RENUNGAN
HARIAN WAKTU MALAM (Minggu III Setelah Paskah)
Minggu, 26 April 2020
YESUS SELALU HADIR MENGUATKAN IMAN
Lukas 24:36-40
Syalom! Bila membaca kitab-kitab Injil, secara khusus
Matius 14:26, Markus 6:49, dan Lukas 24:37, kita menemukan dua momen yang
menceritakan tentang Yesus dikira hantu oleh murid-murid-Nya. Pertama, saat
Yesus berjalan di atas air, dan kedua, Yesus menampakkan diri, pasca
kebangkitan-Nya. Dua peristiwa ini memperlihatkan kalau Yesus Kristus, pada
saat menghampiri para murid-Nya, selalu disangka hantu (roh yang begentayangan
menakuti manusia normal). Namun, setelah mendekat dan menunjukkan diri-Nya yang
sebenarnya, barulah para murid sadar kalau itu bukan hantu melainkan Tuhan
Yesus Kristus. Kehadiran hantu pada prinsipnya menakutkan manusia, sedangkan
kehadiran Tuhan Yesus, sebaliknya menguatkan iman. Itu hakikat kehadiran Tuhan
dan hantu di setiap hidup manusia.
Kebangkitan Kristus ditandai dengan penampakan diri-Nya kepada
para murid, membuktikan bahwa Ia tidak saja bangkit dan hidup dari kematian-Nya,
melainkan pula membangkitkan percaya (iman) dan menghidupkan rasa percaya diri
para murid-Nya yang telah terkikis. Itulah sebabnya tak harus ada keraguan akan
kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus tidak hanya menghancurkan maut,
melainkan ketakutan, keraguan, kebimbangan pun dihancurkan di dalam kuasa
Kristus. Yesus berkata: “Mengapa kamu terkejut dan ragu-ragu...? Aku sendirilah
ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulang..?”
Ucapan Yesus tersebut merupakan firman yang keluar dari mulut-Nya untuk
menguatkan dan menghidupkan para murid-Nya. Kebangkitan Kristus telah terjadi
diwaktu lampau, namun kuasanya masih berlaku sampai saat ini, saat dimana kita
berada di dalam kondisi yang sedang mengancam percaya kita. Corona sedang
memborbadir iman dan harapan kita pada Kristus, namun Kristus tidak tinggal
diam dan membisu. Ia ada dan selalu hadir menguatkan iman dan hidup kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu III Setelah
Paskah) Senin, 27 April 2020
TUHAN ADALAH
PILIHANKU
Yosua 24:15
Mengapa ibu
sering memukul mulut kita, saat ia mendengar kalimat yang tidak sedap keluar
dari bibir kita, alias kata-kata kotor? Ternyata, setelah besar, mungkin kita
semua menyadari, kalau ibu begitu tegas mendidik agar di kemudian hari, saat
kita menjadi dewasa, kita tidak mudah berkata yang tidak sopan pada sesama yang
lain. Sebenarnya tujuan ibu kita demikian hanya untuk melindungi kita dari
pergaulan buruk, bukan karena membenci kita. Apalagi, rumah kita bila berada di
tengah-tengah masyarakat yang padat penduduknya, tentu saja memiliki banyak
pengaruh negatif pada pertumbuhan iman, mental dan karakter setiap anak.
Yosua pun
mencoba melindungi keluarganya dari pengaruh buruk bangsa kafir di tanah
Kanaan. Ia membentangkan dua pilihan yang sangat penting bagi seluruh keluarga
kaum Israel; apakah mereka mau memilih hidup beribadah kepada Allah atau kepada
allah-allah bangsa lain. Sejelas apapun pilihan bangsa itu, Yosua mempunyai
komitmen iman bahwa ia bersama seisi keluarganya akan tetap beribadah kepada
Allah Yahwe bangsa Israel.
Dari kesaksian
ini menceritakan bahwa melindungi keluarga kita merupajan panggilan primer
dalam sebuah keluarga Kristen. Dunia, tempat kita hidup dan beraktifitas ini,
terus saja berkembang dalam segala sisi kehidupannya. Maka, tentu saja pengaruh
baik dan buruk selalu beriringan, bersaing mempengaruhi karakter anak-anak
kita. Nah, iblis selalu memakai hal buruk itu sebagai media untuk menghancurkan
karakter, iman dan pengharapan anak-anak kita di waktu mendatang. Itulah
sebabnya, setiap keluarga, dalam menjalani masa-masa stay home (tingal di rumah) karena corona ini, kita terus menerus
mengajar anak-anak kita untuk tetap memilih Tuhan sebagai Allah masa depanya.
Tuhan memberkati kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
IBADAH UNSUR-UNSUR JEMAAT (Malam) Senin, 27 April 2020
TATA
IBADAH UNSUR JEMAAT
PERSIAPAN (berdiri)
Ibu : Mari kita memulai ibadah
unsur-unsur dalam Jemaat kita dengan menyanyi KJ. 18:1,3 “Allah Hadir Bagi
Kita”
DOA
PEMBUKAAN (oleh ibu )
Ibu : Ya, Allah, Tuhan kami. Hadirlah bersama kami dalam ibadah
ini. Terjadinya ibadah ini di dalam nama BAPA dan ANAK dan Roh KUDUS. Amin
MAZMUR PUJI-PUJIAN(membaca berbalas-balasan Mazmur 134:1-3)
KIDUNG PERSEMBAHAN: NR 14:1,2 “Kesukaan
yang Ceria”
RENUNGAN FIRMAN TUHAN (oleh Ayah)
·
Doa Persembahan dan Perungan Firman Tuhan
·
Pembacaan Alkitab: Keluaran 24:1-11
TAAT MENJALANKAN PERINTAH TUHAN
Keluaran 24:1-11
Syalom!!!
