Kamis, 12 Maret 2020

Maret 12, 2020


TURUN BERSAMA KAMPUNG
(TUBERKAM)
DI JEMAAT GKI KARMEL SKOUW YAMBE


PENDAHULUAN
TUBERKAM atau Turun Bersama Kampung oleh para pendeta se-Klasis GKI Port Numbay merupakan salah satu bentuk pelayanan pembangunan mental dan spiritual dalam rangka mensyukuri HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di Tanah Tabi yang ke-110 tahun 2020.
Badan Pekerja Klasis Port Numbay, dalam hal ini Komisi Pekabaran Injilnya telah membagi para pendeta ke sepuluh kampung yang akan dilayaninya, di antaranya Kampung Waena, Kampung Kayu Batu, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, Kampung Kayu Pulo, Kampung Skouw Yambe, Kampung Engros, Kampung Nafri, Kampung Yoka dan Kampung Tobati. Secara khusus di Kampung Skouw Yambe para pendetanya terdiri dari sembilan orang pendeta, diantaranya:

1.  Pdt. L. Matui
2.  Pdt. TH.Y. Puhili
3.  Pdt. L. Patandianan
4.  Pdt. H. Wibowo
5.  Pdt. A.D. Auparai
6.  Pdt. S. Mandibodibo
7.  Pdt. E. Mansawan
8.  Pdt. H. Latuheru
9.  Pdt. F. Suripatty
10.        Pdt. H. Warbal

PELEPASAN PESERTA
Sebelum peserta Tuberkam menuju pada lokasi pelayanan di sepuluh kampung di Kota Jayapura, Wali Kota Jayapura, Pnt. DR. Benhur Tomi Mano, MM, menyampaikan sambutan dan dengan resmi melepaskan para pendeta melaksanakan Tuberkam, yang didamping oleh Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Badan Pekerja Klasis Port Numbay. Mengakhiri sambutan Wali Kota Jayapura, dan mengawali Tuberkam para pendeta di Klasis Port Numbay, Pdt. I. Rumbiak, S.Th, Wakil Sekretaris memanjatkan doa syukur bagi kegiatan yang dimaksud.

KEGIATAN TUBERKAM 2020        
Adapun kegiatan dalam acara TUBERKAM yang telah dilaksanakan di Jemaat GKI Karemal Skouw Yambe terdiri dari:
1.        Ibadah Singkat
F  MC oleh Pdt. H. Warbal, S.Si Teol
F  Pelayan Ibadah  dan Liturgis oleh Pdt. H. Warbal, S.Si Teol
2.        Perkenalan
F  Dipandu oleh Pdt. TH. Y. Puhili, S.Th
3.        Presentasi Materi
Ada tiga materi yang akan disampaikan dalam bentuk diskusi panel. Masing-masing pemateri memiliki waktu presentasi 15 menit, dengan topik materi:
F    Okultisme                 :  Pdt. A. Auparai, S.Th
F    Lingkungan Bersih :  Pdt. Menai
F    Pemberdayaan Dana Otsus : Pdt. L. Matui, S.Th
Penyampaian materi dalam bentk diskusi panel dan sering bersama peserta.
4.        Penutup: Pujian dan Doa berkat
§     Dipimpin oleh Pdt. A.D Auparai
5.        Foto Bersama
6.        Ramah-Tamah

PERLENGKAPAN TUBERKAM
1.        Peserta menggunakan pakain bebas rapi
2.        Alkitab, Nyanyian Rohani/Kidung Jemaat

WAKTU PELAKSANAAN
1.        Hari Jumaat, 6 Maret 2020
2.        Tempat Rumah Kediaman kepala Suku Kampung Skouw Yambe
3.        Jumlah peserta yang hadir dalam acara Tuberkam berjumlah 53 orang terdiri atas
§    Laki-laki         : 36 orang
§    Perempuan     : 17 orang
Terdiri dari utusan Pemerintah kampung, Bamuskam, Tokoh Agama (pendeta dan Majelis), Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda. 





