TUHAN ADA DALAM SEGALA PERKARA
Kisah Para Rasul 27:1-12
POKOK PIKIRAN
- ayat 1-2 : Paulus berlayar dari kota Kaisarea
- ayat 3-5 : Paulus tiba di Sidon dan berlayar lagi menuju Mira;
- ayat 6-8 : Di Mira Paulus berganti kapal
- ayat 9-12 : Saran Paulus untuk menunda pelayaran
PENGANTAR
Setelah ditangkap di Bait Allah dan diadili di hadapan Mahkma Agama di Yerusalem,
perkaranya Paulus dibawah ke Kaisarea dan
diadili pula oleh Feliks, wali negeri Kaisarea. Belum ada putusan yang jelas, Feliks
digantikan Festus, wali negeri Kaisarea yang baru. Di masa kepemimpinan Festus,
masalah Paulus kembali disidangkan. Sekalipun masalah Paulus disidangkan di
depan raja Agripa dan Bernike, dan sama sekali tidak ditemukan kesalahan pada
diri Paulus, rasul ini tetap menginginkan agar masalahnya naik banding ke kaisar di Roma. Pengambilan keputusan Paulus yang
demikian mengingat rencana jahat kaum Yahudi untuk membunuhnya.
Sebenarnya komitmen Paulus begitu jelas, yaitu agar masalahnya naik banding ke kaisar di Roma, berkaitan erat dengan harapan keputusan pengadilan yang benar-benar jujur,
adil dan benar, tidak berat sebelah. Selain itu, Paulus pun merindukan dirinya
bisa menginjili di kota Roma.
Sekalipun kota Roma dijuluki “kota yang penuh dosa di atas tujuh bukit,”
kota itu merupakan pusat kekaisaran Romawi yang membuka peluang besar bagi
pengkristenan seluruh dunia. Tak dapat disangkal bahwa setiap melaksanakan
penginjilan, Paulus punya kerinduan besar dapat menginjakkan kakinya di Roma
demi pekerjaan penginjilan (Lih. Kis. 19:21). Dan kerinduan itu terjawab ketika
Tuhan menguatkan dan merestui Paulus pergi ke Roma sebagai tahanan, tetapi juga
untuk memberitakan Injil di kota itu (Lih. Kis 23:11). Tentu saja lewat penglihatan
Tuhan menguatkan kerinduan dan komitmen Paulus ke Roma, sehingga pada saat
disidangkan oleh Festus di Kaisarea, Paulus tetap memutuskan naik banding ke
kaisar di Roma (Kis. 25:11). Menurut Paulus, Roma merupakan magnit bagi hatinya. Roma harus
ditaklukan oleh Injil Kristus sehingga dari dan melalui kota “dosa” itu dunia
menjadi percaya pada Kristus Yesus.
Melewati dinamika persidangan di Yerusalem maupun di Kaisarea, akhirnya
diputuskan bahwa Paulus berangkat naik
banding ke Roma. Nah, bagian pembacaan kita saat ini (Kis. 27:1-13) merupakan
catatan penulis Lukas yang menceritakan awal perjalanan Paulus menuju Roma
melalui kota Kaisarea.
ISI PEMBACAAN
1.
Paulus berlayar dari kota Kaisarea (1-2)
Perjalanan Paulus ke Roma berstatus tahanan, sehingga Festus memerintah
dikawal ketat pasukan elit Romawi yang dipimpin langsung oleh Yulius, perwira
tinggi Romawi. Selain Yulius, ada dua orang sahabat Paulus yang menemaninya
yaitu Lukas, seorang dokter yang disayangi Paulus sampai akhir hayatnya, dan
Aristrakhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, teman yang setia bersama Paulus
dalam tahanan.
2.
Paulus tiba di Sidon dan berlayar lagi menuju Mira (3-5)
Dari Kaisarea, Paulus dan prajurit Romawi menggunakan kapal yang tidak
terlalu besar. Keesokan harinya mereka tiba di Sidon. Di kota inilah Paulus
dizinkan Yulius berjumpa dengan sahabat-sagabat Kristen yang setia menopang perjalanannya menuju Roma. Di Sidon Paulus tidak
begitu lama, mereka berlayar menyusur pantai Siprus dan mengarungi laut di
depan Kilikia dan Pamfilia sehingga tiba di Mira, sebuah kota pelabuhan di
daerah Likia.