Saudara-saudara yang terkasih.
Siapa yang tidak mengenal dengan sosok Musa, seorang abdi
Allah yang sungguh luar biasa kesetiaa dan ketaatannya, baik terhadap Tuhannya
dan bangsanya, Israel. Oleh karena sifat dan sikap kesetiaannya banyak orang
menjuluki Musa sebagai pemimpin tangguh segala zaman, pemimpin dunia, pemimpin
ulung, pemberi hukum, pemimpin yang berbicara langsung dengan Allah, bahkan ia
pun disebut sebagai pembina umat yang luar biasa. Sesampai banyak pemimpin
dunia, baik di zaman dulu maupun sekarang selalui mencontohi karakter dan
kepemimpinan Musa.
Alkitab menyebutkan nama Musa
(mosyeh) berarti yang diangkat atau menarik dari air (Kel 2:10). Musa berasal
dari suku Lewi, puak Kehat dan kaum (keluarga) Amran (Kel 6:16). Hari-hari
hidupnya di masa kecil sampai pemuda, ia habiskan di istana kerajaan Mesir. Bukan
tidak mungkin, Musa banyak belajar ilmu kepemimpinan dan ilmu-ilmu yang lain,
yang sesungguhnya telah membentuk karakternya menjadi seorang pemimpin masa
depan Israel.
Saudara-saudara yang terkasih.
Pembacaan saat ini menceritakan
perihal tugas yang diberikan Allah pada Musa sebagai seorang jurubicara Allah dengan umat Israel, dan
umat Israel dengan Allah. Tentu saja pekerjaan jurubicara
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, melainkan butuh ketenangan, kepekaan,
ketulusan hati, ketekunan, kejelihan, dalam melaksanakan peran tersebut. Dan
sangatlah tepat karena figur pemimpin ini berkarakter melangkolis (pendiam dan tajam berpikir). Musa seorang yang tidak
banyak bicara, ia sangat serius dalam menyikapi segala persoalan dan masalah
yang terjadi di antara umat Israel. Ia pun seorang penulis tangguh yang menulis
segala perintah Tuhan yang ditinggal menjadi dokumen penting dalam sejarah
bangsa Israel.
Dalam cerita ini, sebelum Musa
diperintahkan Tuhan mendaki gunung Sinai untuk mengambil sepuluh Hukum Tuhan
(The Ten Commandement), ada beberapa perintah yang wajib dilaksanakan oleh
Musa. Pertama, Tuhan memerintahkan
agar Musa naik ke gunung Sinai mengahadap Tuhan dan didampingi oleh Harus
bersama kedua anaknya, Nadab dan Abihu, serta tujuh puluh orang tua-tua Israel.
Namun, mereka semua itu hanya bisa dari jauh menyembah Tuhan, sedangkan Musalah
yang dizinkan dekat dengan Allah. Kedua,
seluruh bangsa Israel tidak diizinkan Tuhan ikut bersama dengan nabi Musa. Perintah Tuhan yang demikian tegas
itu disampaikan kepada seluruh kaum Israel, dan bangsa itu menuruti semua
perintah tersebut dengan berkata: “Segala firman yang telah diucapankan Tuhan
itu, akan kami lakukan.”
Semua perintah itu dicatat baik oleh Musa
dan secara resmi ditahbiskan dalam acara pengukuhan perjanjian bersama antara
nabi Musa dengan seluruh kaum Israel. Acara pengukuhan perjanjian itu
dilakukanlah korban bakaran dan korban sembelihan dan pembacaan kitab
perjanjian di depan mata bangsa itu, sebelum Musa, Harun, Nadab, Abihu dan
ketujuh puluh tua Israel mendaki gunung Sinai. Musa benar-benar berharap dengan
dilaksanakannya pengukuhan perjanjian Tuhan di depan mata bangsa Israel, umat
itu tetap setia menjalankan seluruh perintah Tuhan itu dengan setia sampai ia
kembali berjumpai dengan mereka di lembah gunung Sinai.
Saudara-saudara, kekasih Kristus.
Pembacaan kita saat ini mengungkapkan
beberapa hal penting yang sedianya kita renungkan bersama-sama.
1.
Coba kita fokus
perhatikan pada seorang figur nabi Musa. Sudah saya sampaikan di atas bahwa
Musa adalah seorang pemimpin yang luar biasa. Ia tidak banyak bicara ketika
Tuhan menyuruhnya melakukan segala perintah-Nya. Musa setia menjalankan
perintah Tuhan, sekalipun tugas yang diemban itu teramat berat dan sulit.
Namun, sang nabi menjalankan seluruh amanat Tuhan dengan setia. Perhatikan
bacaan kita yang menjelaskan bahwa saat Musa mendengar perintah Tuhan, ia
langsung mengadakan pertemuan akbar bersama kaum Israel, dan menyampaikan semua
perintah itu kepada bangsanya. Setelah menyampaikan segala perintah Tuhan, musa
selanjutnya mengadakan acara pengukuhan perjanjian Tuhan dengan ibadah korban
bakaran dan korban sembelihan. Kemudian, tanpa lelah, Musa kembali membacakan
kitab perjanjian Tuhan kepada seluruh kaum Israel. “Apa tidak capek, Musa?” Andaikan
kita dengan cermat mengamati pekerjaan sang nabi itu. Bukan soal capek, ini
soal kesetiaan pada perintah Tuhan. Hal capek itu, siapapun orangnya tentu
merasakannya, tetapi bagi Musa, perintah Tuhan wajib dijunjung tinggi di atas
kecapean itu. Mengapa? Supaya kaum Israel tetap setia pada Tuhan.
