Minggu, 28 Juli 2019

Juli 28, 2019

 MEMAHAMI TENTANG HAL BERDOA


PENDAHULAN
Yesus Berdoa
Ada seorang pemuda gereja berkata pada saya begini: “Bagaimana memahami cara berdoa yang benar?Mendengar pertanyaan itu pikiran saya menjadi terganggu. Muncul pertanyaan dalam batin saya, ada apa sehingga pemuda itu bertanya demikian? Apakah dia tidak paham tentang doa yang sering diucapkannya kepada Tuhan? Ataukah, dia benar-benar setia berdoa tapi Tuhan belum juga menjawab seluruh permintaannya. Namun ada benarnya juga bila memahami pertanyaan itu. Sebab menurut saya, semua orang bisa berdoa, tetapi belum tentu ia paham tentang doa yang sering disampaikannya kepada Tuhan.
Bicara soal bagaimana cara berdoa yang benar ini kaitannya dengan cara atau metode doa kita kepada Tuhan. Adakah metode yang manjur dalam cara berdoa yang benar sehingga Tuhan dapat mengabulkan doa kita? Tentu saja hal demikian tidak dapat dipastikan dengan tepat. Mengapa? Karena doa kita kepada Tuhan tidak dituntut suatu model, metode yang baku, sehingga mudah permohonan kita dijawab Tuhan. Ingat, bahwa doa yang dijawab oleh Tuhan itu adalah permohonan yang dikehendaki-Nya. Eka Dharma Putera, seorang teolog Indonesia, pernah berkata “Doa kita tidak dapat mengubah keputusan Tuhan, tetapi ia sanggup menggetarkan hati Tuhan.” Artinya bahwa doa kita, seindah apa pun kata-katanya, bukan menjamin jawaban Tuhan, melainkan semua dibawah keputusan-Nya.

APA ITU DOA
Sebelum memahami materi ini lebih lanjut, baiklah kita perlu mengerti tentang apa itu Doa. Bicara tentang pengertian doa, yang pasti setiap orang mempunyai pengertiannya masing-masing. Ada yang berkata bahwa doa itu adalah permohonan, permintaan kepada Tuhan.  Ada pula yang mengatakan doa itu adalah nafas orang Kristen. Selain itu, doa juga dimengerti sebagai percakapan/komunikasi antara pemohon (manusia) dengan yang dimohon (Tuhan). Apakah semua pengertian ini salah? Tidak! Semuanya benar, tidak ada yang salah. Bisa saja, siapapun orangnya, akan menentukan pengertian doa menurut standar pengalaman imannya kepada Yesus.
Tidak mengurangi rasa hormat dengan sejumlah pengertian doa di atas atau pun pengertian doa menurut saudara-saudara, saya hanya sekedar merumuskan secara sederhana tetang doa kepada kita semua. Doa adalah sarana pergaulan dengan Tuhan. Artinya bahwa doa merupakan sarana dialog dekat dengan Tuhan. Di dalam isi dialog itu ada banyak hal yang disampaikan manusia kepada Tuhan sebagai Maha Pendengar dan Maha Penjawab.  Karena itu doa adalah permohonan dan jawaban.

