MEMAHAMI TENTANG HAL BERDOA
PENDAHULAN
![]() |
Yesus Berdoa |
Ada seorang pemuda gereja
berkata pada saya begini: “Bagaimana memahami cara berdoa yang benar?” Mendengar pertanyaan itu pikiran
saya menjadi terganggu. Muncul pertanyaan dalam batin saya, ada apa sehingga
pemuda itu bertanya demikian? Apakah dia tidak paham tentang doa yang sering
diucapkannya kepada Tuhan? Ataukah, dia benar-benar setia berdoa tapi Tuhan
belum juga menjawab seluruh permintaannya. Namun
ada benarnya juga bila memahami pertanyaan
itu. Sebab menurut saya, semua orang bisa berdoa, tetapi belum tentu ia paham
tentang doa yang sering disampaikannya kepada Tuhan.
Bicara soal bagaimana cara berdoa yang
benar ini kaitannya dengan cara atau metode doa kita kepada Tuhan. Adakah
metode yang manjur dalam cara berdoa yang benar sehingga Tuhan dapat
mengabulkan doa kita? Tentu saja hal demikian tidak dapat dipastikan dengan
tepat. Mengapa? Karena doa kita kepada Tuhan tidak dituntut suatu model, metode
yang baku, sehingga mudah permohonan kita dijawab Tuhan. Ingat, bahwa doa yang
dijawab oleh Tuhan itu adalah permohonan yang dikehendaki-Nya. Eka Dharma
Putera, seorang teolog Indonesia, pernah berkata “Doa kita tidak dapat mengubah keputusan Tuhan, tetapi ia sanggup
menggetarkan hati Tuhan.” Artinya bahwa doa kita, seindah apa pun
kata-katanya, bukan menjamin jawaban Tuhan, melainkan semua dibawah
keputusan-Nya.
APA ITU DOA
Sebelum memahami materi ini lebih lanjut,
baiklah kita perlu mengerti tentang apa itu Doa. Bicara tentang pengertian doa,
yang pasti setiap orang mempunyai pengertiannya masing-masing. Ada yang berkata
bahwa doa itu adalah permohonan, permintaan kepada Tuhan. Ada pula yang mengatakan doa itu adalah nafas
orang Kristen. Selain itu, doa juga dimengerti sebagai percakapan/komunikasi
antara pemohon (manusia) dengan yang dimohon (Tuhan). Apakah semua pengertian
ini salah? Tidak! Semuanya benar, tidak ada yang salah. Bisa saja, siapapun
orangnya, akan menentukan pengertian doa menurut standar pengalaman imannya
kepada Yesus.
Tidak mengurangi rasa hormat dengan
sejumlah pengertian doa di atas atau pun pengertian doa menurut
saudara-saudara, saya hanya sekedar merumuskan secara sederhana tetang doa
kepada kita semua. Doa adalah sarana pergaulan dengan Tuhan. Artinya bahwa doa
merupakan sarana dialog dekat dengan Tuhan. Di dalam isi dialog itu ada banyak
hal yang disampaikan manusia kepada Tuhan sebagai Maha Pendengar dan Maha
Penjawab. Karena itu doa adalah permohonan dan jawaban.
AJARAN ALKITAB TENTANG
DOA
Jauh sebelum Yesus mengajarkan kita tentang
doa, para nabi dan imam dalam dunia Perjanjian Lama telah memiliki pengertian
tentang doa. Bahwa doa adalah menyeruh/memanggil nama Tuhan (Kej 4:26; 12:8; 21:33). Nama Allah
disebut di dalam doa atau permohonan. Terlihat kalau ada hubunga yang dekat dan
harmonis antara manusia dan Allah di dalam doa.
Di masa Yesus Kristus (PB), doa adalah yang
terpenting dalam pekerjaan-Nya. Bila kita mencermati seluruh pengajaran Yesus
tentang doa begitu tergambar jelas dalam perumpamaan yang diajarkan Yesus
kepada murid-murid-Nya. Misalnya dalam Lukas 11:5-8 Yesus mengajarkan tentang
kesungguhan dalam hal berdoa, Lukas 18:1-8 tentang ketekunan dalam hal berdoa, Lukas
18:10-14 ketekunan dan kerendahan hati dalam hal berdoa, sebab dengan sikap
tinggi hati berarti menutup wajah Allah terhadap doa kita, Matius 18:21-35
mengajar tetang kasih di dalam doa, Matius 6:5; 23:14; Markus 12:38-40; Lukas
20:47 menegaskan tentang doa yang sederhana dan bersih dari kepura-puraan.