2.
Mungki kita pun
capek dengan kondisi yang sementara ini sedang kita hadapi bersama-sama.
Tetapi, kesetiaan dalam menjaga hubungan kita dengan Tuhan dalam setiap rumah
tangga kita, tak perlu mengenal kata lelah. Membangun hubungan kita dengan
Tuhan itu adalah kewajiban sebagai bukti iman kita kepada-Nya. Tuhan yang
berkuasa memberi kita kekuatan, kesehatan, kenyamanan, maka kerjakanlah seluruh
perintah Tuhan, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita. Oleh sebab itu,
janganlah kesetiaan kepada Tuhan itu membuat kita berkata lelah, capek, dls,
melainkan bangunan hubungan kita dengan Tuhan itu wajib dijaga dengan baik,
sampai Ia bertindak menolong kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
DOA SYUKUR DAN
SYAFAAT
NYANYIAN BERSAMA (NR. 64:1-3 “Sesungguhnya Kukatakan”)
DOA BERKAT (sambil berdia
ucapan berkat oleh ayah/ibu)
Pem : Tuhanlah yang patut dipuji dan dimuliakan kini
dan selama-lamanya!
Sem : Kiranya kasih Kristus melindungi kita kini dan sepanjang masa!
Pem : Kasih
dari Allah di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus memberkati kita sekalian. Amin.
Sem : Amin.
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu II Setelah Paskah) Selasa, 28 April 2020
JADILAH KUAT
2 Timotius 2:1
Syalom! Batu karang bisa menjadi kuat karena sering di terpa
obak. Hidup manusia pun demikian. Untuk menjadi kuat, kita membutuhkan proses,
baik dalam waktu yang cepat dan juga dalam waktu yang lama. Persoalan dan
tantangan dalam berbagai bidang kehidupan seringkali membuat semangat hidup
orang percaya berkurang dan menjadi lemah.
Tetapi, disaat ada
nasihat “jadilah kuat” maka akan menumbuhkan semangat yang baru. Jadilah kuat
adalah suatu proses, dari yang lemah menjadi kuat. Proses itu butuh waktu, ada
yang cepat, tetapi ada yang lama. Proses untuk menjadi kuat dimana orang yang
lemah, tak berdaya, membutuhkan pertolongan dari yang kuat; dalam hal ini
manusia lemah harus bergantung kepada Tuhan yang kuasa-Nya tak terbatas. Orang
percaya harus bergantung pada Kristus, harus merasa membutuhkan Kristus dalam
hidup, harus ada dalam pikiran bahwa saya tidak mampu tanpa Kristus. Maka
ketika kita menggantungkan hidup ini pada Kristus, kita pasti memperoleh
kekuatan. Ia bahkan memperlengkapi kita dengan segala hal yang kita butuhkan
untuk menjadi kuat. Pada waktu malam orang memerlukan waktu untuk beristirahat,
istirahat dari segala perkara sejenak, namun ada juga yang merasakan malamnya
itu menjadi suasana yang gelap dengan berbagai perkara hidup. Sahabat Kristus,
kita adalah manusia yang lemah, dan harus kita akui bahwa tanpa Tuhan kita
tidak mampu menjalani hidup ini dengan baik. Maka, bergantunglah sepenuhnya
pada Kristus, sehingga ia memberikan kekuatan dalam mengahadapi hari esok.
Jadilah kuat dan bergantunglah pada Kristus, karena pada Dia-lah Sumber
Kekuatan manusia. Tuhan memberkati kita. Amin. (Pdt. Jein Tubalawoni, S.Si. Teol)
RENUNGAN
IBADAH KELUARGA (Malam) Selasa, 28 April 2020
TATA
IBADAH KELUARGA
PERSIAPAN
(Semua Berdiri)
Ibu : Patutlah kita bersyukur kepada
Tuhan sebab KasihNya senantiasa menyertai kita semua dalam berbagai kehidupan
setiap hari, untuk itu marilah kita memuji nama Tuhan dengan menyanyi KJ. 457:1-2 “ Ya Tuhan Tiap Jam “
DOA
PEMBUKAAN (oleh Anak)
Anak : Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur untuk
kasih setiaMu yang selalu menjaga dan melindungi kami sekeluarga. Kami juga mengucap syukur untuk
nafas hidup yang membuktikan betapa Engkau berkuasa sepenuhnya dalam hidup
kami. Saat ini kami ada dalam persekutuan Ibadah Keluarga sebagaimana yang
berlangsung dalam keluarga kami. Untuk itu, hanya di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
kami berdoa. Amin.
Pujian Bersama: Ny. Rohani 166:1-2 “Sungguh Kerajaan Allah“
MAZMUR PUJIAN (baca berbalas-balasan Mazmur
134:1-3
)
Pujian
Bersama: Ny.
Rohani 66 : 1 “ Hai Puji Kuasa namaNya “
PEMBERITAAN
FIRMAN (Oleh Bapak/ibu)
·
Doa dan Pembacaan Alkitab Yohanes 21 :
1 - 14
·
Renungan
TUHAN SELALU HADIR MENOLONG
Yohanes
21:1-14
Keluarga yang Tuhan Yesus
Kasihi…
Hal pertama yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya adalah berjumpa dengan murid-muridnya dalam setiap rentetan
peristiwa penampakan supaya membiarkan
orang-orang dapat melihatNya dan membuktikan Dia hidup sebagaimana
fakta kebangkitanNya. Didalam Alkitab dijelaskan bahwa penampakkan itu terjadi
berulang-ulang selama empat
puluh hari kepada murid-murid-Nya dalam berbagai kesempatan. Salah satunya kisah
penampakan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya di tepi danau Tiberias
atau biasa disebut juga danau Galilea.
