Selasa, 30 Juli 2019

Juli 30, 2019

BERSAMA MEMILIKI IMAN YANG SAMA
Markus 2:1-12

Sepanjang pelayanan Yesus dalam dunia, hal terpenting yang dilihat oleh-Nya ialah IMAN. Setiap orang yang dilayani Yesus, baik yang sakit (buta, tuli, timpang, kerasukan setan, dls), maupun bagi mereka yang sehat dan setia mengikuti dan mendengar pengajaran-Nya, satu hal yang dituntut dari Tuhan ialah Iman. Mengapa dengan iman? Karena iman yang menyelamatkan, yang memulihkan, yang menyembuhkan, yang memberi pengharapan, sehingga Yesus lebih menekankan soal iman bagi orang yang percaya dan mengikuti-Nya. Keempat Injil, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes banyak memberi kesaksian tentang hal itu.
Apa itu iman? Dalam bahasa Arab dan juga bahasa Ibrani  iman berkaitan dengan kata aman, keamanan. Pada dasarnya kata iman berarti mantap, teguh, kokoh, stabil, tak tergoncangkan. Namun dalam peristilahan keagamaan, kata iman mendapat arti baru, yaitu yakin, pasti tentang sesuatu, pasti tentang Allah dan wahyu-Nya.” Maka kata iman kerap kali dipakai dalam arti “dengan pasti menerima kebenaran Allah, dan menaruh kepercayaan/keyakinan yang utuh, yang benar kepada Allah yang benar.
Dalam konteks PL iman dalam bahasa Ibrani emun dimengerti oleh kaum Israel sebagai kepercayaan penuh, utuh hanya kepada Allah yang diyakini sebagai Pencipta, Pembebas, Penolong, Penjaga dan Pemelihara. Hal ini merupakan ungkapan kesungguhan kepercayaan yang sempurnah kepada Allah. Sedangkan dalam konteks PB iman dalam bahasa Yunani disebut pisteuo mempunyai arti percaya pada Tuhan yang diandalkan sebagai Penolong, Pelindung, Penjaga, Pemelihara, dls. Mengapa Tuhan diandalkan? Karena diyakin Tuhan itu akan menjaga, melindungi, memberkati, memelihara, menjawab segala yang diinginkan oleh manusia yang menaruh seluruh hidupnya kepada pengaturan Allah. Itulah iman.
Dalam cerita orang lumpuh disembuhkan ini, kita dapat melihat bagaiman suatu tindakan nyata iman dari beberapa orang yang membawa seorang lumpuh pada Yesus untuk disembuhkan. Ada apa dengan Yesus sehingga beberapa orang itu membawa seorang lumpuh kepada-Nya. Kesaksian kongkrit membuktikan kalau Yesus itu sanggup menyembuhkan orang yang sakit. Keyakinan itulah yang memotivasi beberapa orang itu membawah saudara mereka dipertemukan dengan Yesus untuk dipulihkan. Bahwa Yesus yang diandalkan, yang diyakini, yang dipercaya sanggup memulihkan orang lumpuh itu.
Ketika Yesus berhadapan muka dengan si lumpuh yag diturunkan dari atas atap rumah, Ia mengajar, perhatian-Nya bukan pada si lumph itu, melainkan pada iman keempat orang yang menggotong si lumpuh tadi. Bahwa dengan iman, kepercayaan penuh, penyerahan pengharapan yang dinyatakan lewat usaha, kerja keras keempat penggotong itu, Yesus tersentak. Kalau hanya membawa tanpa memiliki iman dan pengharapan kepada Yesus,  tentu saja, keyakinan saya, usaha mereka pasti gagal. Sebab dengan iman ada usaha bersama, ada tindakan dan harapan bersama. Keempat penggotong itu membawa si lumpuh tadi berdasarkan iman dan pengharapan yang sama bahwa hanya kepada Yesus yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yesus butuh iman bersama yang sama, harapan bersama yang sama, usaha bersama yang sama. Oleh karena iman dan pengharapan bersama yang sama kepada Yesus, dan dengan memiliki usaha bersama kepada Yesus yang sama, tindakan penyembuhan itu terjadi. Ternyata iman bersama, pengharapan bersama kepada Tuhan yang sama menjadi kunci jawaban Yesus atas pergumulan mereka bersama.
Iman yang sama kepada Yesus yang sama bagi beberapa orang itu membuat hati Yesus tergerak kasih untuk memulihkan kondisi kelumpuhan si lumpuh itu. Bila dicermati baik maka kita dapat mengerti kalau iman bersama menjadi power (kekuatan) yang bisa menarik perhatian dan tindakan Tuhan secara nyata. Percuma  bila memiliki iman yang sama tetapi kebersamaan tidak terbangun baik, mana mungkin mujizat itu menjadi nyata; mana mungkin kerja mereka membuahkan hasil, mana mungkin pergumulan mereka menjadi terjawab. Karena itu, iman yang sama bila disatukan kepada Yesus maka semua harapan pasti terjawab.

Refleksi
1.            Setiap keluarga Kristen memiliki pergumulan bersama, dan tentunya kita pun punya keyakinan yang sama kepada Yesus Kristus. Ingat, Yesus sanggup melakukan apa yang kita harapkan secara bersama berdasarkan iman kepada Yesus yang utuh. Yesus butuh iman yang fokus pada-Nya dan menolak iman yang dualistis. Iman yang setengah-setengah adalah iman yang tidak sanggup meyakini Tuhan melakukan suatu perubahan secara nyata. Mau menyaksikan keajaiban Tuhan secara nyata dalam hidup kita? Kalau mau, tarulah keyakinan imanmu sungguh-sungguh kepada Yesus, dan lihatlah tindakan Tuhan yang bakal nyata dalam hidupmu.
2.            Dalam kehidupan bergereja tentu kita kita semua punya pergumulan yang sama. Ada tugas bersama yang sedang digumuli oleh setiap persekutuan orang percaya (gereja) di manapun tempatnya. Ada gereja yang sedang bergumul dengan pembangunan fasilitasnya, pergumulan pembangunan rohani anggota jemaatnya, sampai pada pergumulan pelayanan diakonia bagi anggota-anggota jemaatnya yang layak diperhatikan. Cerita penulis Injil Markus mau memotivasikan kita bahwa Yesus sanggup bertindak melakukan semua yang kita harapakan, tetapi kembali pada diri kita sebagai persekutuan bersama, adakah kita membawa semua pergumulan itu secara bersama-sama kepada Yesus Kristus? Yesus butuh iman yang utuh kepada-Nya dan iman itu dinyatakan secara bersama-sama dengan suatu harapan, Yesus sanggup menolong gereja-Nya. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar