TURUN BERSAMA KAMPUNG
(TUBERKAM)
DI JEMAAT GKI KARMEL SKOUW YAMBE
PENDAHULUAN
TUBERKAM atau
Turun Bersama Kampung oleh para pendeta se-Klasis GKI Port Numbay merupakan
salah satu bentuk pelayanan pembangunan mental dan spiritual dalam rangka
mensyukuri HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di Tanah Tabi yang ke-110
tahun 2020.
Badan Pekerja
Klasis Port Numbay, dalam hal ini Komisi Pekabaran Injilnya telah membagi para
pendeta ke sepuluh kampung yang akan dilayaninya, di antaranya Kampung Waena,
Kampung Kayu Batu, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, Kampung Kayu Pulo,
Kampung Skouw Yambe, Kampung Engros, Kampung Nafri, Kampung Yoka dan Kampung
Tobati. Secara khusus di Kampung Skouw Yambe para pendetanya terdiri dari
sembilan orang pendeta, diantaranya:
1. Pdt. L. Matui
|
2. Pdt. TH.Y. Puhili
|
3. Pdt. L. Patandianan
|
4. Pdt. H. Wibowo
|
5. Pdt. A.D. Auparai
|
6. Pdt. S. Mandibodibo
|
7. Pdt. E. Mansawan
|
8. Pdt. H. Latuheru
|
9. Pdt. F. Suripatty
|
10.
Pdt. H. Warbal
|
PELEPASAN PESERTA
Sebelum peserta Tuberkam menuju pada lokasi pelayanan di
sepuluh kampung di Kota Jayapura, Wali Kota Jayapura, Pnt. DR. Benhur Tomi
Mano, MM, menyampaikan sambutan dan dengan resmi melepaskan para pendeta
melaksanakan Tuberkam, yang didamping oleh Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Badan
Pekerja Klasis Port Numbay. Mengakhiri sambutan Wali Kota Jayapura, dan
mengawali Tuberkam para pendeta di Klasis Port Numbay, Pdt. I. Rumbiak, S.Th,
Wakil Sekretaris memanjatkan doa syukur bagi kegiatan yang dimaksud.
KEGIATAN TUBERKAM 2020
Adapun kegiatan dalam acara TUBERKAM yang telah
dilaksanakan di Jemaat GKI Karemal Skouw Yambe terdiri dari:
1.
Ibadah Singkat
F MC oleh Pdt. H. Warbal, S.Si Teol
F Pelayan Ibadah dan Liturgis oleh
Pdt. H. Warbal, S.Si Teol
2.
Perkenalan
F Dipandu oleh Pdt. TH. Y. Puhili, S.Th
3.
Presentasi Materi
Ada tiga materi yang akan disampaikan dalam bentuk diskusi panel.
Masing-masing pemateri memiliki waktu presentasi 15 menit, dengan topik materi:
F Okultisme : Pdt. A. Auparai, S.Th
F Lingkungan Bersih : Pdt.
Menai
F Pemberdayaan Dana Otsus : Pdt. L.
Matui, S.Th
Penyampaian materi dalam bentk diskusi panel dan sering bersama peserta.
4.
Penutup: Pujian dan Doa berkat
§ Dipimpin oleh Pdt. A.D Auparai
5.
Foto Bersama
6.
Ramah-Tamah
PERLENGKAPAN
TUBERKAM
1.
Peserta menggunakan pakain bebas rapi
2.
Alkitab, Nyanyian Rohani/Kidung Jemaat
WAKTU PELAKSANAAN
1.
Hari Jumaat, 6 Maret 2020
2.
Tempat Rumah Kediaman kepala Suku Kampung Skouw Yambe
3.
Jumlah peserta yang hadir dalam acara Tuberkam berjumlah
53 orang terdiri atas
§ Laki-laki : 36 orang
§ Perempuan : 17 orang
Terdiri dari utusan Pemerintah kampung, Bamuskam, Tokoh Agama (pendeta dan
Majelis), Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda.
TATA IBADAH
TUBERKAM DI JEMAAT GKI SKOUW YAMBE
1.