Ada hal menarik yang memberi
makna mendalam dari kisah perjumpaan Tuhan Yesus dengan Simon Petrus, Tomas,
Natanael, Yakobus, Yohanes dan dua murid lainnya. Tercatat bahwa penampakan itu adalah peristiwa ketiga yang
terjadi setelah Dia bangkit. Rupanya setiap peristiwa penampakan Tuhan Yesus
memberi arti tersendiri bagi murid-murid-Nya, sebab perjumpaan dengan Tuhan
Yesus mampu memberi semangat baru bagi mereka untuk bangkit dari kecemasan dan
kekuatiran, karena kehilangan sosok guru dan Tuhan. Selain itu, perjumpaan dengan Tuhan Yesus
juga menguatkan iman mereka untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan, sebagaimana kondisi mereka
sebelumnya saat menyaksikan kematian Tuhan Yesus. Sekarang semuanya tergantikan
saat melihat Tuhan Yesus secara nyata, dan hal itu membuat mereka
tidak lagi merasa ragu, melainkan semakin percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Nah, iman itulah yang menuntun
mereka untuk pergi ke Galilea sesuai perintah yang di sampaikan Tuhan Yesus
(Matius 28:7).
Keluarga
yang Tuhan Yesus Kasihi…!
Pada perikop pembacaan ini menceritakan beberapa murid
telah kembali melaksanakan aktifitas menjala ikan, sebagaimana profesi mereka
sebagai nelayan tanpa didiliputi rasa kesedihan dan ketakutan. Tetapi, malam itu mereka tidak
mendapatkan seekorpun ikan pun.
Lalu, menjelang siang Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya pada
mereka. Saat itu
mereka tidak tau bahwa itu adalah Yesus. Dalam peristiwa itu Tuhan Yesus
berkata kepada mereka “hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk? Jawab mereka tidak ada.“ Menanggapi kondisi itu, Tuhan
Yesus menyuruh mereka “tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu maka kamu
peroleh.“ Murid-muridpun melaksanakan sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. Maka saat itu, mujizatpun terjadi. Jala itu penuh dengan ikan namun
tidak koyak. Peristiwa itu membuat Yohanes dan Petrus begitu yakin bahwa itu
Tuhan, sebab hanya kuasa Tuhan Yesus yang mampu membuat semua mujizat, sebagaimana berbagai mujizat yang telah
disaksikan saat bersama Yesus dalam pelayanan-Nya. Terlebih lagi, saat sarapan, mereka melihat Yesus memberikan
roti dan ikan sehingga
mendorong mereka semakin percaya bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan yang hidup. Ada beberapa hal yang yang kita dapati dari
perikop pembacaan ini sebagai berikut:
1.
Tuhan Yesus tahu apa yang dibutuhkan
Ketika Yesus bertanya “hai ana-anakKu adakah kamu mempunyai
lauk pauk?“ Tentunya pertanyaan ini tidak sekedar sapaan seorang guru
kepada murid-muridnya, bukan pula menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sedang merasa
lapar sehingga menanyakan lauk pauk, melainkan Dia tahu apa yang sementara
dibutuhkan para muridNya saat itu. Dia tahu bahwa mereka tidak memiliki apa-apa, dan Dia juga tahu seberapa
kerasnya usaha mereka untuk menangkap
ikan dengan susah paya, Dia juga tahu dengan pasti apa yang
dibutuhkan anak-anakNya.
2.
Tuhan Yesus selalu hadir dan menolong dalam berbagai kondisi
Menjawab pergumulan murid-murid saat itu, Tuhan Yesus
berkata “Tebarkanlah jalamu“ Perkataan ini merupakan bentuk pertolongan Yesus dalam situasi yang dialami
murid-murid-Nya saat itu. Walaupun kelihatan hal itu mustahil
terjadi karena sudah semalaman mereka
menjala ikan, namun Yesus selalu hadir dalam berbagai kondisi dan
manyatakan pertolongan bagi siapapun.
3.
Ketaatan pada perintah Tuhan menuai berkat
Mentaati perintah Tuhan Yesus lalu mereka menebarkan jala mereka, dan sungguh mereka tidak sanggup menariknya lagi, karena banyaknya ikan. Kisah ini menunjukkan bahwa
ketaatan dan kesetiaan mendengar perintah Tuhan Yesus tidak pernah sia-sia melainkan akan mengalami
kelimpahan berkat Tuhan sebagaimana murid-murid-Nya yang setia dan taat
mendengar dan melakukan perintah Tuhan, yang pada akhirnyamujizat
Tuhan menjadi nyata.
4.
Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia hidup
Tuhan Yesus berkata ”marilah dan
sarapanlah“ hendak menunjukkan bahwa Dia hidup. Kisah ini mau menegaskan kembali tentang kebangkitan Kristus adalah
suatu kebenaran. Hal itu terbukti dengan Yesus hadir dalam kehidupan para murid-Nya dan makan bersama-sama dengan mereka, sehingga semakin kepercayaan murid-murid bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan.
Keluarga yang Tuhan Yesus
Kasihi..
