YA TUHAN, TIAP JAM
Kidung
Jemaat 457
Ya Tuhan, tiap jam ‘kumemerlukanM
Engkaulah yang membri sejahtera penuh
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan
‘kudatang Juruslmat berkatilah
Demikan bunyi bait pertama dari Kidung Jemaat
457 “Ya Tuhan, Tiap Jam”.
Pernakah Anda mengikuti ibadah di gereja dan
seorang pendeta yang kebetulan memimpin ibadah pada saat itu mengajak Anda dan
seluruh jemaat melagukan nyanyian kidung jemaat ini? Apakah Anda pernah
bertanya dalam benakmu tentang latar belakang nyanyian ini?
Saya mempunyai pengalaman saat memimpin ibadah
di salah satu jemaat GKI di Klasis Sentani. Dalam tata cara ibadah itu saya
masukan nyanyian Kidung Jemaat 457 sebagai salah satu nyanyian seluruh jemaat.
Setelah ibadah usai, sementara saya mengemasi semua perlengkapan ibadah saya
untuk segera kembali ke rumah, ada seorang pemudi yang datang menghampiri saya,
lalu bertanya: “Pa pendeta, bolehkah saya menanyakan sesuatu? “Oh… boleh
saja!”, ucapku demikian. Pemudi itu bertubuh langsing, rambutnya sebatas bahu
dan wajahnya begitu ceriah. Pertanyaan begini: “Apa sih latar belakang dari
nyanyian KJ 457, ‘Ya Tuhan, Tiap Jam’ itu’?. Saya pingin mengetahuinya?”.
Pertanyaan ini terdengar mudah, tetapi sulit juga
untuk dijawab. Kebetulan pada saat itu saya sendiri pun belum mengetahui latar
belakang KJ 457 ini, maka saya menjawabnya: “Nona…bolehkah Anda memberi waktu
pada saya mencari jawabannya?”. Beruntung pemudi itu sangat mengerti, sehingga
ia tidak berkomentar apa-apa, malah ia dengan senang hati berkata: “Oh…begitu?
Baiklah, saya akan menunggu jawaban bapak!”. Sepanjang perjalanan ke rumah, di
atas kendaranku, saya berpikir bagaimana saya memperoleh jawaban atas
pertanyaan si pemudi tadi.
Tiga hari kemudian, saya memperoleh jawaban itu,
tepatnya di dalam sebuah buku yang berjudul “Kisah Kidung” yang ditulis oleh
Dr. Alfred Simajuntak, seorang pendiri Yayasan Musik Gereja (YAMUGER)
Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Musik Gereja Di Indonesia, cetakan
ke-2 tahun 2007.
Beberapa minggu kemudian, tepatnya dalam ibadah
gabungan pemuda Klasis GKI Sentani yang dilaksanakan dua bulan sekali, saya
kembali bertemu dengan pemudi tersebut dan menjawab pertanyaannya seperti ini:
Nyanyian Kidung Jemaat 457 “Ya Tuhan, Tiap Jam”
diciptakan oleh seorang ibu rumah tangga, namanya Annie Sherwood Hawks. Annie
lahir di Hoosick, New York, pada tahun 1835. Ia menikah dengan Charles Hawks
dan dikaruniai tiga orang anak. Mereka tinggal di Brooklyn, New York dan
menjadi anggota gereja Baptis. Kebetulan pendeta gereja itu adalah Dr. Robert
Lowry, seorang ahli musik. Dr. Roberd-lah yang kemudian membantu Annie menyusun
melodi dari nyanyian Kidung Jemaat 457 ini. Sebanyak 400 syair lagu yang
diciptakan Annie, dan syair lagu Ya Tuhan, Tiap Jam yang paling terkenal
sekarang.
Apa yang terjadi sehingga Annie Hawks mengarang
syair lagu itu? Ternyata saya menemukan catatan ringkas dari Annie Hawks yang
berkata: “Ketika itu saya berumur 37, seorang ibu rumah tangga yang masih
tergolong muda. Itu tahun 1872. Suatu pagi saya sibuk dengan urusan rumah
tangga, tiba-tiba timbul pikiran pada diri saya, betapa indahnya hidup dekat
Tuhan, entah itu dalam keadaan bahagia ataupun derita. Timbullah kata-kata
berikut ini dalam hati saya: “Ya Tuhan, tiap jam, aku memerlukanMu…”. Lalu saya
membuat syair itu.
Jadi, syair nyanyian Kidung Jemaat 457 tersebut
tercipta pada tahun 1872, tepatnya di kota Brooklyn. Awalnya syair lagu ini
hanya empat ayat saja, kemudian Dr. Lowry membuat melodinya dan menambah
refrein nyanyian ini. Lalu, oleh YAMUGER menerjemahkan menjadi enam ayat, yang
sekarang kita pakai. Demikian penjelasan saya kepada pemudi tersebut, usai
ibadah.
Sebelum mengakhiri tulisan singkat ini, saya
hanya mau katakan satu hal kepada saudara sekalian bahwa dalam hidupan ini,
baik di dalam rumah tangga kita, di tempat kerja kita masing-masing, entah itu
sebagai seorang PNS, TNI/Polri, pengusaha, petani, nelayan, buru, mahasiswa dan
pelajar, tentunya dalam menapaki hidup selalu saja ada suka maupun duka.
Tetapi, yang perlu kita ingat pesan dari Annie Hawks bahwa hanya dengan hidup
dekat bersama Tuhan, kehidupan kita akan jadi lebih indah. Karena hidup yang diberikan
Tuhan kepada kita akan indah kalau dekat dengan Tuhan. Singkat kata, “hidup
dekat dengan Tuhan, kehidupan menjadi indah”. Amin?
Semoga bermanfaat!
Pdt. Lucky Matui, S.Th
0 komentar:
Posting Komentar