RENUNGAN
IBADAH UNSUR-UNSUR JEMAAT (Malam) Senin, 30 Maret 2020
TAK TERSELAMI PIKIRAN TUHAN
1 Samuel 16:14-23
Syalom!!!
Saudara-saudara
yang terkasih.
Sering kita tidak mampu memahami jalan
pikiran dan tindakan Tuhan dalam hidup manusia. Karena Allah itu berkuasa, dan kewenangan-Nya
tidak dapat diinterfensi oleh setiap manusia. Allah bebas melakukan apa saja
berdasarkan keinginan dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada seorang pun
di antara kita yang dapat mengatur kehendaknya Tuhan. Demikian pun Daud,
sekalipun ia telah dilantik oleh Samuel di Betlehem menjadi raja, namun ia
tidak langsung menggunakan kehendaknya untuk duduk di istana kerajaan Israel
menggantikan Saul.
Ketika Roh Tuhan telah pergi dari Saul
dan roh jahat, atas izin Tuhan,
menguasai hidupnya, yaitu sikap kedurhakaan (ingkar terhadap perintah
Tuhan) dan sifat kedegilan (keras kepala kepada Tuhan), membuat hidup Saul
menjadi tidak nyaman. Menyikapi kondisi Saul yang semakin buruk kelakuannya,
para hambanya mengusulkan agar dapat membawa seorang anak Isai yang bungsu,
yaitu Daud, supaya hadir memainkan musiknya sehingga dapat mengusir roh-roh
jahat itu. Dengan begitu, menurut hamba-hamba itu, hidup Saul menjadi tenang. Usulan demikian
diterima baik, dan atas keputusan Saul, Daud dihadirkan di tengah-tengah istana
kerajaan Saul.
Ketika mendengar kabar permintaan Daud
menjadi pelayan raja Saul, Isai (ayah Daud), dengan hati senang menyiapkan
persembahan khusus (seekor keledai, roti, sekirbat anggur dan seekor anak
kambing) kepada raja Israel itu, sambil membawa anaknya menjadi pelayan bagi
Saul di istananya. Saul begitu mengasihi Daud. Tugas Daud selama menjadi
pelayan Saul ialah sebagai pemain musik
kecapi dan pemegang pedang raja
Saul. Benar-benar peran Daud begitu penting bagi raja Saul, saat-saat
kehidupannya sedang berada dalam kondisi yang tidak nyaman.
Saudara-saudari yang budiman.
Sering kita tidak sanggup mengerti dan memahami jalan pikirannya Tuhan. Dia
bekerja dengan cara yang tak dapat kita duga. Ia membuat semua terjadi sesuai
waktu dan rencana-Nya. Demikian jalan Tuhan bagi Daud pun demikian. Ketika
keseimbangan hidup Saul terancam, Tuhan menghadirkan Daud di istana orang nomor
satu kerajaan Israel itu, sekalipun anak Isai itu telah dilantik menjadi raja
umat Israel resmi di mata Tuhan. Bahwa dengan menghadirkan Daud di istena Saul,
Tuhan mau agar Daud belajar menilai, manakah pemimpin yang benar-benar takut
dan tidak takut akan Tuhan. Selain itu, Tuhan pun menunjukkan bahwa hanya
kuasa-Nya yang sanggup mengubah rasa takut Saul menjadi normal kembali, hanya
dengan permainan kecapi seorang Daud. Dalam hal ini, kita bisa melihat
bagaimana musik dan nyanyian tentang Tuhan itu mempunyai kuasa menyembuhkan,
memulihkan dan menghilangkan rasa takut yang dialami seseorang.
Sahabat-sahabat, kekasih Kristus.
Bila membaca dan mengerti kisah dalam pembacaan kita saat ini, maka ada dua
hal yang boleh diambil menjadi pelajaran berharga di tengah-tengah kondisi yan
tidak stabil akhir-akhir ini.
1.