Kisah penampakan Tuhan Yesus ini juga menguatkan iman kita
selaku anak-anak Tuhan bahwa kebangkitan Kristus memberikan
harapan baru, kekuatan iman dan sukacita baru bagi setiap orang dalam
menjalani kehidupan ini, sebagaimana pengalaman rohani murid-murid dalam cerita ini. Tuhan Yesus menyatakan bahwa
Dia hidup dan selalu hadir dalam berbagai kondisi umatNya. Dia tidak hanya hadir saat murid-murid dalam kondisi aman dan baik-baik saja, tetapi juga dalam kondisi yang tidak
ada apa-apa dan kondisi kegagalan sekalipun. Dalam situasi itu, Tuhan Yesus
selalu hadir menyatakan pertolongan untuk mengubah keadaan yang tidak ada apa-apa menjadi kondisi penuh kelimpahan berkat.
Keadaan yang sebelumnya diwarnai kegagalan diubahnya menjadi keberhasilan, karena tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan, asalkan mau menjadi murid yang taat dan setia pada perintah-Nya. Untuk itu, disaat berbagai tantangan yang
sementara
dihadapi dalam hidup ini, yakni kondisi pandemi Covid 19 yang
masih kita alami sampai saat ini, jangan sesekali
kita hilang
pengharapan, namun percaya pada Tuhan Yesus Kristus yang selalu hadir menolong dan
mengubah kondisi ini menjadi pulih kembali. Berdoalah dan terus mengenal-Nya dengan benar karena Yesus
Kristus adalah Tuhan. Amin. (Pdt. Nova Leaua, S.Si. Teol)
PERSEMBAHAN
SYUKUR
Ibu : Marilah kita mempersembahkan
kepada Tuhan, hidup & milik kita. Dan ingatlah bahwa Tuhan mengasihi orang
yang memberi dengan sukacita.
Pujian Bersama: Ny. Rohani 16:1-2 “Sekarang Bri Syukur“
DOA
SYAFAAT (Di pimpin oleh Bapak/Ibu)
Pujian Bersama: KJ. 413:1-2 “Tuhan Pimpin AnakMu“
PENGUTUSAN
DAN BERKAT (Semua Berdiri)
Bapak : Mengakhiri Ibadah saat ini
marilah kita mohon berkat dan penyertaan Tuhan bagi hidup kita. “Kasih dan Anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, dan Roh
Kudus menyertai seluruh kehidupan kita semua dari sekarang sampai
selama-lamanya.” Amin.
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu III Setelah
Paskah) Rabu, 29 April 2020
BERJALAN
BERSAMA KRISTUS
Yesaya 41:10
Umat Allah
sedang dalam pembuangan di negeri Babel, dan karena itu mereka terus berdoa
minta pertolongan Tuhan untuk membebaskan mereka. Melalui nabi Yesaya, Tuhan
meminta agar umat-Nya tetap setia dan percaya bahwa Dia akan menolong mereka.
Yesaya telah bernubuat bahwa Tuhan akan menolong umat-Nya. Hal inilah yang juga
dihadapi setiap orang percaya saat ini dalam menghadapi berbagai situasi
kehidupan. Allah mau supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidaklah
binasa, melainkan Ia tetap menyertai.
Sahabat Kristus, menghadapi
pergumulan hidup ini jangnlah kita berjalan seorang diri, melainkan berjalanlah
bersama Kristus. Dalam penyertaannya Ia tidak memberikan rasa takut melainkan
keberanian iman utuk menjalani hari esok, apapun tantangan yang sedang menanti
di depan. Ketika berjalan bersama Kristus kita mampu melewati tantangan hidup
jika kita tetap berpegang teguh pada janji-janji
Tuhan, sehingga kita akan mengalami ketenangan di dalam menghadapi segala
keadaan. Memang, pergumulan hidup hari ini dan hari esok sering memberikan
ketakutan, tapi berjalan bersama Yesus selalu mendapatkan ketenangan hidup. Selain
itu, dalam situasi yang berat akan sangat mudah membuat seseorang kehilangan
harapan, bimbang, bahkan putus asa. Namun, dalam kebimbangan hidup sekalipun
Allah sanggup menjamin hidupmu dalam KasihNya. Sekalipun tak seorangpun mampu
menolong kita, tetapi Allah yang mampu meneguhkan kita; Ia tidak membuang
melainkan mengangkat, tidak meninggalkan tapi mendekap. Itulah Allah kita. Terkadang
kita berkata, “Tuhan aku tak sanggup,” tapi tangan Kanan-Nya menuntumu dalam
kemenagan. Tetaplah berjalan bersama Kristus. Yah, memang sulit! Tapi
percayalah, Ia takkan meninggalkanmu seorang diri. Dia tak pernah janji Langit
selalu biru, tapi Dia berjanji selalu menyertai. Tuhan Memberkati . Amin. (Pdt. Jein Tubalawoni, S.Si. Teol)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU MALAM (Minggu III Setelah
Paskah) Rabu, 29 April 2020
CARA HIDUP
ORANG KRISTEN
1 Petrus 4:7-11
Hidup bukan terkait makan dan minum, tapi hidup
merupakan ciri khas. Cara hidup orang Kristen menentukan karakter Kristus dalam
hidup dimana kita berada. Sering kita kehilangan karakter sebagai pengikut
Kristus. Kadang kita berjalan jauh dan terkadang berdampingan dengn-Nya. Karakter itu ada karna situasi dan berbagai
peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Ditengah pandemik covid 19
yang sedang mewabah ini, bagaimana
seharusnya ciri khas hidup orang Kristen? Ada yang memandang hal ini biasa
saja, ada juga yang beranggapan bahwa ini murka Allah, ada yang menganggap
sebagai lelucon, ada yang memandang peristiwa ini dengan ketakutan, kepanikan,
khawatir, dan ada pula yang tetap menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Hal pertama
yang harus dimiliki seorang pengikut Kristus adalah “kuasailah dirimu, jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa. Doa merupkan nafas hidup, juga merupakan
komunikasi dengan Sang Pemilik hidup ini. Nah, untuk mengadu pada Tuhan, kita
butuh hati dan pikiran yang tenang, yang fokus pada Kristus dan bukan pada
persoalan hidup yang kita hadapi. Belajarlah untuk menguasi hati dan pikiran
agar tetap tenang saat menghampiri Allah dalam Doa.
