Jumat, 09 Agustus 2019

Agustus 09, 2019

TUHAN ADA DALAM SEGALA PERKARA
Kisah Para Rasul 27:1-12

POKOK PIKIRAN
  • ayat 1-2     : Paulus berlayar dari kota Kaisarea
  • ayat 3-5     : Paulus tiba di Sidon dan berlayar lagi menuju Mira;
  • ayat 6-8     : Di Mira Paulus berganti kapal
  • ayat 9-12   : Saran Paulus untuk menunda pelayaran

 PENGANTAR
Setelah ditangkap di Bait Allah dan diadili di hadapan Mahkma Agama di Yerusalem, perkaranya Paulus dibawah ke Kaisarea dan diadili pula oleh Feliks, wali negeri Kaisarea. Belum ada putusan yang jelas, Feliks digantikan Festus, wali negeri Kaisarea yang baru. Di masa kepemimpinan Festus, masalah Paulus kembali disidangkan. Sekalipun masalah Paulus disidangkan di depan raja Agripa dan Bernike, dan sama sekali tidak ditemukan kesalahan pada diri Paulus, rasul ini tetap menginginkan agar masalahnya naik banding ke kaisar di Roma. Pengambilan keputusan Paulus yang demikian mengingat rencana jahat kaum Yahudi untuk membunuhnya.
Sebenarnya komitmen Paulus begitu jelas, yaitu agar masalahnya naik banding ke kaisar di Roma, berkaitan erat dengan harapan keputusan pengadilan yang benar-benar jujur, adil dan benar, tidak berat sebelah. Selain itu, Paulus pun merindukan dirinya bisa menginjili di kota Roma.
Sekalipun kota Roma dijuluki “kota yang penuh dosa di atas tujuh bukit,” kota itu merupakan pusat kekaisaran Romawi yang membuka peluang besar bagi pengkristenan seluruh dunia. Tak dapat disangkal bahwa setiap melaksanakan penginjilan, Paulus punya kerinduan besar dapat menginjakkan kakinya di Roma demi pekerjaan penginjilan (Lih. Kis. 19:21). Dan kerinduan itu terjawab ketika Tuhan menguatkan dan merestui Paulus pergi ke Roma sebagai tahanan, tetapi juga untuk memberitakan Injil di kota itu (Lih. Kis 23:11). Tentu saja lewat penglihatan Tuhan menguatkan kerinduan dan komitmen Paulus ke Roma, sehingga pada saat disidangkan oleh Festus di Kaisarea, Paulus tetap memutuskan naik banding ke kaisar di Roma (Kis. 25:11). Menurut Paulus, Roma merupakan magnit bagi hatinya. Roma harus ditaklukan oleh Injil Kristus sehingga dari dan melalui kota “dosa” itu dunia menjadi percaya pada Kristus Yesus.
Melewati dinamika persidangan di Yerusalem maupun di Kaisarea, akhirnya diputuskan bahwa Paulus berangkat naik banding ke Roma. Nah, bagian pembacaan kita saat ini (Kis. 27:1-13) merupakan catatan penulis Lukas yang menceritakan awal perjalanan Paulus menuju Roma melalui kota Kaisarea.