TATA IBADAH
TUBERKAM DI JEMAAT GKI SKOUW YAMBE

1.        NYANYIAN BERSAMA (berdiri)
P+J  :   Menyanyi Ny.Roh 97:1 “Tuhan Allah Hadir”
Tuhan Allah hadir dalam rumah ini;  hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tunduklah semua,  tubuh serta jiwa juga.
T`rimalah sabda-Nya. Minta di berkati dan serahkan hati.
2.        SALAM PEMBUKA
Pel   :   Ibadah pembukaan TUBERKAM  menyambut 110 Tahun Injil masuk di Tanah Tabi, yang dilaksanakan siang ini, awal, pertengahan hingga akhirnya berlangsung di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
3.        LITANI PUJIAN (duduk)
Pel   :   Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.
Jem :   Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
P+J  :   Seperti embun gunung yang turun ke atas gunung-gunung Sion, sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
4.        PEMBERITAAN FIRMAN
§         Doa dan Pembacaan Alkitab
§         Refleksi
5.        PERSEMBAHAN
P+J  :   Menyanyi Ny.Roh 16 “Sekarang Bris Syukur”
1.     Sekarang b`ri syukur,  besarkan nama Tuhan.
      Pemimpin hidupmu yang mendengar seruan.
      Yang oleh Anak-Nya memb`ri anugerah
      dan tak terbilang pun mujizat berkat-Nya.
2.   Sempurna kaya-Nya,  oleh-Nya diberkati
semua anak-Nya, dengan sejaht`ra hati.
Roh Tuhan memberi kekuatan dan t`rang.
Diatas bah`ya maut, kuasa-Nya menang.
6.        DOA
7.        KIDUNG BERKAT (berdiri)
P+J  :   Menyanyi Ny.Roh 19 “Berkati dan Lindungi...Hu”
Berkati dan lindungi kami, Hu
Terangi kami dengan wajah-Mu, Tuhan Sayangi kami!
B`ri wajah-Mu tetap serta kami, ya Tuhan
B`ri kami s`lamat dan sejahtera!
Amin, amin.





PENGANTAR TUBERKAM
(Pnt. Drs. M. Tanaty)

Selamat siang. Syalom!
Yang kami kasihi bapak Wali Kota Jayapura, yang berkenan hadir untuk melepaskan para hamba Tuhan di Klasis Port Numbay, yang sebentar akan turun melaksanakan pelayanan di kampung-kampung di Kota Jayapura.
Ada tiga hal yang sudah disampaikan oleh BPK Port Numbay bagi para hamba Tuhan, sebelum melaksanakan Tuberkam, yaitu terkait dengan okultisme, ekologi dan pemanfaatan dana kampung secara bertanggung jawab oleh setiap kampung di wilayah Kota Jayapura.
Bapak Wali Kota yang kami hormati. Besar harapan BPK Port Numbay bahwa pada tanggal 10 Maret 2020 mendatang, tepatnya pada perayaan Ibadah Syukur HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di tanah Tabi, kami akan menyerahkan Dokumen Naskah Akademik RANPERDA Kota Jayapura tentang Perlindungan dan Pengelolaan Teluk Youtefa Bagi Kehidupan Berkelanjutan kepada Pemerintah Kota Jayapura.
Demikian penyampaian kami kepada bapak Wali Kota Jayapura, yang boleh berkenan hadir dalam acara pelepasan para pendeta yang telah siap melaksanakan Tuberkam di sepuluh kampung di Kota Jayapura. Mohon kesediaan bapak Wali Kota menyampaikan sambutannya serta melepaskan sejumlah pendeta yang kini telah siap turun bersama kampung di kota yang kita cintai bersama, yaitu Kota Jayapura.