Pandemik virus ini tidak mematikan
segala hal, termasuk kasih Kristus. Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi
sesama dan mengasihi diri sendiri yang dimulai dari keluarga kita. Banyak hal
yang terdapat dalam kasih, yaitu berbagi, tanpa bersungut, melayani seorang akan yang lain. Dalam kedaan
ini kita memperkuat persekutuan kita dengan saling menopang satu sama lain,
membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Ada banyak orang yang sibuk
menyebarkan ketakutan, kekuatiran lewat media sosial, sehingga kehilangan makna
doa dalam hidup kita. Mengapa? Karna kita lebih suka berbicara dengan Allah
lewat media sosial untuk mendapatkan pujian, bukan karena dengan kasih. Tetaplah
berdoa dengan hati kasih yang tenang dan membagikan anugerah Allah bagi sesama
kita dengan kasih. Tuhan memberkati. Amin. (Pdt, Jein Tubalawoni, S.Si. Teol)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu III Setelah Paskah) Kamis, 30
April 2020
NYATAKANLA HARAPANMU DALAM KRISTUS
Filipi 4:6
Berbicara tentang harapan, semua
orang pasti punya harapan. Iya kan? Bahkan sebelum melangkah di tahun 2020 ini,
pasti sudah ada banyak perencanaan yang kita buat, entah itu terkait dengan
pekerjaan, perkuliahan anak-anak, perencanaan masa depan serta halhal lainnya.
Namun, yang terjadi dan harus dialami adalah penundaan, tertunda karena
berbagai macam peristiwa yang sedang terjadi. Salah satunya keadaan kita
sekarang ini terkait dengan pandemik covid 19 yang di hadapi seluruh umat
manusia di muka bumi ini. Peristiwa ini
berdampak pada ekonomi masyarakat yang semakin hari menjadi kekuatiran bagi
setiap orang bahkan dalam rumah tangga kita.
Situasi ini membuat banyak orang
menjadi kuatir, bahkan bertanya sambil berharap kapan pandemik covid ini
berakhir. Apakah sebulan lagi, atau dua bulan lagi? Ada yang memprediksikan
virus ini akan berakhir di akhir tahun ini. Begitu baik harapan dan keinginan
setiap orang agar penyebaran covid 19 di tahu ini. Hari ini ada banyak isu
sosial yang mendatangkan kekuatiran yang menghancurkan harapan serta keinginan
kita. Namun, bagi anak-anak Tuhan, manusia boleh memprediksikan banyak hal,
segala peristiwa boleh dialami bahkan dijalani, namun Tuhan jualah yang
menentukan semuanya. Seringkali kita duduk dan meratap hari esok dan seterusnya
dengan banyak pertanyaan, tapi ada juga yang menjalani hari ini dan esok dengan
berbagai harapan serta keinginannya, ‘jika Tuhan berkenan kita melakukan hal
ini dan hal itu'. Kepastian hidup hanyalah dari Kristus. Ketakutan dan
kekuatiran dapat dilewati ketika kita menyatakan harapan dan keinginan kita dalam
Kristus melalui Doa dan ungkapan syukur.
Bersyukurlah untuk setiap peristiwa yang mampir dalam hidup kita, dan tetaplah
berharap pada Kristus, Sang Pemilik hidup ini. Karena padaNya-lah ada kepastiap
hidup. Tuhan memberkati. Amin. (Pdt. Jein Tubalawoni, S.Si. Teol)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU MALAM (Minggu III Setelah
Paskah) Kamis, 30 April
2020
MENGHADAPI PERSOALAN DENGAN HIKMAT
Yakobus 1:5-8
Menghadapi persoalan atau masalah
hidup, tidak selamanya hanya dihadapi dengan iman dan pengharapan, melainkan
hikmat yang berasal dari Tuhan. Hidup kita tak selamanya dijalani di tanah
datar yang bersih dari onak dan duri, tetapi ada saat dimana kita akan melewati
gunung yang terjal, hutan yang lebat dengan belukar. Nah, saat melewati kondisi
hutan yang rawan seperti itu, kita bukan saja butuh iman dan pengharapan,
melainkan hikmat pun wajib digunakan agar kita bisa melewati hutan belukar itu.
