MEMBANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN ALLAH
PENDAHULAN
"Yesus Kristus memanggilmu datang pada-Nya" |
Mengapa begitu
penting membangun/menjalin hubungan dekat dengan Allah? Apa belum cuku dengan
ibadah yang sering kita laksanakan setiap minggu? Belum lagi dengan
ibadah-ibadah kelompok dan ibadah unsur-unsur jemaat yang sering kita aktif
mengikutinya? Ditambah pula dengan keterlibatan kita dengan ibadah-ibadah kerukunan,
ibadah kantor yang sering saja dilaksanakan?
Bila dipikir-pikir seluruh aktifitas hidup kita hampir dipenuhi dengan ibadah
semata, bukan? Maka demikian hubungan dekat yang bagaimana lagi yang harus
dibuat oleh kita dengan Tuhan?
Pertanyaan-pertanyaan
di atas bukan tidak mungkin, tetapi selalu saja muncul
dibenak kita, karena kita sudah kehilangan kebutuhan akan kehadiran Tuhan dalam
hidup. Okelah, soal daftar ibadah yang disebutkan di atas memang merupakan
aktifitas persekutan orang-orang percaya, tetapi soal hubungan dekat secara
pribadi dengan Tuhan perlu mendapat perhatian serius dari kita sendiri.
Mengapa? Karena Tuhan dipercaya adalah
Allah yang berkuasa atas hidup kita, sehingga kita pun butuh Ia ada dalam hidup
secara pribadi.
Apa itu
membangun hubungan pribadi dengan Tuhan? Membangun sama artinya dengan
mendekatkan diri dengan Allah. Kata membangun mempunyai pengerti suatu tindakan
(inisiatif) atau usaha dari seseorang yang membutuhkan Tuhan dekat dengan-Nya.
Dengan kata lain, upaya dari seseorang membawa dirinya dekat dengan Tuhan yang
ada di dekatnya.
Baiklah, mari
kita lihat mengapa sampai kita begitu merasa penting membangun hubungan dekat
kita dengan Tuhan.
DASAR HUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHAN
Hubungan
seorang wanita dan seorang pria dapat terjalin mesra hingga pada jenjang
pernikahan tentu saja karena tertanam kepercayaan di antara mereka. Seorang
wanita percaya pada sang pria idamannya karena ia akan bakal menjadi seseorang
yang akan melindunginya; sebaliknya sang pria percaya pada wanita idamannya
karena ia akan menjadi seorang penolong yang setia kepadanya. Hubungan pribadi
kita dengan Tuhan dapat digambarkan seperti itu. Nah, mengapa kita membangungan
hubungan pribadi dengan Tuhan? Ada tiga hal penting yang menjadi dasar bangunan
hubungan pribadi dengan Tuhan.
1.
Iman (Kepercayaan)
Membangun
hubungan dekat dengan Tuhan karena memang kita beriman (percaya) kepada-Nya.
Kalau bukan karena percaya mana mungkin kita menjalin hubungan dekat dengan
Tuhan. Iman merupakan perekat kepercayaan kita kepada-Nya, dan karena itu dalam
membangun hubungan dekat dengan Tuhan diperlukan iman itu. Kita percaya bahwa
hanya dengan Tuhan kita dapat memperoleh berkat-Nya. Membangun hubungan pribadi
dengan Tuhan menandakan kalau kita menyerahkan seluruh hidup dan kerja untuk
dikendalikan oleh Tuhan. Banyak contoh dalam Alkitab, baik dalam PL dan PB yang
menceritakan penyerahan diri seseorang karena percaya kepada Tuhan. Misalnya
Abraham yang menyerahkan anaknya dikorbankan kepada Tuhan oleh karena imannya
kepada Tuhan (Kej 22:1-19; Rm 4:12).
Musa, yang oleh karena imannya menjalankan seluruh perintah Tuhan, sekalipun ia
tidak diizinkan memasuki tanah perjanjian, Kanaan (Kej 31-34). Sekalipun Musa
telah tiada tetapi Yosua, dengan memiliki iman yang sungguh kepada Tuhan ia
tetap percaya kepada Tuhan yang berkuasa atas hidupnya (Yos 24:15b). Paulus
dalam hidup dan karyanya memiliki iman yang teguh karena Yesus mengubah
hidupnya menjadi berkat bagi orang lain (Kis 27:25). Karena dengan iman ada
pengampunan menurut mereka, Tuhanlah sumber keberhasilan setiap orang yang
dekat dengan Tuhan. Bahwa dengan iman kepada Tuhan ada pengampunan dosa (Mat
9:2; Kis 10:43) dan Kehidupan kekal/keselamatan (Yoh 3:36, 11:25 dan Kis
16:31).