 



SAMBUTAN
WALI KOTA JAYAPURA

Syalom!
§    Bapak Ketua Klasis bersama Badan Pekerja Klasis GKI Port Numbay yang saya kasihi.
§    Para Ketua Majelis Jemaat se Klasis Port Numbay, yakni para gembala, para pendeta yang saya kasihi dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.
Saudara-saudara sekalian, para gembala.
Pertama-tama, perlu saya sampaikan bahwa pada tanggal 10 Maret 2020 mendatang, tepatnya di pulau Metu Debi, kita akan merayakan Ibadah Syukur HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di tanah Tabi. Perayaan HUT Kota dan HUT Pekabaran Injil ini sudah berjalan dari tahun ke tahun. Salah satu program menyongsong HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di tanah Tabi itu, kegitana Tuberkam oleh para pendeta di Klasis Port Numbay dilaksanakan. Kita perlu diingat sekali lagi bahwa kampung-kampung yang nantinya dikunjungi oleh para pendeta adalah terdiri dari warga jemaat asal GKI Di Tanah Papua. Di kampung Kayu Batu terdiri dari orang GKI, di kampung Kayu Pulo hanya ada orang GKI, di kampung Tobati, kampung Enjros orang GKI, kampung Skouw Sae, Skouw Mabo, Skouw Yambe dan Nafri semuanya adalah orang GKI. Itulah umat kita GKI Di Tanah Papua. Karena itu saya hanya menitipkan umat-umat gereja ini kepada para pendeta, ketika saudara-saudara sekali turun dan melayani mereka.
          Saya hanya mau sampaikan kepada para pendeta sekalian bahwa di Kota Jayapura ini, saya telah sukses dengan pembangunan; di bidang infrastruktur, ekonomi. Tetapi, saya harus jujur mengatakan kepada para hamba Tuhan sekalian bahwa yang belum saya raih kesuksesannya adalah pembangunan manusia yang takut kepada Tuhan.
          Para pendeta yang saya kasihi. Di kampung-kampung yang telah disebutkan tadi, sudah miliaran dana yang telah saya kucurkan pada kampung-kampung tersebut; dan dana tertinggi itu ada di kampung Koya Koso senilai Rp. 13 Miliar. Sedangkan kampung-kampung lainnya semuanya sekitar 8 dan 9 Miliar. Tetapi, dana itu, seperti saya membuang garam ke laut. Dana itu begitu besar namun tidak ada hasilnya, sehingga pembangunan iman itu tidak bertumbu, melainkan rapuh, karena berkat-berkat Tuhan itu tidak difungsikan dengan baik dan bertanggung jawab. Coba lihat seperti di kampung Kayu Pulo, Kayu Batu, apa yang mereka lakukan dengan dana yang besar itu? Padahal di kampung-kampung itu ada pendeta-pendeta GKI yang ditempatkan di situ.
          Di pemerintahan Kota Jayapura, saya sudah menegaskan bahwa ketika kita mengunjungi masyarakat di kampung-kampung, itu merupakan bagian dari pelayanan kemanusiaan kita kepada mereka. Dan hari ini para pendeta Klasis Port Numbay akan melaksanakan pelayanan di kampung-kampung tersebut, sebagaimana tugas panggilan gereja untuk melayani mereka, yaitu tugas diakonia. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan para pendeta, ketika tiba di kampung-kampung itu sebisa mungkin dapat mengingatkan mereka. Secara khusus terkait dengan penggunaan dana kampung, saya meminta kepada para pendeta agar dapat mengingatkan kepala-kepala kampung untuk menggunakan dana kampung itu secara baik, benar dan jujur bagi kemajuan kampungnya sendiri.
          Demikian pesan saya, mengingat para pendeta lagi berdiri di bawah terik matahari, maka sebelum mengakhiri sambutan ini, ada tiga hal yang boleh saya titipkan untuk disampaikan kepada umat/masyarakat di sepuluh kampung tadi, di antaranya: (1) menjaga kebersihan lingkungan kampung; (2) aktif dalam persekutuan sehingga gereja jangan terlihat kosong, dan (3) secara holistik kita semua dapat menjaga kota, kampung dan laut kita menjadi bersih, maka itu merupakan pelayanan kita kepada Tuhan. Sambil berharap kita semua dapat merayakan HUT Kota Jayapura sebagai rumah kita sendiri dan HUT ke-110 Tahun Pekabaran Injil di tanah Tabi dengan damai.
          Kepada para pendeta sekalian, saya, atas nama Pemerintah Kota Jayapura menyampaikan selamat jalan ke setiap kampung dan selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Sekian!