Yakobus menerangkan kepada
sahabat-sahabat pendengarnya bahwa ujian atas iman menghasilkan ketekunan, dan ketekunan
menghasilkan iman yang matang. Tetapi, bila ada di antara sahabat-sahabat
Kristen kekurangan hikmat dalam menghadapi ujian, ia harus meminta dalam iman
kepada Tuhan, dan Tuhan pasti menjawabnya. Mengapa? Karena Tuhan itu murah hati
dalam hal memberi hikmat. Janganlah meminta sesuatu dari Tuhan tanpa iman dan
pengharapan, melainkan minta dengan keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan pasti
menjawab. Tuhan tidak pingin keyakinan kita kepada-Nya terbagi, 50% untuk-Nya
dan 50% lagi untuk diri kita. Tidak demikian. Yang Tuhan mau ialah 100% untuk
Dia. Ada apa dengan hikmat Tuhan? Hikmat itu bukan saja terlihat saat kita
mengambil suatu keputusan dalam suatu masalah, tetapi mengajarkan kita untuk
bertindak secara hati-hati yang tepat, tidak gegabah, sehingga keputusan kita
benar sesuai dengan maksud Tuhan. Keputusan kita dalam menghadapi persoalan
yang sedang digumuli bersama saat ini, kita tidak saja menggunakan iman semata,
tetapi harus menggunakan hikmat yang berasal dari Tuhan dalam segala keputusan
kita. Agar terhindar dari bahaya, maka seorang yang berhikmat pasti bertindak
hati-hati demi keselamatannya, bukan dengan iman yang konyol dan membahayakan
hidupnya. Tuhan memberkati kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu III Setelah
Paskah) Jumat, 1 Mei
2020
YESUS KAWAN YANG SEJATI
Amsal 18:24b
Ketika membaca Amsal 18:24b saya
teringat lagu “Yesus Kawan Yang Sejati,” (KJ 453). Ayat satu dari nyanyian ini
berbunyi sbb: “Yesus Kawan Yang sejati bagi kita yang lemah. Tiap hal boleh
dibawa dalam doa padaNya O, betapa kita susah dan percuma berlelah Bila kurang
pasrah diri dalam doa padaNya. Lagu “Yesus Kawan Yang Sejati”, adalah
sebuah nyanyian dari hati yang merasa kehilangan, namun memiliki pengharapan.
Tahun 1857 syair lagu ini diciptakan oleh Joseph Medicott Scriven. Ia lahir
tahun 1819 di Dublin, Irlandia. Pada usia 25 tahun ia pindah ke Canada oleh
karena calon isterinya mati tenggelam sehari sebelum mereka menikah. Joseph
adalah pribadi yang luhur; ia baik hati kepada siapapun, sampai-sampai di atas
makamnya, para sahabatnya mendirikan tugu di pinggir jalan raya dekat danau
Ontario dengan kata-kata: “Enam kilometer
dari sini, di pemakaman Pengally, terbaring si murah hati dan pengarang syair
lagu di Port Hope, 1857.”
Joseph mengarang syair lagu
“Yesus Kawan Yang Sejati”, di saat-saat hatinya merasa kehilangan orang yang
dicintai. Saat ibunya sakit keras, ia tahu bahwa Yesus Kawan yang sejati akan
setia menemani ibunya, sehingga dalam suratnya itu, Joseph menulisnya syair
lagu ini. Ia tahu bahwa dalam hidup ini hanya cuma Yesus adalah Kawan yang
setia; setia pada setiap orang yang kehilangan pengharapan dan tak berdaya.
Saat ia sakit, ia sempat berkata pada temannya bahwa lagu ini diciptakan oleh
Tuhan dirinya. Saat ia meninggal, syair lagunya diambil oleh seorang komponis,
Charles Crozat Converse dan dipopulerkan oleh Ira D. Sankey pada tahun 1857.
Lagu ini selalu dinyanyikan karena kita tahu bahwa dalam keadaan susah yang
bagaimana pun, Yesus adalah Kawan yang sejati. Ia setia mendampingi dan
menghibur hati kita, karena Ia tahu kita lemah. Sahabatku, dikala kita
merasa putus asa dan hilang pengharapan, saya hanya berpesan jangan lupa
katakan dalam doamu bahwa:“Yesus, aku tahu bahwa Engkaulah Kawan Yang Sejati”.
Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU MALAM (Minggu III Setelah
Paskah) Jumat, 1 Mei 2020
TUHAN ADA DI SAAT KRISIS
Keluaran 17:5-6
Krisis air yang dialami oleh Israel
pasca keluar dari tanah Mesir, menjadi masalah sosial yang serius. Krisis itu terjadi setelah bangsa Israel
meninggalkan Padang gurun Sin, tepatnya di daerah Rafidim, sebelum mereka
menuju gunung Horeb (Sinai). Krisis air menjadikan perdebatan di kalangan kaum Israel dengan nabi
Musa. Sampai-sampai Musa menjadi sasaran pemberontakan mereka. Akibat krisis air bangsa Israel menjadi sangsi dan skeptis
pada kemahakuasaan TUHAN atas mereka.
Desakan emosional bangsa Israel menjadi pokok doanya nabi
Musa kepada TUHAN. Musa berkata jujur kepada TUHAN atas desakan bangsa Israel: “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa
ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Jawaban Tuhan
atas permintaan Musa adalah berjalan paling depan di antara semua bangsa Israel
yang didampingi para tua-tua Israel. Musa memegang tongkat mujizatnya.
Sedangkan Tuhan menunggu Musa dan umat Israel di atas tebingan batu gunun
Horeb.