Ketika roh jahat datang
menghampiri Saul, perasaan takut yang dialaminya begitu besar sehingga hidupnya
tidak stabil seperti biasanya yang dialami setiap orang. Dalam kondisi Saul
seperti itu, bukannya Tuhan menolongnya, melainkan mengizinkan roh jahat
terus-menerus menguasai Saul, supaya rencana-Nya atas Daud tercapai. Kehadiran
Daud dalam istana raja Saul merupakan rancangan Tuhan yang tak sanggup dicernah
oleh pikiran manusia. Apakah Tuhan sebegitu jahat terhadap Saul? Tidak! Tuhan
melakukan hal itu karena Saul sendiri sudah tidak lagi menghormati-Nya. Tuhan
memakai Daud, sekalipun masih remaja, hadir sebagai penolong rasa takut yang
dialami Saul. Wabah covid-19 ini, selain sebagai virus yang sistem penularannya
begit cepat, ia pun juga sebagai roh jahat yang menakut-nakuti kita, baik
melalui media sosial dan media masa, sehingga membuat iman dan pengharapan kita
menjadi ciut. Apakah kita akan tetap berada di dalam kondisi seperti itu?
Tidak, saudaraku. Dalam hal ini, perlu ditegaskan bahwa bukannya kita
menyalahkan media itu, melainkan bagaimana memanfaatkan media yang benar dan
bertanggung jawab dalam membagi dan menerima segala pesan yang positif.
Sebagaiman Tuhan menghadirkan Daud menolong dan menghibur Saul dalam rasa takutnya
itu, Tuhan pun akan memakai orang lain, entah itu pemimpin pemerintah, gereja,
para medis, para LSM untuk memberikan
semangat pada kita semua. Itulah sebabnya, bijaksanalah dalam menerima segala
informasi terkait dengan pandemi virus itu. Ingat, berita yang baik adalah
informasi yang membangun iman dan harapan kita pada Tuhan, bukannya
menakut-nakuti dan mempuruk keadaan di sekitar kita. Terlebih penting lagi
ialah tempatkanlah Tuhan di atas rasa takut, supaya hati, jiwa dan tubuh kita
menjadi aman dalam segala kondisi.
2.
Kehadiran Daud di tengah-tengah kehidupan pribadi dan keluarga Saul adalah
untuk menghibur dengan musik dan nyanyiannya tentang Tuhan. Hal menunjukkan
pada kita bahwa puji-pujian (ibadah dan penyembahan) kepada Tuhan di
tengah-tengah keluarga itu begitu penting. Apalagi kondisi kita akhir-akhir ini
dengan wabah virus corona, kehidupan persekutuan kita di gereja semuanya telah
dialihkan di setiap rumah-rumah tangga Kristen, maka di sini mengingatkan kita
bahwa mesbah peribadahan (pujia-pujian, penyembahan) kepada Tuhan dalam
keluarga adalah momen terbaik untuk membangun persekutuan ayah, ibu dan
anak-anak yang sekian lama terkikis menjadi normal kembali. Ibadah yang
berlangsung dalam rumah tangga setiap keluarga menghadirkan kuasa yang menguatkan
iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan. Ingat, Tuhan selalu hadir di
tengah-tengah peribadahan (mazmur dan puji-pujian) kita dalam rumah tangga
setiap keluarga. Yakinlah, Tuhan Yesus adalah Penolong kita. Amin. (Pdt. Lucky
Matui, S.Th)
Syalom!!!!
RENUNGAN
IBADAH KELUARGA (Malam) Senin, 31 Maret 2020
RENDAH
HATI MELAYANI YESUS
Yohanes
12:1-8
Bapak,
Ibu, Saudara/I yang Tuhan Yesus Kasihi…
Saat
ini kita merenungkan tentang kisah Tuhan Yesus yang di urapi di kota Betania
tempat asal Lazarus, Maria dan Marta. Dikisahkan dalam Injil Yohanes bahwa
Yesus begitu mengenal ketiga bersaudara ini dan memiliki ikatan kasih yang
besar kepada mereka sebagaimana yang diceritakan pada pasal sebelumnya Yohanes
11:1-44 disaat Maria dan Marta ada di dalam
pergumulan berat ketika saudara mereka Lazarus meninggal, dalam situasi itu
Tuhan Yesus datang dan membangkitkannya dari kubur dan membuat semua orang yang
hadir saat itu menjadi sangat takjub. Dan masih di Kota betania enam hari
menjelang Paskah, diceritakan bahwa disitu diadakan perjamuan untuk Yesus dan
murd-muridnya. Di dalam injil Matius dan
Markus menyebutkan bahwa perjamuan itu dilaksanakan di rumah Simon seorang yang
sakit kusta (Matius 26:6; Markus 14:3) tetapi dalam perjamuan itu juga terdapat
Marta yang melayani, ada Lazarus yang juga turut makan bersama-sama
dengan Yesus dan Maria yang meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Tentunya menjadi
pertanyaan bagi kita mengapa Maria bertindak seperti itu? Apa
maksudnya? Memang, dalam
tradisi Yahudi pembasuhan kaki merupakan kebiasaan yang pada umumnya dilakukan sebagai bentuk
kesopanan dan keramahtamahan ketika seseorang berkunjung ke rumah orang lain,
maka tuan rumah tersebut akan menyediakan air untuk para tamu agar dapat
membasuh kaki mereka dan biasanya di lakukan oleh seorang hamba. Pembasuhan
kaki juga melambangkan penyerahan diri atau kerendahan hati sebagaimana
dilakukan Yesus yang membasuh kaki murid – muridNya sebelum hari raya Paskah di
mulai (Yohanes 13:1-20) atau menjelang Yesus di tangkap.
