Jumat, 02 Agustus 2019

Agustus 02, 2019

MENJAGA KRISTUS DALAM GEREJA
Kolose 2:1-5

POKOK PIKIRAN

  • Ayat 1-3      : Ungkapan kerinduan Paulus kepada jemaat Kolose
  • Ayat 14-15  : Maksud kerinduan Paulus


PENGANTAR
Suasana Ibadah Minggu di Jemaat GKI Victori Kehiran I (Klasis Sentani)
Surat Paulus kepada jemaat Krsten di Kolose merupakan surat yang ditulis dari penjara di Roma. Jemaat ini didirikan oleh seorang sahabat penginjilan Paulus yang bernama Epafras (1:7). Kota Kolose merupakan bagian dari provinsi Asia (kekaisaran Romawi) dengan ibu kotanya Efesus. Selain kota Koloses ada pula kota Laodikia dan Hearapolis yang didiami penganut agama Kristen. Paulus hanya dapat mengunjungi kota Efesus sedangkan kota Kolose sama sekali Paulus tidak mengunjunginya. Karena itu, orang-orang Kristen baik di kota Kolose dan Laodikia tidak pernah melihat dan mengenaln secara dekat pribadi Paulus.  
Namun begitu, ketika berada di penjara di Roma, Paulus sempat menulis sebuah surat kepada jemaat Kolose sebagai rasa tanggungjawabnya terhadap pertumbuhan jemaat tersebut. Surat Kolose ditulis saat setelah Epafras mengunjungi Paulus di penjara Roma; ia datang meminta petunjuk dan nasihat Paulus dalam melaksanakan  penginjilan dan pembinaan di jemaat Kolose. Dari sahabat inilah, Paulus memperoleh informasi sekitar pertumbuhan dan permasalahaan yang terjadi di jemaat Kolose. Mendengar segala hal yang diceritakan Epafras, Paulus merasa bertanggungjawab menasihati jemaat itu oleh karena kepercayaan yang sama kepada Yesus Kristus.
Maksud surat ini dalam rangka menasihati jemaat-jemaat Kristen Kolose yang mulai dipengaruhi dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan pemberitaan Kristen. Ada ajaran-ajaran sesat yang mendorong anggota jemaat Kolose untuk percaya kepada roh-roh yang menguasai alam. Bahwa selain Yesus sebagai Pengantara dengan Allah, ada pula roh-roh alam yang dipandang juga sebagai pengantara kepada Allah di sorga; dan roh-roh itu harus dipercaya dan sembah. Selain itu, ada pula aturan hari-hari suci tertentu dari kepercayaan itu yang harus diikuti oleh jemaat Kolose.
Nah, informasi kondisi spiritual jemaat Kolose seperti itulah yang mendorong Paulus menyurati  anggota jemaat tersebut, agar jangan mereka terlalu cepat percaya kepada ajaran-ajaran yang menyesatkan itu. Paulus menyadari bahwa sekalipun anggota jemaat Kolose tidak menghilangkan kepercayaan mereka kepada Kristus, tetapi menurut dia, menerima ajaran-ajaran baru yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus, itu suatu tindakan yang tidak terpuji dan amat mengganggu subtansi kepercayaan Kristen yang sebenarnya. Setelah menulis surat ini Paulus kemudian mengutus Onesimus membawa suratnya ke jemaat Kolose.