Kondisi
penyebaran virus corona semakin terasa sedang mengantar kita pada sebuah krisis
dalam hidup. Mungkin saja, entah kapan, kita bakal mempersalahkan TUHAN karena bermasabodoh, dan pula mempersalahkan pemimpin karena tidak tangap terhadap krisis yang sedang melanda
kita. Tanpa kita sadari kalau tindakan kita sedang mencobai eksistensi TUHAN atas hidup kita. Apakah Tuhan kita buta dan
tuli? Tidak saudaraku. Ingat, TUHAN itu tahu krisis yang
sedang dialami
oleh kita dan Ia sangat paham akan pergumulan ini. Selayaknya kita mengerti bahwa dalam
menyelesaikan persoalan ini, TUHAN wajib dilibatkan di dalamnya, sehingga segala perkara dapat diatasi
oleh-Nya. Tuhan kita selalu ada di setiap krisi yang sedang kita hadapi dan Ia
tidak akan pernah tinggal diam, melainkan bertindak menolong kita. Percayalah,
itu janji Tuhan. Tuhan memberkati kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU PAGI (Minggu III Setelah
Paskah) Sabtu, 2
Mei 2020
DIAM, AKULAH TUHANMU
Mazmur 46:11
Seorang ayah pernah memarahi anaknya denga berkata, “Diam, bukan engkau yang memperanakan aku,
melainkan akulah yang memperanakanmu!,” demikian tegas sang ayah pada
Michael, anaknya. Pernyataan seperti ini mau menegaskan bahwa status sang ayah
adalah sebagai yang memperanakan Michael sebagai anaknya. Entalah, apa yang
menyebabkan sehingga sanga ayah berkata tegas pada Michael, anaknya. Mungkin
saja si Michael tidak menghargai ayahnya yang sedang menasihatinya, ataukah ada
sikap lain yang tak terpuji pada orang tuanya
Pembacaan saat ini pun menerangkan
pada kita bahwa Allah, Tuhan kita itu, Dialah Bapa bagi setiap orang percaya.
Adakah di antara kita, yang dengan kepintaran kita, membantah Tuhan? Saya percaya bahwa tak mungkin kita membantah Tuhan, saat
Ia sedang melakukan sesuatu pada kita, bukan? Mungkin saja Ia akan berkata pada
kita, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa
Akulah Allah!,” karena kita melawan perintah-Nya. Nah, kata diamlah dan ketahuilah, merupakan kata ketegasan Tuhan pada kita untuk tidak
banyak berbicara dan lebih sering mendengar untuk mengetahui tentang
eksistensi-Nya sebagai Yang Berkuasa atas kita. Sebab, dengan berdiam dan mendengar,
kita akan tahu bahwa Tuhan kita adalah Yang Tinggi di antara bangsa-bangsa dan
ditinggikan di bumi. Hal ini terkait dengan kemahakuasaannya Tuhan yang menyertai segenap manusia. Bila dengan
mengetahui siapa Tuhan itu, maka yang terpenting dilakukan setiap pengikut-Nya
ialah berdiam dan mendengar agar percaya bahwa Tuhan tak mungkin meninggalkan
kita berjalan sendiri, melainkan tetap bertindak menyelamatkan setiap orang
yang percaya dan berpengharapan kepada-Nya. Bila Tuhan berkata diamlah dan ketahuilah, bukan berarti Dia ikut-ikutan diam bersama kita,
melainkan aktif berkerja untuk menyelamatkan kita yang diam dan percaya
kepada-Nya. Tuhan, Dialah benteng yang melindungi dari bahaya yang sedang
melanda kita. Tuhan setia menjaga kita sekalian. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
RENUNGAN
HARIAN WAKTU MALAM (Minggu III Setelah
Paskah) Sabtu, 2
Mei 2020
PERCAYA ITU PENTING, SEBELUM CURHAT
Mazmur 62:9
“Ternyata curhat itu penting loh,”
kata Dewi pada Rosa. “Emangnya apa manfaatnya?,” tanya Rosa pada Dewi. Lalu,
Dewi menjawab: “Rosa, dengan kita mencurahkan beban pada seseorang yang kita
percayai, maka setidaknya beban masalah kita sedikit berkurang. Apalagi, kalau
akhir-akhir ini masalah kita begitu banyak menumpuk dalam pikiran kita.”
“Memangnya, kamu curhat pada siapa yang dipercayai sih?,” tanya Rosa balik pada
Dewi. Lalu, Dewi menjawabnya: “Hanya ada satu Sahabat yang terbaik dalam
hidupku. Dia begitu setia mau mendengar segala curahan isi hatiku.” Sangat
penasaran, Rosa bertanya kembali pada Dewi: “Siapa dia?” Dengan santai Dewi
menjawanya, “Tuhan Yesus! Dialah Sang Pendengar curhat yang setia!”
Pemazmur berkata bahwa sebelum kita
mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan, hal terpenting bagi seorang pencurhat
ialah percaya. Sebab, tanpa percaya mana mungkin kita bisa mencurahkan isi hati
kita kepada Tuhan. Seberat apapun persoalan dan masalah kita, soal curhat itu
tidak sulit, tetapi apakah kita percaya pada Tuhan yang hendak kita mencurahkan
masalah/persolana yang kita hadapi kepada-Nya? Kalau kita curhat padahal kita
tidak percaya kalau Tuhan sanggup bertindak menolong kita. Iya kan? Karena itu,
sebelum mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan, percayalah bahwa Tuhan Mahapendengar
dan Mahatahu segala persoalan kita.
Menjalani hidup ini, sahabat Kristus
yang budiman, Tuhan itu setia mendengar seluruh keluhan kita, tetapi yang Dia
butuh dari kita ialah sunggu-sungguh percaya kepada-Nya sebagai Pendengar
Curhat dan Penolong setiap manusia yang bercurhat kepada-Nya. Saat sekarang,
curhat kepada Tuhan itu penting, tetapi lebih penting lagi ialah percaya
sungguh-sungguh kepada-Nya, maka Ia pasti menjawab kita. Amin. (Pdt. Lucky Matui, S.Th)
0 komentar:
Posting Komentar