MATERI
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DAN JEMAAT
MELALUI DANA KAMPUNG


PENDAHULUAN
          Apa alasan mendasar sehingga lahirnya program Pemerintah tentang Dana Desa? Tentu saja alasannya ialah terkait dengan hal kemiskinan. Sejak dahulu kala, kemiskinan sudah dirasakan oleh nenek moyang kita.  Yesus pernah berkata kepada para murid-Nya bahwa hal kemiskinan itu selalu ada di sekiar kita (bnd Matius 26:11). Artinya, soal kemiskinan bukanlah kenyataan yang baru terjadi sekarang ini melainkan sudah ada sejak dahulu kala dan akan ada di setiap zaman.
          Di Indonesia, sejak bulan September 2019, persentase penduduk miskin di Indonesia tercatat sebesar 24,79 juta orang, yang terbagi dalam beberapa lokasi, di antaranya di daerah pedesaan angkanya paling tinggi yaitu sebanyak 14,93 juta orang. Sedangkan orang miskin di daerah perkotaan sebesar 9,86 juta orang. Ini data dari oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.

DASAR LAHIRNYA PROGRAM DANA DESA
Menanggapi realita angka kemiskinan dimaksud yang masih tetap tinggi, maka lahirlah strategi pembangunan yang dilakukan pemerintah sampai sekarang ini, yaitu Program Dana Desa/Kampung, yang sampai sekarang masih berjalan dengan maksud terus berupaya untuk mengatasi ketimpangan pembangunan secara khusus taraf hidup masyarakatnya. Pembangunan desa merupakan bagian yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional dan pembangunan daerah berdasarkan visi dan misi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Nah, dalam mewujudkan pembangunan desa, pemerintah desa merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat dan daerah di kampung. Pemerintah desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakarat desa yang bersangkutan. Oleh karena itu terbitnya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang bertujuan menciptakan desa yang mandiri dan memberdayakan masyarakat desa secara optimal.
TUJUAN PEMBERIAN DANA DESA/KAMPUNG
        Adapun tujuan pemberian dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara  (APBN) yaitu diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa dana desa yang berasal dari pusat tidak hanya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa, tetapi juga diperuntukkan untuk pemberdayaan masyakarat desa. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, pada pasal 19 ayat (2) dijelaskan bahwa dana desa sebagaimana dimaksud ayat (1) diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaa masyarakat desa.
KENYATAAN PEMBERDAYAAN DANA DESA
Perlu saya sampaikan bahwa Pengelolaan dana desa itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan program prioritas yang ditetapkan oleh pemerintahan desa. Tetapi, menurut saya, sampai saat ini berdasarkan fakta dilapangan  ternyata pengelolaan dana desa di desa-desa di tanah Papua ini masih terdapat banyak kesalahan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan desa. Saya sudah ikuti sampai sejauh ini, mulai dari  tahap PERENCANAAN dalam Musrembang, hampir masyarakat kampung tidak diikutsertakan dalam membahas program kampung berdasarkan kebutuah masyarakat kampung. Lalu kemudian, di tahap PENGGUNAAN DANA DESA, yang terlihat ialah penggunaan dana lebih cenderung pada program yang berdasarkan pada rencana kepala kampung, sehingga pada saat musrenbang desa masyarakat yang hadir hanya sebatas untuk mendengar. Program kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa tidak diketahui oleh masyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat lebih kepada pembangunan fisik. Pada tahap pembahasan rencana penggunaan dana desa yang dihadirkan hanya orang-orang tertentu saja sementara hasil dari pembahasan rencana penggunaan dana desa tidak diinformasikan kepada masyarakat secara umum sehingga masyarakat tidak mengetahui desa mendapatkan dana desa yang sangat besar dari pemerintah. Hal ini berimplikasi pada partisipasi masyarakat yang cenderung apatis (berdiam diri) pada kegiatan yang dilaksanakan pemerintah desa.
SKEMA PERENCANAAN
MUSREMBANG DESA
ANGGARAN PENDAPAT DAN BELANJA DESA (APB DESA)
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (RAPB DESA
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP)
 