2.
Pengharapan
Membangun
hubungan pribadi dengan Tuhan menuntut pengharapan setiap orang yang dekat
dengan-Nya. Pengharapan menjadi dasar bagi setiap orang yang membangun hubungan
dengan Tuhan. Bila seseorang tak memiliki pengharapan, apa manfaatnya memiliki
iman? Pengharapan itu harus menempel ketat pada iman. Percuma kalau beriman
tanpa memiliki pengharapan, sebab bila pengharapan itu tak dimiliki bagaimana
iman dapat berfungsi sebagai perekat antara kita dengan Tuhan. Pengharapan itu
membuat mata Tuhan tertuju kepada orang berpengharapan kepada-Nya (Maz 33:18; Rat 3:21). Pemazmur 71 berkata
bahwa “Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya
Allah,” ini merupakan perkataan orang yang percaya dan membangun hubungan dekat
dengan Tuhan.
3.
Kasih
Rasul
Paulus mengatakan kepada kita bahwa di antara iman, pengharapan dan kasih,
kasilah yang paling besar di antara mereka. Maksud Paulus di sini ialah bahwa
segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini itu karena kasih. Allah menciptakan
alam dunia ini dan segala yang hidup, termasuk manusia di dalamnya itu karena kasih. Proses perjalan
sejarah keselamatan Allah pun berjalan dalam bingkai kasih Allah. Itulah sebabnya
Kristus merumuskan secara singkat sepuluh hukum Tuhan menjadi dua hukum kasih
yang terbesar dalam hidup manusia. Ketegasan Yesus “Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu,” mengambarkan kalau seorang yang
membangun hubungan dekat dengan Tuhan sebagai tanda kalau ia mengasihi Tuhan
dalam hidupnya. Kasih harus menjadi dasar utama selain iman dan pengharapan.
Kasih harus menjadi bagian dari roh dan jiwa kita kepdapa Tuhan. Percuma bila
kita memiliki iman dan pengharapan, tapi tak memiliki kasih, apa untungnya
membangun hubungan dekat dengan Tuhan. Kita membangun hubungan pribadi dengan Tuhan karena kita
mengasihi Tuhan dengan segena hati dan jiwa kita.
MEMBANGUN HUBUNGAN KARENA KEBUTUHAN
Manusia tidak saja memiliki kebutuhan jasmani
melainkan rohani. Sekalipun kebutuhan jasmani seperti makan, minum, pakaian dan
lainnya, manusia pun butuh rohaninya dipenuhi. Apa yang dimaksud dengan
kebutuhan rohani itu? Kebutuhan rohani yang dimaksud disini ialah menyangkut
dengan ketenangan batin seseorang. Dapatkah makan, minum dan seluruh kekayaan
kita dapat memberi ketenangan batin dalam hidup seseorang? Bukan saja perut
kita yang diisi dengan makanan, melainkan rohani kita pun butuh diisi dengan
ketenangan yang memberi damai sejahtera.
Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan memberi tanda bahwa
sebenarnya kita begitu butuh ketenangan batin, sehingga seluruh hidup dan karya
kita membuahkan hasil yang baik. Sebagian orang lebih cenderung mencari
ketenangan melalui berbagai hal yang dianggap dapat mengobati batinnya seperti
hiburan malam dengan berbagai pesta pora miras, narkoba dls. Pertanyaan untuk
kita, apakah solusi seperti itu sanggup membuat batin kita menjadi sehat? Tentu
saja tidak mungki.
Jalan satu-satunya mencari solusi menuju suasana batin yang
aman, Alkitab menegaskan kalau hanya melalui Tuhan. “Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”
(Mat 11:28). Perkataan Yesus ini merupakan suatu panggilan kepada setiap orang
Kristen, kalau hanya melalui Yesus ada kelegaan. Maka, membangun hubungan
pribadi dengan Tuhan merupakan solusi tepat akan kebutuhan rohani kita, tidak
melalui jalan lain. Sebab bila kita melalui jalan pintas yang lain,
ujung-ujungnya ialah kebinasaan.
