martir) tidak mudah. Sebab bersaksi bukan sekedar
berbicara/bernyanyi. Istilah martir berasal dari dunia pengadilan. Menjadikan
segala bangsa murid Yesus…Mateteusate
panta ta etne.. (Mat.28:19). Membuat domba menjadi gembala….Poimaine ta probata mou (Yoh.21:16).
Tujuan Akhir Marturia Gereja menjadikan
segala bangsa murid Yesus…Mateteusate panta ta etne.. (Mat.28:19). Membuat
domba menjadi gembala….Poimaine ta
probata mou (Yoh.21:16).
MARTURIA DALAM GKI DI TANAH PAPUA
GKI
telah memiliki amanat untuk bermarturia (Tata GerejaPs.6:1). Amanat ini masih
terus dilakukan hanya dalam tugas jabatan gereja. Gereja perlu memikirkan ulang
dan merumuskan pola-pola khusus dalam rangka memahami arti Imamat Am orang
percaya tentang implementasi tugas marturia, bagi warga gereja. Apakah
perangkat struktur gereja kita telah maksimal menopang Misi Penginjilan Gereja
?
PENUTUP
Akhirnya,
pada akhir sesi ini, ada beberapa pokok pikiran yang sedianya Saya sampaikan
sebagai saran /usul:
1. Program
Pekabaran Injil tingkat Klasis dan Jemaat harus memberi tempat yang besar bagi
pembinaan dan pelatihan terhadap tugas penginjilan; dan
2. Setiap
sidang-sidang Gerejawi (Jemaat, Klasis dan Sinode) harus ditampilkan tentang
statistik petobat baru (orang Kristen baru)
Sekian dan terimakasih
0 komentar:
Posting Komentar