ISI PEMBACAAN
1.            Paulus berlayar dari kota Kaisarea (1-2)
Perjalanan Paulus ke Roma berstatus tahanan, sehingga Festus memerintah dikawal ketat pasukan elit Romawi yang dipimpin langsung oleh Yulius, perwira tinggi Romawi. Selain Yulius, ada dua orang sahabat Paulus yang menemaninya yaitu Lukas, seorang dokter yang disayangi Paulus sampai akhir hayatnya, dan Aristrakhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, teman yang setia bersama Paulus dalam tahanan.
2.            Paulus tiba di Sidon dan berlayar lagi menuju Mira (3-5)
Dari Kaisarea, Paulus dan prajurit Romawi menggunakan kapal yang tidak terlalu besar. Keesokan harinya mereka tiba di Sidon. Di kota inilah Paulus dizinkan Yulius berjumpa dengan sahabat-sagabat Kristen yang setia menopang perjalanannya menuju Roma. Di Sidon Paulus tidak begitu lama, mereka berlayar menyusur pantai Siprus dan mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia sehingga tiba di Mira, sebuah kota pelabuhan di daerah Likia.
3.           Di Mira Paulus berganti kapal (6-8)
Di pelabuhan kota Mira, atas perintah Yulius, Paulus dan semua prajurit dipindahkan ke kapal yang agal lebih besar dari kapal yang pertama. Kapal itu dari Aleksandria (Mesir) menuju Roma (Italia) yang memuat banyak muatan. Lukas memberi informasi bahwa kapal Aleksandria yang ditumpangi Paulus itu memuat 276 penumpang (Kis 27:37). Selama beberapa hari berlayar dari Mira, Lukas bercerita kalau kapal mereka itu tidak maju-maju karena angin yang begitu kencang, sehingga mereka menyusur pantai pulau Kreta lalu melewati tanjung Salmone dan tiba di pelabuhan Indah, dekat kota Lasea. Waktu itu tepat pada akhir bulan September (waktu puasa yaitu hari raya Perdamaian Yahudi telah lewat). Biasanya memasuki akhir bulan Septeber sampai November seluruh pelayaran dihentikan sejenak karena memasuki cuaca buruk (dingin dan agin tofan).
4.           Saran Paulus untuk menunda pelayaran (9-13)
Sesampainya kapal di pelabuhan Indah, Paulus menyarankan kepada Yulius agar pelayaran menuju kota Roma ditunda untuk sementara waktu sampai cuaca kembali membaik. Tetapi Yulius lebih cenderung percaya pada jurumudi dan nakhoda kapal sehingga pelayaran kapal mereka dilanjutkan. Yulius beserta jurumudi dan nakhoda kapal bersih-keras memberangkatkan kapal menuju kota Feniks karena mengingat pelabuhan Indah kurang begitu baik untuk istirahat di musim dingin. Sedangkan pelabuhan kota Feniks begitu baik dan strategis bagi setiap penumpang yang beristirahat di musim dingin. Dengan alasan itulah Paulus, dengan hati yang terpaksa dan mengalah, mengikuti maunya perwira Yulius bersama jurumuid dan nakhoda kapal dari Aleksandria berlayar menuju pelabuhan kota Feniks.

APLIKASI
  Belajar dari kisah perjalanan Paulus ke Roma yang diceritakan oleh dokter Lukas, maka ada beberapa hal penting yang dapat kita maknai dalam seluruh kehidupan kita.
1.                 Kita perlu memahami dengan baik bahwa setiap persoalan, masalah yang kita hadapi, Tuhan itu selalu ada dan terlibat langsung di dalamnya. Sekalipun Paulus menghadapi masalahnya yang begitu berat, tetapi ia memiliki iman dan pengharapan penuh, kalau Tuhan Yesus ada dan selalu ikut terlibat di dalam segala perkaranya. Keterlibatan Tuhan bebas dan tak pernah mengenal tempat dan waktu, situasi dan kondisi, entah itu baik dan buruk, laut dan darat, cuaca yang baik dan buruk, ditawan maupun bebas, panas dan dingin, cukup dan tidak cukup, Tuhan selalu terlibat di dalamnya. Karena itu, Tuhan kita adalah Allah yang Penolong.
2.            Selain menghadapi masalah dan persoalan hidup, Tuhan selalu menambah hikmat dalam segala pengambilan keputusan kita. Sekalipun Paulus statusnya sebagai tahanan, tetapi dalam pelayaran menuju kota Roma, ia memberi pikiran-pikiran hikmat untuk dipertimbangkan sebelum Yulius bersama jurumudi dan nakhoda kapal mengambil keputusan berlayar ke Roma. Biasanya di dalam persoalan dan masalah hidup kita, Tuhan tidak saja terlibat, melainkan Ia pun memberi hikmat pada kita untuk bisa mengambil keputusan dalam segala perkara yang kita alami. Amin!

Shalom
Pdt. Lucky Matui, S.Th

0 komentar:

Posting Komentar