Tak dapat disangkal bahwa setiap manusia butuh kehidupan
batin yang tenang, dan rohani (spiritual) yang segar. Sebab dengan memiliki
batin rohani yang segar dan kuat, kita mampu menjalani hidup ini secara
nyaman.
LANGKAH MEMBANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHAN
Tiba pada bagaiman membangun hubungan
pribadi dengan Tuhan yang efektif, ada beberapa langkah praktis yang dapat
dikemukakan di bawah ini:
1. Membangun hubungan di dalam Doa
Langkah
pertama dimana seseorang membangun hubungan dekat dengan Tuhan ialah melalui
DOA. Apa itu doa? Doa adalah komunikasi kita dengan Tuhan. Doa adalah nafas
hidup kita. Seseorang yang hidup tanpa doa memberi tanda kalau membuat Tuhan
jauh dari kita, padahal Tuhan itu begitu dekat dengan kita. Kita dapat
merasakan Tuhan begitu dekat dengan kita hanya
sejauh doa kita. Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan dapat
dipelajari dari hubungan pribadi Yesus dengan Bapa-Nya di sorga. Yesus selalu
membagi waktu yang baik hanya untuk membangun hubungan yang akrab dengan
Bapa-Nya melalui doa (Mat 14:23; Mrk 1:35, 6:46, Luk 9:29). Mengapa seperti
itu? Sebab dengan berdoa secara pribadi kita dapat mengerti maksud dan rencana
Tuhan dalam hidup kita, kita memperoleh kekuatan dari Tuhan, dan kita menjalani
seluruh hidup dan karya kita berdasarkan maunya Tuhan dan bukan maunya kita.
2. Membaca firman Tuhan (Alkitab)
Selain doa,
seseorang yang membangun hubungan pribadi degan Tuhan, ia pun sangat perlu
membaca firman Tuhan di dalam Alkitab. Ada banyak cara Tuhan menyampaikan
maksud-Nya kepada manusia, dan salah satunya ialah melalui Alkitab. Firman
Tuhan adalah pelita bagi setia kaki orang percaya dan terang bagi setiap
langkahnya (Maz 119:105). Paulus menyurati jemaat di Filipi dan berkata bahwa
di dalam firman Tuhan (Alkitab), kita diingatkan hanya melalui Yesus Kristus
ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra, dan belas kasihan
(lih. Fil 2:1).
Sesungguhnya
setiap orang yang membaca dan merenungkan firman Tuhan, memberi tanda bahwa ia
butuh Tuhan menyampaikan maksud-Nya. Kita akan memahami maksud dan rencana
Tuhan dalam hidup ini, bila kita membangun hubungan pribadi dengan Tuhan.
Ingat, sejumlah nabi dalam PL seperti Henokh, Metusalah, Abraham, Musa, Elia,
Elisa, nabi Yesaya, Yheskiel, Daniel, dls, sanggup memahami maksud dan rencana
Tuhan karena hubungan pribadi mereka yang begitu akrab dengan Tuhan.
3. Melakukan perinta Tuhan
Orang yang
membangun hubungan pribadi dengan Tuhan tidak saja berdoa dan memahami firman
Tuhan secara pasif, melainan ada implementasi nyata dari doa dan perenungan firman
Tuhan. Yakobus menegaskan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah
mati (Yak 2:14-26). Artinya bahwa setiap orang yang membangun hubungan pribadi
dengan Tuhan, tidak saja berdoa dan berhenti pada memahami firman Tuhan saja,
melainan ada tindakan kongkrit pemberlakukan perintah Tuhan di tengah-tengah
kehidupan nyata.
PENUTUP
Akhir dari penyampaian ini saya hanya mengingatkan bahwa
tidak ada satu model baku dan mujarab yang dijadikan sebagai standar yang dapat
dipakai membangun hubungan dekat kita dengan Tuhan. Masing-masing orang
mempunyai kedekatannya sendiri dengan Tuhan; alangkah baiknya bila itu
difungsikan secara pribadi dengan Tuhan. Sedangkan yang saya sampaikan saat ini
merupakan petunjuk bagi kita yang pingin
membangun hubungan pribadi dengan Tuhan jauh lebih akrab.
Demikian
beberapa catatan sederhana, semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Syalom!!!
Pdt. Lucky Matui, S.Th
0 komentar:
Posting Komentar