1.    Musrenbang desa merupakan wadah untuk merencanakan kegiatan berdasarkan kebutuhan yang prioritaskan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Musrebang desa dilaksanakan pada bulan juli tahun anggaran berjalan dengan turut mengundang berbagai unsur masyrakat, tokoh agama, tokoh adat dan dihadiri oleh camat sebagai Pembina desa.
2.  Rencana Kerja Pembangunan (RKP) desa memuat rencana penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat desa. RKP desa berisi tentang evaluasi RKP tahun sebelumnya, prioritas program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola oleh pihak ketiga serta kewenangan penugasan dari tingkat pemerintah yang lebih tinggi. RKP disusun paling lama bulan september sebelum tahun anggaran berjalan karena RKP akan menjadi dasar untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa.
3.    Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disusun setelah di buat Rencana Kerja Pembangunan ( RKP). RAPB Desa di usulkan kepada Bupati melalui camat, apabila disetujui oleh bupati/Wali Kota maka pamerintah desa akan mengesahkan RAPB Desa tersebut menjadi APB Desa.
4.        Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Anggaran merupakan kegiatan dan sumber pendapatan dan biaya kegiatan kampung. Dalam APB Desa yang merupakan salah satu sumber pendapatan yaitu dana desa.
BERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA
Pertanggungjawaban  dana desa tidak terintegrasi dengan petanggungjawaban APBDesa, sehingga pertangungjawaban dana desa harus dibuat tepisah dengan laporan LPPD. Kepala desa menyampaikan laporan realisasi dana desa kepada bupati melalui camat. Pembuatan laporan yang dilakukan pemerintah desa yaitu dengan menggunakan bantuan pihak ketiga. Laporan realisasi penggunaan dana desa diharapkan jujur dan transparan.
DOA DAN HARAPAN GEREJA BAGI PENGELOLAH DANA DESA SECARA BAIK DAN BENAR
          Mungkin ada yang bertanya berapa dana kampung yang diberikan pemerintah Kota Jayapura untuk 14 kampung di kota ini? Saya punya data angka dana Kampung di 14 Kampung di Kota Jayapura tahun anggaran 2019 kemarin. Namun sebelumnya kita harus tahu bahwa pada tahun 2018 angka dana kampung yang dikucurkan pada 14 Kampung di Kota Jayapura mencapai Rp 104 Miliar. Lalu, di tahun 2019 ia berubah menjadi Rp 115 Miliar, dengan rincian sbb:
1.           Kampung Kayu Batu:  Rp. 7.107.036.000,-
2.           Kampung Tobati:  Rp. 7.038.424.000,-
3.           Kampung Kayu Pulo:  Rp. 8.071.647.000,-
4.           Kampung Enggros:  Rp. 8.065.828.000,-
5.           Kampung Nafri:  Rp. 8.142.815.000,-
6.           Kampung Koya Koso:  Rp.12.118.300.000,-
7.           Kampung Yoka: Rp. 9.241.828.000,-
8.           Kampung Waena:  Rp. 8.902.400.000,-
9.           Kampung Holtekamp:  Rp. 8.934.666.000,-
10.        Kampung Skouw Sae:  Rp. 8.065.552.000,-
11.        Kampung Skouw Yambe:  Rp. 7.203.012.000,-
12.        Kampung Skouw Mabo:  Rp. 7.577.332.000,-
13.        Kampung Koya Tengah:  Rp. 7.704.965.000,- 
14.        Kampung Mosso:  Rp. 7.484.086.000,-
Berdasarkan pembahasan Pemerintah Kota dan DPRD Kota bahwa di tahun 2020 ini, dari 14 kampung akan dirampingkan menjadi 10 kampung berdasarkan gugusan adat dan ondoafil. Kampung-kampung yang dirampingkan tersebut diantaranya:
1.        Kampung Kayu Batu,
2.        Kayu Pulau,
3.        Tobati,
4.        Enggros,
5.        Nafri,
6.        Yoka,
7.        Waena,
8.        Skouw Sae,
9.        Skouw Mabo, dan
10.     Kampung Skouw Yambe.
Bapak Wali Kota Jayapura, Pnt. DR. B.T. Mano pernah menjelaskan bahwa dana yang harus diberikan kepada setiap desa berkisar Rp. 3 miliar hingga Rp. 8 miliar untuk tahun anggaran 2020.
Melihat pengambilan keputusan pemerintah yang demikian, maka sebagai tokoh gereja, kami selalu berdoa dan terus memberi semangat bagi setiap pengelolah dana kampung agar:
1.        Harus melibatkan masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan agar terlibat langsung dalam menggumuli pertumbuhan dan kemajuan hidup masyarakat secara umum di tanah Papua dan khususnya sepuluh kampung di Kota Jayapura (termasuk Kampung Skouw Yambe).
2.        Pergunakanlah dana kampung itu sebagai anugerah Tuhan bagi pertumbuhan masyarakat (jemaat) di kampung secara benar, jujur dan adil demi kemuliaan Tuhan; sesuai dengan moto Kota Jayapura “Satu Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan (Hen Tecahi Yo Onomi T’Mar Ni Hanased).
PENUTUP
        Demikian penyampaian materi ini bagi kita semua. Kiranya dengan memiliki kebersamaan berpikir dan bertindak yang baik, kita sanggup melaksanakan tugas kepemimpinan dengan baik demi pertumbuhan dan kemajuan masyarakat dan jemaat ke arah yang lebih baik, sebagai wujud keyakinan kita kepada Tuhan Yesus Kristus.