Tetapi berbeda dalam kisah ini yang menceritakan bahwa Maria tidak membasuh
kaki Yesus dengan air melainkan dengan minyak Narwastu dan menyekanya dengan
rambutnya.
Bapak, Ibu dan anak – anak yang Tuhan Yesus kasihi…
Melihat
sikap Maria saat itu, tentu membuat murid-murid
Tuhan Yesus bertanya-tanya terutama Yudas Iskariot yang
berkata “ Mengapa minyak Narwastu ini tidak di jual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?“ (Ayat 5). Sesungguhnya
perkataan Yudas Iskariot ini mau menjelaskan siapa sebenarnya dirinya, sebab
kempat kitab injil mencatat bahwa Yudas Iskariot adalah salah seorang murid
yang selalu bersama-sama Yesus tetapi pada akhirnya
mengkhianati dan menyerahkan Tuhan Yesus
untuk di tangkap, Yudas juga menunjukkan karakter yang begitu serakah terhadap
uang (Matius 26:14-15 ), dan tidak pernah jujur melainkan selalu
mencuri uang yang disimpan dalam kas walaupun dia bertugas sebagai bendahara.
Sehingga protes terhadap sikap Maria menyimpan berbagai makna terselubung sebab
sesungguhnya Yudas iskariot tidak menunjukkan rasa simpatik sedikitpun
melainkan menuding sikap Maria sebagai pemborosan, sebab
minyak Narwastu sangat terkenal harum dan mahal harganya dan dapat di jual seharga
300 dinar (harga 1 dinar adalah upah pekerja dalam setahun pada zaman itu) lalu
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin. Walaupun nasihat
Yudas terdengar masuk akal dan bahasanya begitu rohani dan menyentuh perasaan
seakan-akan sangat memperhatikan nasib orang
miskin, namun dibalik perkataan ini tersimpan rahasia bahwa Yudas sesungguhnya
tidak memikirkan nasib orang miskin melainkan memikirkan segi kegunaan uang itu
untuk kepentingan dirinya sendiri, dan Tuhan Yesus mengetahui isi hati dan pikiran
Yudas Iskariot.
Bapak,
Ibu dan anak - anak yang Tuhan Yesus Kasihi….
Tentu
apa yang dipikirkan oleh Yudas Iskariot sangat bertolak belakang dengan apa
yang dipikirkan Maria ketika meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu
dan menyekanya dengan rambutnya. Ada beberapa hal yang kita dapati dari sikap
Maria ini sebagai berikut:
Ø Tindakan
Maria menunjukkan kualitas kasih yang begitu besar kepada Yesus dan hal itu
terlihat melalui tindakan nyata yang ditunjukkan ketika dia rela mengorbankan
sesuatu yang sangat berharga yaitu minyak narwastu yang harum dan mahal
harganya. Walaupun penggunaan minyak narwastu sesuai tradisi Yahudi pada zaman
itu hanya digunakan pada acara-acara khusus seperti pernikahan
dan pemakaman yang spesial bukan pada acara pesta lainnya. Tetapi sikap Maria
ini menunjukkan bukti kasih yang tidak hanya terlihat pada kualitas minyak yang
digunakan, tetapi sikap Maria yang begitu merendahkan diri dengan bersujud di
kaki Tuhan dan menyeka minyak pada kaki Tuhan
Yesus dengan rambutnya sebagai wujud mengekspresikan betapa besar
kasihnya kepada Tuhan Yesus, sebab dia tahu bahwa Yesus adalah Tuhan yang
memiliki kuasa di atas segalanya.
