HIDUP DI DALAM KASIH KRISTUS
Efesus 5:1-17
PENGANTAR
Kebersamaan PS dalam Ibadah 107 HUT PI di tanah Tabi-2017 |
Surat ini ditulis oleh Paulus dan dialamatkan kepada jemaat Kristen di
kota Efesus, sewaktu ia dipenjarakan. Oleh karena di dalam penjara maka Paulus mengutus Tikhikus mengantarkan
suratnya ini kepada jemaat Efesus
(6:21-22). Dan isi surat ini mengenai
masalah yang berkaitan dengan orang Kristen secara umum di lingkungan
orang-orang bukan Yahudi pada masa itu.
Rasul Paulus menulis surat ini bertujuan untuk memberitakan
rencana Allah melalui diri Yesus Kristus, yaitu “untuk mempersatukan di dalam
Kristus semua orang yang percaya kepada-Nya.” Jemaat Efesus adalah bagian dari
persekutuaan orang-orang percaya yang didasarkan pada kasih Kristus. Kasih
Kristus itu telah membuat semua orang percaya menjadi percaya kepada-Nya dan menjadi anak-anak terang
yang berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Efesus 5:1-17 merupakan lanjutan
ketegasan Paulus dari ayat-ayat sebelumnya kepada jemaat Efesus, terkait dengan sikap hidup orang-orang Kristen di
jemaat itu. Kali ini Paulus lebih menekankan soal kasih sebagai dasar perbuatan
baik orang-orang Kristen dalam persekutuan berjemaat.
Perilaku-perilaku manusia
lama adalah mencerminkan orang-orang yang kehilangan kasih, sedangkan perilaku
manusia baru adalah berdasarkan pada kasih Kristus. Itulah sebabnya Paulus menegaskan
kepada jemaat itu bahwa sebagai manusia baru, setiap orang Kristen harus
menjadikan diri mereka sebagai penurut-penurut Allah dan membangun kehidupan di dalam
kasih dengan sesamanya, sebagaimana Kristus Yesus telah mengasihi dan telah menyerahkan diri-Nya
demi keselamatan mereka.
Menurut Paulus, kasih
Kristus adalah segalanya bagi setiap orang Kristen yang hidup di dalam
persekutuan bersama Allah. Kasih Kristus adalah dasar perilaku hidup
orang-orang Kristen. Orang Kristen Efesus akan berprilaku baik kepada
sesamanya, baik secara internal maupun eksternal persekutuan mereka, itu karena kasih Kristus. Oleh sebab itu, ia menegaskan
kepada jemaat Efesus beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan bersama-sama,
yang dimulai dengan kata “jangan.” Kata ini mengandung perintah atau larangan
bagi setiap anggota jemaat Efesus agar tidak menggunakan mulut melakukan hal-hal buruk. Ada dua
hal yang tergambar dari bagian pembacaan
kita saat ini.
1.
Kemurnian Hidup
Yang dimaksud dengan
kemurnian hidup dalam hal berkata-kata atau berucap. Paulus menegaskan bahwa
mulut yang diciptakan Tuhan baiklah dipakai berbicara hal-hal yang baik daripada hal-hal yang buruk.
Itulah sebabnya, ia
berkata bahwa perkataan-perkataan yang cabul dan cemar, kata-kata yang kosong
atau yang sembrono, jangan sekali-kali diucapkan oleh orang-orang Kristen Efesus.
Apalagi disesatkan dengan kata-kata yang hampa. Perbuatan-perbuatan orang seperti itu, menurut Paulus, tidak ada tempat baginya
di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
2.
Hidup dalam Terang
Ketika Paulus menasihati
jemaat Efesus dengan hal-hal praktis di atas, satu hal yang diakuinya ialah
bahwa memang dahulu mereka hidup di dalam kegelapan, dan ia sangat mengakui
kalau sikap-sikap buruk itu sering dipraktekkan dalam kehidupan mereka sebelum
mengenal Kristus. Tetapi, sesudah mereka telah menjadi percaya kepada Kristus
dan telah menjadi anak-anak terang, sebaiknya kehidupan kegelapan itu jangan
diterapkan di dalam kehidupan pribadi dan persekutuan mereka, sebaliknya
kegelapan itu harus ditelanjangi. Sebab menurut Paulus, hari-hari dalam setiap
waktu selalu menghadirkan kejahatan di sekelilingnya. Untuk itu, setiap orang
Kristen wajib berpikir dan bertindak secara bijaksana dalam menilai dan berlaku
baik di tengah-tengah persekutuan berjemaat dan bersmasyarakat.
PENERAPAN
Pertama: Firman
Tuhan saat ini hendak mengingatkan kita untuk
lebih mengedepankan kebersamaan di dalam persekutuan di antara sesama anggota dalam jemaat. Membangun jemaat ini butuh
kepedulian seluruh anggota jemaat, baik yang berada di setiap Wik, Unsur.
Sekalipun kita berbeda-beda suku, bahasa, rambut, kulit, serta berbeda dalam
status sosial, tetapi kita semua adalah sesama orang-orang Kristen yang telah diterangi
dengan kasih Kristus. Kita semua telah memiliki kasih yang telah diajarkan
Kristus, yaitu mengasihi antara satu dengan yang lain, tanpa membeda-bedakan
statusnya. Satu hal yang ditekankan Paulus untuk kita adalah menjaga seluruh
ucapan kita terhadap sesama. Mengapa? Karena dengan memelihara ucapan-ucapan yang tidak membangun sesama persekutuan, tentu kita
bakal kehilangan keharmonisan dan damai di tengah-tengah persekutuan itu.
Kedua: Banyak
hal yang bakal kita pikir dan kerjakan dalam persekutuan jemaat, dalam rangka menumbuh-kembangkan
gereja ke arah yang lebih berkembang. Maka, hal
terpenting yang harus kita perbuat ialah memberi kontribusi pikiran terbaik
untuk pembangunan tubuh Kristus, bukannya saling melempar kesalahan,
menjatuhkan sesama dalam persekutuan kita,
melainkan saling mendukung sehingga kebersamaan itu
tetap terjaga dan terbina menjadi sebuah keluarga besar pengikut Kristus, yang kepalanya ialah Yesus Kristus, Tuhan
dan Gembala kita yang abadi.
Shalom!!!
Pdt. Lucky Matui, S.Th
0 komentar:
Posting Komentar