NYANYIAN BERSAMA (berdiri)
P+J : Menyanyi Ny.Roh 97:1 “Tuhan Allah Hadir”
Tuhan Allah hadir dalam rumah ini; hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tunduklah semua, tubuh serta jiwa juga.
T`rimalah sabda-Nya. Minta di berkati dan serahkan hati.
2.
SALAM PEMBUKA
Pel : Ibadah
pembukaan TUBERKAM menyambut 110 Tahun
Injil masuk di Tanah Tabi, yang dilaksanakan siang ini, awal, pertengahan
hingga akhirnya berlangsung di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
3.
LITANI PUJIAN (duduk)
Pel : Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan
rukun.
Jem : Seperti
minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
P+J : Seperti
embun gunung yang turun ke atas gunung-gunung Sion, sebab ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
4.
PEMBERITAAN FIRMAN
§ Doa dan Pembacaan Alkitab
§ Refleksi
5.
PERSEMBAHAN
P+J : Menyanyi Ny.Roh 16 “Sekarang Bris Syukur”
1.
Sekarang b`ri syukur, besarkan nama Tuhan.
Pemimpin hidupmu yang
mendengar seruan.
Yang oleh Anak-Nya memb`ri anugerah
dan tak terbilang pun mujizat berkat-Nya.
2. Sempurna
kaya-Nya, oleh-Nya diberkati
semua anak-Nya, dengan sejaht`ra hati.
Roh Tuhan memberi kekuatan dan t`rang.
Diatas bah`ya maut, kuasa-Nya menang.
6.
DOA
7.
KIDUNG BERKAT (berdiri)
P+J : Menyanyi Ny.Roh 19 “Berkati dan Lindungi...Hu”
Berkati dan lindungi kami, Hu
Terangi kami dengan wajah-Mu, Tuhan Sayangi kami!
B`ri wajah-Mu tetap serta kami, ya Tuhan
B`ri kami s`lamat dan sejahtera!
Amin, amin.
PENGANTAR TUBERKAM
(Pnt. Drs. M.
Tanaty)
Selamat siang. Syalom!
Yang kami kasihi
bapak Wali Kota Jayapura, yang berkenan hadir untuk melepaskan para hamba Tuhan
di Klasis Port Numbay, yang sebentar akan turun melaksanakan pelayanan di
kampung-kampung di Kota Jayapura.
Ada tiga hal yang
sudah disampaikan oleh BPK Port Numbay bagi para hamba Tuhan, sebelum
melaksanakan Tuberkam, yaitu terkait dengan okultisme, ekologi dan pemanfaatan
dana kampung secara bertanggung jawab oleh setiap kampung di wilayah Kota
Jayapura.
Bapak Wali Kota
yang kami hormati. Besar harapan BPK Port Numbay bahwa pada tanggal 10 Maret
2020 mendatang, tepatnya pada perayaan Ibadah Syukur HUT Kota Jayapura dan HUT
Pekabaran Injil di tanah Tabi, kami akan menyerahkan Dokumen Naskah Akademik RANPERDA
Kota Jayapura tentang Perlindungan dan Pengelolaan Teluk Youtefa Bagi Kehidupan
Berkelanjutan kepada Pemerintah Kota Jayapura.
Demikian
penyampaian kami kepada bapak Wali Kota Jayapura, yang boleh berkenan hadir
dalam acara pelepasan para pendeta yang telah siap melaksanakan Tuberkam di
sepuluh kampung di Kota Jayapura. Mohon kesediaan bapak Wali Kota menyampaikan
sambutannya serta melepaskan sejumlah pendeta yang kini telah siap turun
bersama kampung di kota yang kita cintai bersama, yaitu Kota Jayapura.
SAMBUTAN
WALI KOTA JAYAPURA
Syalom!
§ Bapak Ketua Klasis bersama Badan Pekerja Klasis GKI Port Numbay yang saya
kasihi.
§ Para Ketua Majelis Jemaat se Klasis Port Numbay, yakni para gembala, para
pendeta yang saya kasihi dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.
Saudara-saudara sekalian, para gembala.
Pertama-tama, perlu saya sampaikan bahwa pada tanggal 10
Maret 2020 mendatang, tepatnya di pulau Metu Debi, kita akan merayakan Ibadah
Syukur HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di tanah Tabi. Perayaan HUT
Kota dan HUT Pekabaran Injil ini sudah berjalan dari tahun ke tahun. Salah satu
program menyongsong HUT Kota Jayapura dan HUT Pekabaran Injil di tanah Tabi
itu, kegitana Tuberkam oleh para pendeta di Klasis Port Numbay dilaksanakan.
Kita perlu diingat sekali lagi bahwa kampung-kampung yang nantinya dikunjungi
oleh para pendeta adalah terdiri dari warga jemaat asal GKI Di Tanah Papua. Di
kampung Kayu Batu terdiri dari orang GKI, di kampung Kayu Pulo hanya ada orang
GKI, di kampung Tobati, kampung Enjros orang GKI, kampung Skouw Sae, Skouw
Mabo, Skouw Yambe dan Nafri semuanya adalah orang GKI. Itulah umat kita GKI Di
Tanah Papua. Karena itu saya hanya menitipkan umat-umat gereja ini kepada para
pendeta, ketika saudara-saudara sekali turun dan melayani mereka.
Saya hanya
mau sampaikan kepada para pendeta sekalian bahwa di Kota Jayapura ini, saya
telah sukses dengan pembangunan; di bidang infrastruktur, ekonomi. Tetapi, saya
harus jujur mengatakan kepada para hamba Tuhan sekalian bahwa yang belum saya
raih kesuksesannya adalah pembangunan manusia yang takut kepada Tuhan.
Para
pendeta yang saya kasihi. Di kampung-kampung yang telah disebutkan tadi, sudah
miliaran dana yang telah saya kucurkan pada kampung-kampung tersebut; dan dana
tertinggi itu ada di kampung Koya Koso senilai Rp. 13 Miliar. Sedangkan
kampung-kampung lainnya semuanya sekitar 8 dan 9 Miliar. Tetapi, dana itu,
seperti saya membuang garam ke laut. Dana itu begitu besar namun tidak ada
hasilnya, sehingga pembangunan iman itu tidak bertumbu, melainkan rapuh, karena
berkat-berkat Tuhan itu tidak difungsikan dengan baik dan bertanggung jawab.
Coba lihat seperti di kampung Kayu Pulo, Kayu Batu, apa yang mereka lakukan
dengan dana yang besar itu? Padahal di kampung-kampung itu ada pendeta-pendeta
GKI yang ditempatkan di situ.
Di
pemerintahan Kota Jayapura, saya sudah menegaskan bahwa ketika kita mengunjungi
masyarakat di kampung-kampung, itu merupakan bagian dari pelayanan kemanusiaan
kita kepada mereka. Dan hari ini para pendeta Klasis Port Numbay akan
melaksanakan pelayanan di kampung-kampung tersebut, sebagaimana tugas panggilan
gereja untuk melayani mereka, yaitu tugas diakonia. Oleh sebab itu, saya sangat
mengharapkan para pendeta, ketika tiba di kampung-kampung itu sebisa mungkin
dapat mengingatkan mereka. Secara khusus terkait dengan penggunaan dana
kampung, saya meminta kepada para pendeta agar dapat mengingatkan kepala-kepala
kampung untuk menggunakan dana kampung itu secara baik, benar dan jujur bagi
kemajuan kampungnya sendiri.
Demikian
pesan saya, mengingat para pendeta lagi berdiri di bawah terik matahari, maka
sebelum mengakhiri sambutan ini, ada tiga hal yang boleh saya titipkan untuk
disampaikan kepada umat/masyarakat di sepuluh kampung tadi, di antaranya: (1) menjaga
kebersihan lingkungan kampung; (2) aktif dalam persekutuan sehingga gereja
jangan terlihat kosong, dan (3) secara holistik kita semua dapat menjaga kota,
kampung dan laut kita menjadi bersih, maka itu merupakan pelayanan kita kepada
Tuhan. Sambil berharap kita semua dapat merayakan HUT Kota Jayapura sebagai
rumah kita sendiri dan HUT ke-110 Tahun Pekabaran Injil di tanah Tabi dengan
damai.
Kepada
para pendeta sekalian, saya, atas nama Pemerintah Kota Jayapura menyampaikan
selamat jalan ke setiap kampung dan selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati
kita semua. Sekian!
MATERI
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DAN JEMAAT
MELALUI DANA KAMPUNG
PENDAHULUAN
Apa alasan mendasar sehingga
lahirnya program Pemerintah tentang Dana Desa? Tentu saja alasannya ialah
terkait dengan hal kemiskinan. Sejak dahulu kala, kemiskinan sudah dirasakan
oleh nenek moyang kita. Yesus pernah
berkata kepada para murid-Nya bahwa hal kemiskinan itu selalu ada di sekiar
kita (bnd Matius 26:11). Artinya, soal kemiskinan bukanlah kenyataan yang baru
terjadi sekarang ini melainkan sudah ada sejak dahulu kala dan akan ada di
setiap zaman.
Di Indonesia, sejak bulan September 2019, persentase penduduk miskin di
Indonesia tercatat sebesar 24,79 juta orang, yang terbagi dalam beberapa
lokasi, di antaranya di daerah
pedesaan angkanya
paling tinggi yaitu
sebanyak 14,93 juta orang. Sedangkan orang miskin di daerah perkotaan sebesar
9,86 juta orang. Ini
data dari oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
DASAR
LAHIRNYA PROGRAM DANA DESA
Menanggapi realita angka
kemiskinan dimaksud yang masih tetap tinggi, maka lahirlah strategi pembangunan
yang dilakukan pemerintah sampai sekarang ini, yaitu Program Dana Desa/Kampung,
yang sampai sekarang masih berjalan dengan maksud terus berupaya untuk
mengatasi ketimpangan pembangunan secara khusus taraf hidup masyarakatnya.
Pembangunan desa merupakan bagian yang sangat penting dan strategis dalam
rangka mewujudkan pembangunan nasional dan pembangunan daerah berdasarkan visi
dan misi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Nah, dalam mewujudkan
pembangunan desa, pemerintah desa merupakan perpanjangan tangan pemerintah
pusat dan daerah di kampung. Pemerintah desa memiliki kewenangan, tugas dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakarat desa yang
bersangkutan. Oleh karena itu terbitnya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa yang bertujuan menciptakan desa yang mandiri dan memberdayakan masyarakat
desa secara optimal.
TUJUAN PEMBERIAN DANA DESA/KAMPUNG
Adapun
tujuan pemberian dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) yaitu diprioritaskan untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa
dana desa yang berasal dari pusat tidak hanya diprioritaskan untuk pembangunan
infrastruktur desa, tetapi juga diperuntukkan untuk pemberdayaan masyakarat
desa. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, pada
pasal 19 ayat (2) dijelaskan bahwa dana desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaa masyarakat desa.
KENYATAAN
PEMBERDAYAAN DANA DESA
Perlu saya sampaikan bahwa
Pengelolaan dana desa itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan program
prioritas yang ditetapkan oleh pemerintahan desa. Tetapi, menurut saya, sampai
saat ini berdasarkan fakta dilapangan
ternyata pengelolaan dana desa di desa-desa di tanah Papua ini masih
terdapat banyak kesalahan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan desa. Saya sudah ikuti sampai
sejauh ini, mulai dari tahap PERENCANAAN
dalam Musrembang, hampir masyarakat kampung tidak diikutsertakan dalam membahas
program kampung berdasarkan kebutuah masyarakat kampung. Lalu kemudian, di
tahap PENGGUNAAN DANA DESA, yang terlihat ialah penggunaan dana lebih cenderung
pada program yang berdasarkan pada rencana kepala kampung, sehingga pada saat
musrenbang desa masyarakat yang hadir hanya sebatas untuk mendengar. Program
kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa tidak diketahui oleh
masyarakat. Bentuk
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat lebih kepada
pembangunan fisik. Pada tahap pembahasan rencana penggunaan dana desa yang
dihadirkan hanya orang-orang tertentu saja sementara hasil dari pembahasan
rencana penggunaan dana desa tidak diinformasikan kepada masyarakat secara umum
sehingga masyarakat tidak mengetahui desa mendapatkan dana desa yang sangat
besar dari pemerintah. Hal ini berimplikasi pada partisipasi masyarakat yang
cenderung apatis (berdiam diri) pada kegiatan yang dilaksanakan pemerintah
desa.
SKEMA PERENCANAAN
MUSREMBANG
DESA
|
ANGGARAN
PENDAPAT DAN BELANJA DESA (APB DESA)
|
RENCANA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (RAPB DESA
|
RENCANA
KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP)
|
1. Musrenbang desa merupakan
wadah untuk merencanakan kegiatan berdasarkan kebutuhan yang prioritaskan yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa. Musrebang desa dilaksanakan pada bulan
juli tahun anggaran berjalan dengan turut mengundang berbagai unsur masyrakat,
tokoh agama, tokoh adat dan dihadiri oleh camat sebagai Pembina desa.
2. Rencana Kerja Pembangunan
(RKP) desa memuat rencana penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan
pembangunan, pemberdayaan masyarakat desa. RKP desa berisi tentang evaluasi RKP
tahun sebelumnya, prioritas program, kegiatan dan anggaran desa yang dikelola
oleh pihak ketiga serta kewenangan penugasan dari tingkat pemerintah yang lebih
tinggi. RKP disusun paling lama bulan september sebelum tahun anggaran berjalan
karena RKP akan menjadi dasar untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
desa.
3. Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disusun setelah
di buat Rencana Kerja Pembangunan ( RKP). RAPB Desa di usulkan kepada Bupati
melalui camat, apabila disetujui oleh bupati/Wali Kota maka pamerintah desa
akan mengesahkan RAPB Desa tersebut menjadi APB Desa.
4.
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Anggaran merupakan kegiatan dan sumber pendapatan dan biaya
kegiatan kampung. Dalam APB Desa yang merupakan salah satu sumber pendapatan
yaitu dana desa.
BERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA
Pertanggungjawaban dana desa tidak
terintegrasi dengan petanggungjawaban APBDesa, sehingga pertangungjawaban dana
desa harus dibuat tepisah dengan laporan LPPD. Kepala desa menyampaikan laporan
realisasi dana desa kepada bupati melalui camat. Pembuatan laporan yang
dilakukan pemerintah desa yaitu dengan menggunakan bantuan pihak ketiga.
Laporan realisasi penggunaan dana desa diharapkan jujur dan transparan.
DOA DAN HARAPAN GEREJA BAGI PENGELOLAH DANA DESA
SECARA BAIK DAN BENAR
Mungkin ada yang bertanya berapa dana
kampung yang diberikan pemerintah Kota Jayapura untuk 14 kampung di kota ini?
Saya punya data angka dana Kampung di 14 Kampung di Kota Jayapura tahun
anggaran 2019 kemarin. Namun sebelumnya kita harus tahu bahwa pada tahun 2018
angka dana kampung yang dikucurkan pada 14 Kampung di Kota Jayapura mencapai Rp
104 Miliar. Lalu, di tahun 2019 ia berubah menjadi Rp 115 Miliar, dengan
rincian sbb:
1.
Kampung Kayu Batu:
Rp. 7.107.036.000,-
2.
Kampung Tobati:
Rp. 7.038.424.000,-
3.
Kampung Kayu Pulo:
Rp. 8.071.647.000,-
4.
Kampung Enggros:
Rp. 8.065.828.000,-
5.
Kampung Nafri:
Rp. 8.142.815.000,-
6.
Kampung Koya Koso:
Rp.12.118.300.000,-
7.
Kampung Yoka: Rp. 9.241.828.000,-
8.
Kampung Waena:
Rp. 8.902.400.000,-
9.
Kampung Holtekamp:
Rp. 8.934.666.000,-
10.
Kampung Skouw Sae:
Rp. 8.065.552.000,-
11.
Kampung Skouw Yambe: Rp. 7.203.012.000,-
12.
Kampung Skouw Mabo:
Rp. 7.577.332.000,-
13.
Kampung Koya Tengah: Rp. 7.704.965.000,-
14.
Kampung Mosso:
Rp. 7.484.086.000,-
Berdasarkan
pembahasan Pemerintah Kota dan DPRD Kota bahwa di tahun 2020 ini, dari 14
kampung akan dirampingkan menjadi 10 kampung berdasarkan gugusan adat dan
ondoafil. Kampung-kampung yang dirampingkan tersebut diantaranya:
1.
Kampung
Kayu Batu,
2.
Kayu
Pulau,
3.
Tobati,
4.
Enggros,
5.
Nafri,
6.
Yoka,
7.
Waena,
8.
Skouw
Sae,
9.
Skouw
Mabo, dan
10. Kampung Skouw Yambe.
Bapak Wali Kota Jayapura, Pnt. DR. B.T. Mano pernah menjelaskan bahwa dana yang
harus diberikan kepada setiap desa berkisar
Rp. 3 miliar hingga Rp. 8 miliar
untuk tahun anggaran 2020.
Melihat pengambilan keputusan pemerintah yang demikian, maka sebagai tokoh
gereja, kami selalu berdoa dan terus memberi semangat bagi setiap pengelolah
dana kampung agar:
1.
Harus melibatkan masyarakat, tokoh adat, tokoh
agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan agar terlibat langsung dalam menggumuli
pertumbuhan dan kemajuan hidup masyarakat secara umum di tanah Papua dan
khususnya sepuluh kampung di Kota Jayapura (termasuk Kampung Skouw Yambe).
2.
Pergunakanlah dana kampung itu sebagai anugerah
Tuhan bagi pertumbuhan masyarakat (jemaat) di kampung secara benar, jujur dan
adil demi kemuliaan Tuhan; sesuai dengan moto Kota Jayapura “Satu Hati
Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan” (Hen Tecahi Yo Onomi
T’Mar Ni Hanased).
PENUTUP
Demikian
penyampaian materi ini bagi kita semua. Kiranya dengan memiliki kebersamaan
berpikir dan bertindak yang baik, kita sanggup melaksanakan tugas kepemimpinan
dengan baik demi pertumbuhan dan kemajuan masyarakat dan jemaat ke arah yang
lebih baik, sebagai wujud keyakinan kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
USULAN PESERTA
1.
Ibu Theresia
Terkait dengan anak-anak di kampung Skouw Yambe yang
hampir sebagian telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi, namun
kenyataannya anak-anak itu sampai sekarang hanya tinggal menjadi penotong di
kampungnya sendiri. Mengapa di kantor Distrik hampir yang dijumpai pegawainya
adalah orang-orang dari luar, sedangkan anak-anak kampung sendiri tidak ada?
Ini suatu kondisi yang tidak adil. Mengapa anak-anak kampung yang memiliki
titel sarjana hanya cuma menjadi penotong saja? Menurut saya, ini sudah terjadi
kesenjangan yang memunculkan kecemburuan sosial di antara masyrakat setempat.
Jangan salah menilai, kalau sampai sekarang anak-anak kampung ini selalu saja
mengisi waktu-waktu mereka hanya dengan minum minuma keras. Karena itu, saya
mengusulkan kepada bapak wali Kota Jayapura, agar bisa memberi kesempatan bagi
anak-anak di kampung ini untuk membangun kampungnya sendiri.
2.
Bapak Kepala Kampung
Sehubungan dengan program kerja yang telah dicanangkan
bapak Wali Kota Jayapura tentang kebersihan lingkungan dan penggunaan dana desa
secara bertanggung jawab, ini merupakan mimpi kita bersama. Tentu saja sebagai
kepala kampung Skouw Yambe, kami pun sedang menggalang kesadaran bersama untuk
menjaga dan menata kampung ini secara baik. Terkait dengan penggunaan dana
kampung, saya pun berharap agar dana yang nantinya dikucurkan pada bulan Juli
2020, kami akan memaksimalkan secara baik demi kepentingan masyarakat, baik di
bidang ekonomi, pendidikan, pariwisata, budaya, agar ke depan masyarakat
kampung ini bisa bersaing dengan kampung-kampung yang lain. Kami pun sedang
berupaya untuk menata kampung ini dengan memberi kesadaran bagi masyarakat agar
dapat menjaga lingkungan kampung dan lautnya agar bisa menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat kami.
0 komentar:
Posting Komentar