Ø Tindakan
Maria di dasarkan pada motivasi yang benar yaitu menunjukkan pengabdian kepada
Tuhan Yesus maka ketika Maria mengetahui bahwa Tuhan Yesus ada dalam perjamuan
itu, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menunjukkan pengabdiannya di dalam
iman kepada Tuhan. Dan disinilah terlihat bahwa Iman dan pengabdian kepada
Tuhan merupakan teladan yang dikehendakiNya dari kehidupan setiap orang
percaya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus
berkata bahwa perbuatan Kasih yang ditunjukkan Maria akan selalu di sebut
ketika Injil diberitakan sebagaimana FirmanNya, “Sesungguhnya
di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan ini
akan disebut untuk mengingat dia” (Matius 26:16).
Ø Tindakan
Maria juga hendak mengingatkan akan nubuat bahwa perpisahan akan terjadi, dan
perpisahan itu dapat terjadi hanya melalui kematianNya yang sudah semakin dekat
sebagaimana perkataan Tuhan Yesus “Biarkanlah dia melakukan hai ini mengingat
hari penguburanKu. Karena orang-orang miskin selalu ada pada
kamu, tetapi aku tidak akan selalu ada pada kamu“ (Yohanes 12:7-8 )
pada kalimat di ayat terakhir yang diucapkan Tuhan Yesus bukan menunjukkan
bahwa Dia tidak lagi peduli pada orang-orang
miskin melainkan mengingatkan murid-murid
bahwa peristiwa besar akan terjadi dalam
sejarah penyelamatan terhadap dunia ini dan
Dia akan menjalani semua proses penderitaan itu, sehingga kehidupan
orang-orang miskin tetap menjadi pelayanan
murid-muridNya.
Bapak,
Ibu dan anak – anak yang Tuhan Yesus kasihi…
Tidak
terasa kita telah memasuki minggu kesengsaraan Tuhan Yesus yang ke enam
hendaknya kita selalu merenungkan sejauh mana kita mensyukuri anugerah Tuhan
dalam hidup kita? Jika Tuhan Yesus Kristus telah mengorbankan diriNya untuk
menebus hidup kita dari dosa, lalu apa yang dapat kita perbuat
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan? Apakah
kita telah memiliki hati dan iman seperti Maria,
ataukah sebaliknya memiliki hati dan karakter seperti Yudas Iskariot? Bagian
Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini mengingatkan kita sekalian selaku
keluarga dan jemaat Tuhan untuk sungguh-sungguh
hidup dalam iman sebagaimana sosok Maria yang mengenal Tuhan Yesus Kristus
dengan benar di dalam iman dan menunjukkan pengabdian berdasarkan Kasih yang tulus kepadaNya. Sebab
dari pengalaman iman berjumpa dan mengenal Tuhan Yesus Kristus, dia tahu dengan
pasti bahwa apa yang telah di perbuat oleh Tuhan Yesus dalam hidupnya dan juga
saudara-saudaranya Marta dan lazarus tidak
dapat dibalas dalam bentuk apapun. Sebab dalam badai sekalipun yang menerpa
kehidupan mereka disaat Lazarus sakit dan meninggal tetapi dalam situasi itupun
Tuhan Yesus tetap ada bersama mereka dan membuktikan kuasaNya yang menolong.
Sehingga bagi Maria datang bersujud di bawah kaki Tuhan Yesus dalam ungkapan
syukur, kasih dan pengabdian kepadaNya adalah pilihan yang tepat.
Demikian pula hidup kita saat ini, ingatlah
selalu bahwa perjalanan hidup yang kita lewati dari hari ke hari sampai saat
ini semuanya dapat kita lalui bersama-sama
Tuhan walaupun ditengah perjalanan hidup ini selalu diterpa dengan badai tetapi
pengalaman hidup Maria bersama saudara-saudaranya
membuktikan bahwa kuasa Tuhan Yesus Kristus lebih besar dari persoalan atau
badai kehidupan apapun baik itu masalah rumah tangga, masalah di tempat kerja,
termasuk masalah wabah penyakit Virus Corona (Covid-19)
yang sementara di hadapi dan digumuli bersama dalam doa. Belajarlah dari sosok
Maria yang begitu mengenal Tuhan dengan benar, yang tidak pernah menghitung
untung dan rugi dari apa yang diberikan kepada Tuhan walaupun itu adalah hal
yang paling berharga yang dimilikinya dan menyatakan Kasih yang tulus dalam
pengabdian imannya kepada Tuhan. Amin. (Pdt. Nova
Leaua, S.Si. Teol)
Syalom!!!!
0 komentar:
Posting Komentar