Intensitas dalam doa (bnd Markus 13:33; 14:38; Mat 26:41). Doa pun harus penuh
pengharapan (Mrk 11:24), Doa juga berdasarkan iman dan penyerahan kepada
kehendak Allah (Mrk 9:23), dan doa setiap orang percaya dinaikan kepada Allah
di dalan nama Yesus Kristus (Yoh 14:13; 15:16; 16:23). Berdoa dalam Kristus
berarti berdoa seperti Kristus berdoa (inilah sifat asasi bagi doa Kristen). Mengenai
praktek doa, Yesus mengajarkan bahwa doa itu harus dilaksanakan secara
tersembunyi (Luk 5:15; 6:12). Doa pun berisikan ucapan syukur kepada Allah (Luk
10:21; Yoh 16:11; 11:14; Mat 26:27).
Rasul Paulus juga memiliki pandangan
tentang doa, yang tentu saja berdasarkan pada ajaran Yesus Kristus. Setelah
Paulus bertobat dan percaya pada Yesus Kristus, pengalaman imannya menjadi
dasar pandangannya tentang doa. Menurut rasul ini, doa ialah ucapan syukur,
syafaat, perealisasian kehadiran Allah (bd Tes 1:2; Ef 1:16). Bahkan ia percaya
kalau Roh Kudus yang membantunya dalam hal berdoa (Rm 8:14, 26). Juga, doa itu
tidak asal-asalan melainkan butuh kecerdasan Kristen (1 Kor 14:14-19). Menurut
Paulus, doa bersifat hakiki (Rm 12:12) dan sebagai senjata orang Kristen (Ef
6:13-17).
BENTUK DOA
Perlu dipahami bersama bahwa bentuk doa-doa kita pasti berisikan beberapa
unsur penting, yaitu:
1.
Pujian
Dalam mencoba meringkaskan hal-hal yang
sepatutnya isi dari doa Kristen, kita harus memulainya bukan dengan permohonan,
tetapi pasrah pada kemurahan hati Tuhan. Dalam kata-kata pemazmur, ”Besarlah Tuhan
dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga” (Maz 34:4; 145:3). Dalam
rangka itu, tidak seorang Kristen pun perlu tergesa-gesa mengemukakan hal-hal
apabila berdoa.
2.
Ucapan
syukur
Pujian dan ucapan syukur segera membimbing
kepada pengucapan syukur. Ucapan syukur yang biasanya diungkapkan dalam doa
intinya berkaitan erat dengan kabaikan, kasih, rahmat pemeliharaan Tuhan. Rasul
Paulus berkata: “Ucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” (Ef 5:20; Kol 4:2, 2:7; dan 1 Tes 5:16-18). Ingat, tidak berterima
kasih adalah ketidaksetiaan!
3.
Pengakuan
Dalam setiap doa Kristen harus ada unsur
pengakuan akan segala dosa, sebab dosa sebagai penghalang jawaban Tuhan atas
permohonan kita. Rasul Yohanes menegaskan bahwa “Jika kita berkata bahwa kita
tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada pada
kita,” (1 Yoh 1:8). Mengaku dosa berarti mengungkapkan dosa secara terbuka di
hadapan Allah.
4.
Permohonan
Bicara soal permohonan manusia kepada Tuhan
di dalam setiap doa, “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Yesus merupakan contoh
doa yang sempurnah tentang suatu permohonan kepada Tuhan. Oleh sebab itu bicara
soal permohonan dalam doa kita, doa yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya
menjadi barometer setiap doa orang Kristen. Bila mencermati Doa Bapa Kami oleh
Yesus, ada enam permohonan yang mencakup tiga bidang dan umumnya memohonkan
tiga hal khusus: 1) supaya kemuliaan
Allah menjadi nyata; 2) supaya
kebaikan Allah menjadi nyata; dan 3)
supaya kemurahan Allah menjadi nyata.