AJARAN ALKITAB TENTANG DOA
Jauh sebelum Yesus mengajarkan kita tentang doa, para nabi dan imam dalam dunia Perjanjian Lama telah memiliki pengertian tentang doa. Bahwa doa adalah menyeruh/memanggil nama Tuhan (Kej 4:26; 12:8; 21:33). Nama Allah disebut di dalam doa atau permohonan. Terlihat kalau ada hubunga yang dekat dan harmonis antara manusia dan Allah di dalam doa.
Di masa Yesus Kristus (PB), doa adalah yang terpenting dalam pekerjaan-Nya. Bila kita mencermati seluruh pengajaran Yesus tentang doa begitu tergambar jelas dalam perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Misalnya dalam Lukas 11:5-8 Yesus mengajarkan tentang kesungguhan dalam hal berdoa, Lukas 18:1-8 tentang ketekunan dalam hal berdoa, Lukas 18:10-14 ketekunan dan kerendahan hati dalam hal berdoa, sebab dengan sikap tinggi hati berarti menutup wajah Allah terhadap doa kita, Matius 18:21-35 mengajar tetang kasih di dalam doa, Matius 6:5; 23:14; Markus 12:38-40; Lukas 20:47 menegaskan tentang doa yang sederhana dan bersih dari kepura-puraan. Intensitas dalam doa (bnd Markus 13:33; 14:38; Mat 26:41). Doa pun harus penuh pengharapan (Mrk 11:24), Doa juga berdasarkan iman dan penyerahan kepada kehendak Allah (Mrk 9:23), dan doa setiap orang percaya dinaikan kepada Allah di dalan nama Yesus Kristus (Yoh 14:13; 15:16; 16:23). Berdoa dalam Kristus berarti berdoa seperti Kristus berdoa (inilah sifat asasi bagi doa Kristen). Mengenai praktek doa, Yesus mengajarkan bahwa doa itu harus dilaksanakan secara tersembunyi (Luk 5:15; 6:12). Doa pun berisikan ucapan syukur kepada Allah (Luk 10:21; Yoh 16:11; 11:14; Mat 26:27).
Rasul Paulus juga memiliki pandangan tentang doa, yang tentu saja berdasarkan pada ajaran Yesus Kristus. Setelah Paulus bertobat dan percaya pada Yesus Kristus, pengalaman imannya menjadi dasar pandangannya tentang doa. Menurut rasul ini, doa ialah ucapan syukur, syafaat, perealisasian kehadiran Allah (bd Tes 1:2; Ef 1:16). Bahkan ia percaya kalau Roh Kudus yang membantunya dalam hal berdoa (Rm 8:14, 26). Juga, doa itu tidak asal-asalan melainkan butuh kecerdasan Kristen (1 Kor 14:14-19). Menurut Paulus, doa bersifat hakiki (Rm 12:12) dan sebagai senjata orang Kristen (Ef 6:13-17).

BENTUK DOA
Perlu dipahami bersama bahwa bentuk doa-doa kita pasti berisikan beberapa unsur penting, yaitu:
1.            Pujian
Dalam mencoba meringkaskan hal-hal yang sepatutnya isi dari doa Kristen, kita harus memulainya bukan dengan permohonan, tetapi pasrah pada kemurahan hati Tuhan. Dalam kata-kata pemazmur, ”Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga” (Maz 34:4; 145:3). Dalam rangka itu, tidak seorang Kristen pun perlu tergesa-gesa mengemukakan hal-hal apabila berdoa.
2.            Ucapan syukur
Pujian dan ucapan syukur segera membimbing kepada pengucapan syukur. Ucapan syukur yang biasanya diungkapkan dalam doa intinya berkaitan erat dengan kabaikan, kasih, rahmat pemeliharaan Tuhan. Rasul Paulus berkata: “Ucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” (Ef 5:20; Kol 4:2, 2:7; dan 1 Tes 5:16-18). Ingat, tidak berterima kasih adalah ketidaksetiaan!
3.            Pengakuan
Dalam setiap doa Kristen harus ada unsur pengakuan akan segala dosa, sebab dosa sebagai penghalang jawaban Tuhan atas permohonan kita. Rasul Yohanes menegaskan bahwa “Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada pada kita,” (1 Yoh 1:8). Mengaku dosa berarti mengungkapkan dosa secara terbuka di hadapan Allah.
4.            Permohonan
Bicara soal permohonan manusia kepada Tuhan di dalam setiap doa, “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Yesus merupakan contoh doa yang sempurnah tentang suatu permohonan kepada Tuhan. Oleh sebab itu bicara soal permohonan dalam doa kita, doa yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya menjadi barometer setiap doa orang Kristen. Bila mencermati Doa Bapa Kami oleh Yesus, ada enam permohonan yang mencakup tiga bidang dan umumnya memohonkan tiga hal khusus: 1) supaya kemuliaan Allah menjadi nyata; 2) supaya kebaikan Allah menjadi nyata; dan 3) supaya kemurahan Allah menjadi nyata.