3.
Di Mira Paulus berganti kapal (6-8)
Di pelabuhan kota Mira, atas perintah Yulius, Paulus dan
semua prajurit dipindahkan ke kapal yang agal lebih besar dari kapal yang
pertama. Kapal itu dari Aleksandria (Mesir) menuju Roma (Italia) yang memuat
banyak muatan. Lukas memberi informasi bahwa kapal Aleksandria yang ditumpangi
Paulus itu memuat 276 penumpang (Kis 27:37). Selama beberapa hari berlayar dari
Mira, Lukas bercerita kalau kapal mereka itu tidak maju-maju karena angin yang
begitu kencang, sehingga mereka menyusur pantai pulau Kreta lalu melewati
tanjung Salmone dan tiba di pelabuhan Indah, dekat kota Lasea. Waktu itu tepat
pada akhir bulan September (waktu puasa yaitu hari raya Perdamaian Yahudi telah
lewat). Biasanya memasuki akhir bulan Septeber sampai November seluruh pelayaran dihentikan sejenak karena memasuki cuaca buruk (dingin dan agin
tofan).
4.
Saran Paulus untuk menunda pelayaran (9-13)
Sesampainya kapal di pelabuhan Indah, Paulus menyarankan
kepada Yulius agar pelayaran menuju kota Roma ditunda untuk sementara waktu
sampai cuaca kembali membaik. Tetapi Yulius lebih cenderung percaya pada
jurumudi dan nakhoda kapal sehingga pelayaran kapal mereka dilanjutkan. Yulius
beserta jurumudi dan nakhoda kapal bersih-keras memberangkatkan kapal menuju kota Feniks karena mengingat pelabuhan
Indah kurang begitu baik untuk istirahat di musim dingin. Sedangkan pelabuhan kota
Feniks begitu baik dan strategis bagi setiap penumpang yang beristirahat di
musim dingin. Dengan alasan itulah Paulus, dengan hati yang terpaksa dan
mengalah, mengikuti maunya perwira Yulius bersama jurumuid dan nakhoda kapal
dari Aleksandria berlayar menuju pelabuhan kota Feniks.
APLIKASI
Belajar dari kisah perjalanan Paulus ke Roma yang diceritakan oleh dokter
Lukas, maka ada beberapa hal penting yang dapat kita maknai dalam seluruh
kehidupan kita.
1.
Kita perlu memahami
dengan baik bahwa setiap persoalan, masalah yang kita hadapi, Tuhan itu selalu
ada dan terlibat langsung di dalamnya. Sekalipun Paulus menghadapi masalahnya
yang begitu berat, tetapi ia memiliki iman dan pengharapan
penuh, kalau Tuhan Yesus ada dan selalu ikut terlibat di dalam
segala perkaranya. Keterlibatan Tuhan bebas dan tak pernah mengenal tempat dan
waktu, situasi dan kondisi, entah itu baik dan buruk, laut dan darat, cuaca
yang baik dan buruk, ditawan maupun bebas, panas dan dingin, cukup dan tidak
cukup, Tuhan selalu terlibat di dalamnya. Karena itu, Tuhan kita adalah Allah
yang Penolong.
2.
Selain menghadapi masalah
dan persoalan hidup, Tuhan selalu menambah hikmat dalam segala pengambilan
keputusan kita. Sekalipun Paulus statusnya sebagai tahanan, tetapi dalam pelayaran
menuju kota Roma, ia memberi
pikiran-pikiran hikmat untuk dipertimbangkan sebelum Yulius bersama jurumudi
dan nakhoda kapal mengambil keputusan berlayar ke Roma. Biasanya di dalam
persoalan dan masalah hidup kita, Tuhan tidak
saja terlibat, melainkan Ia pun memberi hikmat pada kita untuk bisa mengambil
keputusan dalam segala perkara yang kita alami. Amin!
Shalom
Pdt. Lucky Matui, S.Th
0 komentar:
Posting Komentar