CARA BERDOA
Bertolak
dari penjelasan di atas maka pertanyaan kepada kita, lalu cara berdoa yang
benar itu bagaimana? Mungkin yang dimaksud dengan cara di sini ialah perihal doa yang benar itu yang bagaimana?
Menjawab pertanyaan ini, sangatlah sederhana sebagai umat Kristen belajar dari
seorang Guru Agung, Yesus Kristus. Kita harus bisa bertanya bukan kepada
manusia melainkan kepada Yesus bagaimana cara berdoa yang benar, sebagaimana
yang pernah ditanyakan oleh para murid-Nya “Tuhan, ajarlah kami berdoa…” (Luk 11:1).
Sekali lagi saya tegaskan bahwa doa yang
paling sempurnah adalah Doa Bapa Kami yang telah diajarkan Kristus kepada kita
semua. Sebab di dalam doa itu tergambar tentan isi, bentuk, struktur dan karakter
doa yang sebenarnya. Namun, ada banyak hal yang disampaikan Yesus secara
praktis bagaimana doa yang benar itu. Bahwa doa yang benar adalah doa yang diungkapkan dengan:
1)
Kesungguhan;
2)
ketekunan dan kerendahan;
3)
Kesederhana dan bersih dari
kepura-puraan;
4)
Pengharapan, iman dan kasih
kepada kehendak Allah;
5)
Doa dimeteraikan di dalan nama
Yesus Kristus;
6)
Doa itu dilaksanakan secara
tersembunyi; dan
7)
Doa pun berisikan ucapan syukur
kepada Allah.
Karena itu,
perlu ditegaskan bahwa: 1) berdoa yang benar itu harus dimulai dari kedalaman niat hati
yang murni; bukan
dimulai dari cara apa Anda berdoa. Bukan dimulai dari bagaimana tangan terlipat, kepala tertunduk atau mata terpejam! Bukan pula dimulai dari kalimat
yang hanya basa-basi keluar dari
mulut, sementara hati masih terpenjara dalam benci, dendam, dan diselimuti awan
keduniawian yang hitam! Ya, mulailah dari hati yang murni, dan ekspresikan
dengan sepenuh jiwa raga secara nyaman, pantas, yang sekiranya layak Allah
berkenan. 2) ungkapkan saja isi hati
Anda secara wajar walau dengan kalimat yang sederhana, dengan kerendahan hati,
tapi jelas dan bermakna. Bukan sekedar kata-kata indah yang hanya basa-basi
semata. Apalagi kata-kata yang sifatnya membentak-bentak, memaksa-maksa Tuhan.
Terlebih dengan Tuhan, ucapkanlah kalimat dengan sopan, karena Anda sedang
berbicara dengan Raja di atas segala raja. Dan 3) milikilah sikap berdoa
layaknya seperti seorang anak kepada bapaknya; layaknya seorang anak yang
meyakini bahwa bapaknya pasti lebih mendengarkannya, ketimbang dengan bapak
orang lain. Ya, seperti seorang anak yang meyakini bahwa ayahnya pasti
menyayangi dan mengasihinya; seperti seorang anak yang meyakini bahwa yang akan
diberikan bapaknya kepadanya adalah pemberian yang baik, jika ia minta roti
atau ikan yang nikmat dan menyenangkan, bukan diberikan batu atau ular atau
yang mematikan! ((bdk.Mat. 7:8-11). Ya, seperti seorang Anak yang bergantung
dan percaya sepenuhnya atas kebaikan, kemurahan dan kasih sayang bapaknya.
PENUTUP
Sebagai
umat yang percaya kepada Tuhan, doa adalah nafas kehidupan kita. Clement dari
Aleksandria pernah berkata bahwa orang Kristen yang benar “berdoa sepanjang
seluruh kehidupannya.” Selagi nafas kita masih diberikan Tuhan di dalam tubuh
kita, maka doa kita pun tak pernah putu-putusnya kepada Tuhan. Doa kita adalah
nafas kita sendiri. Karena itu, janganlah kita jenuh dalam berdoa sebab hidup
kita ada di dalam keputusan Tuhan.
Tuhan
Yesus memberkati.
Shalom!
Pdt. Lucky Matui, S.Th
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.