CARA BERDOA
  Bertolak dari penjelasan di atas maka pertanyaan kepada kita, lalu cara berdoa yang benar itu bagaimana? Mungkin yang dimaksud dengan cara di sini ialah perihal doa yang benar itu yang bagaimana? Menjawab pertanyaan ini, sangatlah sederhana sebagai umat Kristen belajar dari seorang Guru Agung, Yesus Kristus. Kita harus bisa bertanya bukan kepada manusia melainkan kepada Yesus bagaimana cara berdoa yang benar, sebagaimana yang pernah ditanyakan oleh para murid-Nya “Tuhan, ajarlah kami berdoa…” (Luk 11:1).
Sekali lagi saya tegaskan bahwa doa yang paling sempurnah adalah Doa Bapa Kami yang telah diajarkan Kristus kepada kita semua. Sebab di dalam doa itu tergambar tentan isi, bentuk, struktur dan karakter doa yang sebenarnya. Namun, ada banyak hal yang disampaikan Yesus secara praktis bagaimana doa yang benar itu. Bahwa doa yang benar adalah doa yang diungkapkan dengan:
1)           Kesungguhan;
2)           ketekunan dan kerendahan;
3)           Kesederhana dan bersih dari kepura-puraan;
4)           Pengharapan, iman dan kasih kepada kehendak Allah;
5)           Doa dimeteraikan di dalan nama Yesus Kristus;
6)           Doa itu dilaksanakan secara tersembunyi; dan
7)           Doa pun berisikan ucapan syukur kepada Allah.
 
Karena itu, perlu ditegaskan bahwa: 1) berdoa yang benar itu harus dimulai dari kedalaman niat hati yang murni; bukan dimulai dari cara apa Anda berdoa. Bukan dimulai dari bagaimana tangan terlipat, kepala tertunduk atau mata terpejam! Bukan pula dimulai dari kalimat yang hanya basa-basi keluar dari mulut, sementara hati masih terpenjara dalam benci, dendam, dan diselimuti awan keduniawian yang hitam! Ya, mulailah dari hati yang murni, dan ekspresikan dengan sepenuh jiwa raga secara nyaman, pantas, yang sekiranya layak Allah berkenan. 2) ungkapkan saja isi hati Anda secara wajar walau dengan kalimat yang sederhana, dengan kerendahan hati, tapi jelas dan bermakna. Bukan sekedar kata-kata indah yang hanya basa-basi semata. Apalagi kata-kata yang sifatnya membentak-bentak, memaksa-maksa Tuhan. Terlebih dengan Tuhan, ucapkanlah kalimat dengan sopan, karena Anda sedang berbicara dengan Raja di atas segala raja. Dan 3)  milikilah sikap berdoa layaknya seperti seorang anak kepada bapaknya; layaknya seorang anak yang meyakini bahwa bapaknya pasti lebih mendengarkannya, ketimbang dengan bapak orang lain. Ya, seperti seorang anak yang meyakini bahwa ayahnya pasti menyayangi dan mengasihinya; seperti seorang anak yang meyakini bahwa yang akan diberikan bapaknya kepadanya adalah pemberian yang baik, jika ia minta roti atau ikan yang nikmat dan menyenangkan, bukan diberikan batu atau ular atau yang mematikan! ((bdk.Mat. 7:8-11). Ya, seperti seorang Anak yang bergantung dan percaya sepenuhnya atas kebaikan, kemurahan dan kasih sayang bapaknya.

PENUTUP
  Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, doa adalah nafas kehidupan kita. Clement dari Aleksandria pernah berkata bahwa orang Kristen yang benar “berdoa sepanjang seluruh kehidupannya.” Selagi nafas kita masih diberikan Tuhan di dalam tubuh kita, maka doa kita pun tak pernah putu-putusnya kepada Tuhan. Doa kita adalah nafas kita sendiri. Karena itu, janganlah kita jenuh dalam berdoa sebab hidup kita ada di dalam keputusan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.

Shalom!
Pdt. Lucky Matui, S.Th

0 komentar:

Posting Komentar