USULAN PESERTA

1.       Ibu Theresia
Terkait dengan anak-anak di kampung Skouw Yambe yang hampir sebagian telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi, namun kenyataannya anak-anak itu sampai sekarang hanya tinggal menjadi penotong di kampungnya sendiri. Mengapa di kantor Distrik hampir yang dijumpai pegawainya adalah orang-orang dari luar, sedangkan anak-anak kampung sendiri tidak ada? Ini suatu kondisi yang tidak adil. Mengapa anak-anak kampung yang memiliki titel sarjana hanya cuma menjadi penotong saja? Menurut saya, ini sudah terjadi kesenjangan yang memunculkan kecemburuan sosial di antara masyrakat setempat. Jangan salah menilai, kalau sampai sekarang anak-anak kampung ini selalu saja mengisi waktu-waktu mereka hanya dengan minum minuma keras. Karena itu, saya mengusulkan kepada bapak wali Kota Jayapura, agar bisa memberi kesempatan bagi anak-anak di kampung ini untuk membangun kampungnya sendiri.
2.       Bapak Kepala Kampung
Sehubungan dengan program kerja yang telah dicanangkan bapak Wali Kota Jayapura tentang kebersihan lingkungan dan penggunaan dana desa secara bertanggung jawab, ini merupakan mimpi kita bersama. Tentu saja sebagai kepala kampung Skouw Yambe, kami pun sedang menggalang kesadaran bersama untuk menjaga dan menata kampung ini secara baik. Terkait dengan penggunaan dana kampung, saya pun berharap agar dana yang nantinya dikucurkan pada bulan Juli 2020, kami akan memaksimalkan secara baik demi kepentingan masyarakat, baik di bidang ekonomi, pendidikan, pariwisata, budaya, agar ke depan masyarakat kampung ini bisa bersaing dengan kampung-kampung yang lain. Kami pun sedang berupaya untuk menata kampung ini dengan memberi kesadaran bagi masyarakat agar dapat menjaga lingkungan kampung dan lautnya agar bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat kami.



















0 komentar:

Posting Komentar