Kamis, 19 September 2019

September 19, 2019

HIDUP DI DALAM KASIH KRISTUS
Efesus 5:1-17

PENGANTAR
Kebersamaan PS dalam Ibadah 107 HUT PI di tanah Tabi-2017
          Surat ini ditulis oleh Paulus dan dialamatkan kepada jemaat Kristen di kota Efesus, sewaktu ia dipenjarakan. Oleh karena di dalam penjara maka Paulus mengutus Tikhikus mengantarkan suratnya ini kepada jemaat Efesus (6:21-22). Dan isi surat ini mengenai masalah yang berkaitan dengan orang Kristen secara umum di lingkungan orang-orang bukan Yahudi pada masa itu.
          Rasul Paulus menulis surat ini bertujuan untuk memberitakan rencana Allah melalui diri Yesus Kristus, yaitu “untuk mempersatukan di dalam Kristus semua orang yang percaya kepada-Nya.” Jemaat Efesus adalah bagian dari persekutuaan orang-orang percaya yang didasarkan pada kasih Kristus. Kasih Kristus itu telah membuat semua orang percaya menjadi percaya kepada-Nya dan menjadi anak-anak terang yang berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.

ISI RENUNGAN
Efesus 5:1-17 merupakan lanjutan ketegasan Paulus dari ayat-ayat sebelumnya kepada jemaat Efesus, terkait dengan sikap hidup orang-orang Kristen di jemaat itu. Kali ini Paulus lebih menekankan soal kasih sebagai dasar perbuatan baik orang-orang Kristen dalam persekutuan berjemaat.
Perilaku-perilaku manusia lama adalah mencerminkan orang-orang yang kehilangan kasih, sedangkan perilaku manusia baru adalah berdasarkan pada kasih Kristus. Itulah sebabnya Paulus menegaskan kepada jemaat itu bahwa sebagai manusia baru, setiap orang Kristen harus menjadikan diri mereka sebagai penurut-penurut Allah dan membangun kehidupan di dalam kasih dengan sesamanya, sebagaimana Kristus Yesus telah mengasihi dan telah menyerahkan diri-Nya demi keselamatan mereka.
Menurut Paulus, kasih Kristus adalah segalanya bagi setiap orang Kristen yang hidup di dalam persekutuan bersama Allah. Kasih Kristus adalah dasar perilaku hidup orang-orang Kristen. Orang Kristen Efesus akan berprilaku baik kepada sesamanya, baik secara internal maupun eksternal persekutuan mereka, itu karena kasih Kristus. Oleh sebab itu, ia menegaskan kepada jemaat Efesus beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan bersama-sama, yang dimulai dengan kata “jangan.” Kata ini mengandung perintah atau larangan bagi setiap anggota jemaat Efesus agar tidak menggunakan mulut melakukan hal-hal buruk. Ada dua hal yang tergambar dari bagian pembacaan  kita saat ini.
1.                 Kemurnian Hidup
Yang dimaksud dengan kemurnian hidup dalam hal berkata-kata atau berucap. Paulus menegaskan bahwa mulut yang diciptakan Tuhan baiklah dipakai berbicara hal-hal yang baik daripada hal-hal yang buruk. Itulah sebabnya, ia berkata bahwa perkataan-perkataan yang cabul dan cemar, kata-kata yang kosong atau yang sembrono, jangan sekali-kali diucapkan oleh orang-orang Kristen Efesus. Apalagi disesatkan dengan kata-kata yang hampa. Perbuatan-perbuatan orang seperti itu, menurut Paulus, tidak ada tempat baginya di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
2.                 Hidup dalam Terang
Ketika Paulus menasihati jemaat Efesus dengan hal-hal praktis di atas, satu hal yang diakuinya ialah bahwa memang dahulu mereka hidup di dalam kegelapan, dan ia sangat mengakui kalau sikap-sikap buruk itu sering dipraktekkan dalam kehidupan mereka sebelum mengenal Kristus. Tetapi, sesudah mereka telah menjadi percaya kepada Kristus dan telah menjadi anak-anak terang, sebaiknya kehidupan kegelapan itu jangan diterapkan di dalam kehidupan pribadi dan persekutuan mereka, sebaliknya kegelapan itu harus ditelanjangi. Sebab menurut Paulus, hari-hari dalam setiap waktu selalu menghadirkan kejahatan di sekelilingnya. Untuk itu, setiap orang Kristen wajib berpikir dan bertindak secara bijaksana dalam menilai dan berlaku baik di tengah-tengah persekutuan berjemaat dan bersmasyarakat.

PENERAPAN
Pertama: Firman Tuhan saat ini hendak mengingatkan kita untuk lebih mengedepankan kebersamaan di dalam persekutuan di antara sesama anggota dalam jemaat. Membangun jemaat ini butuh kepedulian seluruh anggota jemaat, baik yang berada di setiap Wik, Unsur. Sekalipun kita berbeda-beda suku, bahasa, rambut, kulit, serta berbeda dalam status sosial, tetapi kita semua adalah sesama orang-orang Kristen yang telah diterangi dengan kasih Kristus. Kita semua telah memiliki kasih yang telah diajarkan Kristus, yaitu mengasihi antara satu dengan yang lain, tanpa membeda-bedakan statusnya. Satu hal yang ditekankan Paulus untuk kita adalah menjaga seluruh ucapan kita terhadap sesama. Mengapa? Karena dengan memelihara ucapan-ucapan yang tidak membangun sesama persekutuan, tentu kita bakal kehilangan keharmonisan dan damai di tengah-tengah persekutuan itu.
Kedua: Banyak hal yang bakal kita pikir dan kerjakan dalam persekutuan jemaat, dalam rangka menumbuh-kembangkan gereja ke arah yang lebih berkembang. Maka, hal terpenting yang harus kita perbuat ialah memberi kontribusi pikiran terbaik untuk pembangunan tubuh Kristus, bukannya saling melempar kesalahan, menjatuhkan sesama dalam persekutuan kita, melainkan saling mendukung sehingga kebersamaan itu tetap terjaga dan terbina menjadi sebuah keluarga besar pengikut Kristus, yang kepalanya ialah Yesus Kristus, Tuhan dan Gembala kita yang abadi.

Shalom!!!
Pdt. Lucky Matui, S.Th

0 komentar:

Posting Komentar