ISI RENUNGAN
Khususnya dalam bagian pembacaan surat Kolose 2:1-5, berisikan tentang himbauan Paulus terhadap jemaat Kristen Kolose. Himbauan itu diawali dengan ungkapan isi hati Paulus tentang pekerjaannya yang sesungguhnya  begitu berat di kalangan jemaat-jemaat Kristen lainnya. Memang Paulus menyadari kalau jemaat Kristen Kolose itu bukanlah ia yang mendirikannya, tetapi  soal kepercayaan kepada Yesus Kristus, ia merasa bertanggungjawab penuh akan hal itu. Karena itu, ia mulai menjelaskan sedikit perihal perjuangannya tentang Injil Kristus yang penting dipertahankan kebenarannya. Bahwa hanya karena Yesus Kristus Paulus berkorban habis-habisan untuk mendirikan jemaat-jemaat Kristen dan mempertahankan ajaran Kristus dari berbagai rongrongan ajaran lain.
Paulus begitu besar menaruh atemsi (perhatian) dan harapan besar agar jemaat Kristen Kolose tetap berdiri pada Injil dan hidup di dalam Kristus. Jemaat Kolose harus berhati kuat, bersatu dalam kasih sebagai modal keutuhan persekutuan orang Kristen. Mengapa demikian? Karena dengan menjaga hati dan persekutuan yang kokoh, mereka pasti memperoleh segala kekayaan pengertian (sungguh-sungguh mengerti), dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus Yesus (ayt. 2). Menurut Paulus, rahasia Allah di sini ialah Yesus Kristus sendiri. Jemaat Kolose akan mengenal dan diselamatkan Allah hanya lewat perantaraan Kristus, bukan pada roh-roh filsafat manusia. Filsafat manusia tidak punya kuasa untuk mendamaikan dan menyatukan manusia dengan Allah, selain di dalam Kristus Yesus. Yang dimaksud dengan filsafat manusia ialah akal budi manusia yang dianggap dapat menjadi perantara manusia dengan Allah. Pandangan seperti ini begitu tegas ditolak rasul Paulus. Menurut rasul yang dijuluki rasul orang-orang kafir ini bahwa hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus terkandung hikmat dan pengetahuan yang tersembunyi, yang tidak dapat dibukakan oleh filsafat manusia (2-3).
Paulus berharap dan sangat-sangat berharap agar jemaat Kristen Kolose, melalui suratnya yang dibawa Onesimus ini, mereka dapat teguh berdiri di atas dasar pengajaran Kristus yang sesungguhnya. Dengan begitu, menurut Paulus, jemaat Kristen Kolose tidak mudah digoyahkan oleh pengajaran filsafat manusia (4).
Sekalipun surat yang ditulis dibalik terali besi penjara kota Roma, dan yang jarak yang begitu jauh memisahkan Paulus dengan jemaat Kristen Kolose, tetapi ia percaya kalau hatinya ada di tengah-tengah jemaat itu (5).

APLIKASI ,
Memahami bagi surat ini ini ada beberapa hal yang esensial yang perlu mendapat perhatian dalam persekutuan kita.
1.            Bahwa akal budi manusia tidak mampu memahami kehendak dan rencana Tuhan. Ilmu pengetahu disediakan Allah bukan sebagai alat untuk mencari eksistensi pribadi Allah, melainkan sebagai alat pembuktian kemahakuasaan Tuhan. Ilmu pengetahua tidak dapat memecahkan misteri Allah. Karena itu, Yesus Kristus adalah satu-satunya sumber pengetahuan tentang Allah yang sesungguhnya; di dalam Yesus manusia mengenal Allah dan melalui Dialah manusia dapat masuk memperoleh keselamatan kekal. Orang percaya harus menjadikan Yesus Kristus sebagai sumber pengetahuan, pengenalan dan keselamatan kekal. Ia harus sebagai vondasi kepercayaan Kristen.
2.            Sebagai pekerja Tuhan, keterpanggilan kita dalam melayani orang-orang percaya (anggota jemaat), tidak sekedar sebagai tuntutan institusi gereja melainkan sebagai panggilan Tuhan yang oikumenis. Artinya bahwa keterpanggilan seseorang dalam barisan pekerja Tuhan, ia tidak saja bertugas memberitakan Injil (membina jemaat) melainkan pula memberi penguatan hati dan penguatan persekutuan.  Mengapa harus seperti itu? Karena dengan hati yang kuat dan persekutuan yang utuh, pada satu sisi, jemaat tidak mudah diombang-ambingkan kepercayaannya kepada Kristus. Di sisi lain, jemaat pun sanggup menghadapi disuasi (ancaman) orang-orang atau kelompok tertentu terhadap eksistensi kepercayaan Kristen. Hati jemaat harus tertuju kepada Yesus dan persekutuan jemaat dirawat dan dipupuk menjadi kuat, sehingga menjadi pagar kokoh bagi gereja Kristus.
3.            Sebagai persekutuan orang-orang percaya (gereja), baik sebagai pekerja Tuhan (penatua, syamas, guru jemaat, penginjil dan pengajar), serta anggota jemaat, kita semua terpanggil sebagai pengikut (murid) Kristus wajib menjaga beberapa hal penting, yaitu: a) menjaga keyakinan (kepercayaan kita kepada Yesus Kristus; b) menjaga hati kita kepada ajaran Kristus; dan b) menjaga persekutuan gereja kita dengan Kristus. Ini yang dimaksud dengan bertanggungjawab menjaga Kristus dalam Gereja, entah pekerja Tuhan maupun seluruh anggota jemaat Kristen.
Amin!

Shalom
Pdt. Lucky Matui, S.Th



0 komentar:

Posting Komentar