Selasa, 28 Januari 2020

Januari 28, 2020
SUNGAI KECIL “OPO KERE” DI KAMPUNG DOROMENA
(Catata Traveling Bersama Jemaat GKI Kanaan Perumnas IV Padang Bulan)

Sehebat siapapun orangnya dalam mengerjakan pekerjaannya, ia pasti butuh refreshing. Iya kan? Orang yang hidup tanpa refreshing sejenak tentu saja ia akan mengalami kejenuhan dalam mengerjakan pekerjaannya. Refreshingku bersama anggota Jemaat GKI Kanaan, secara khusus dengan yang berdomisili di Wik Bukit Zaitun, berlangsung pada Minggu 10 November 2019, di sebuah kampung di sebelah Utara, Kabupaten Jayapura, tepatnya di Kampung Doromena. Tentu saja Anda tahu tentang kampung tersebut, bukan? Tapi, tidak mengurangi pengetahuan Anda tentang kampung tersebut, sedikit saya memberikan gambaran singkat tentang kampung itu pada Anda. Boleh kan?
Kampung Doromena berada di wilayah Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Kampung ini berkedudukan di bawah kaki pegunungan Dobonsolo (Cycloop) bagian utara dan berhadapan langsung dengan lautan Pasifik. Karena berhadapan langsung dengan laut bebas, maka sepanjang pesisir pantai Kampung Doromena dan ada juga beberapa kampung lainnya, tak pernah merasa libur dengan gemuruh angin dan ombak lautan Pasific.
Masyarakat Kampung Doromena dihuni oleh sepuluh keret dan dipimpin oleh seorang kepala keret sebagai pemimpinnya. Kehidupan masyarakat kampung ini hari-harinya sebagai nelayan dan petani. Hampir di sepanjang bibir pantainya pohon-pohon kelapa tumbuh berjejeran menghiasi kampung itu. Di bagian darat, sekalipun tanahnya dipenuhi batu-batu pegunungan Cycloop, masyarakat kampung Doromena menanam pohon buah-buahan jangka panjang, seperti mangga, durian, langsat, rambutan, dls.
Kampung Doromena hari-harinya selalu saja diributkan oleh angin dan ombak lautan Pasific. Kata orang, bila suatu masyarakat yang mendiami sebuah daerah tertentu yang alamnya keras, sering membentuk karakter masyarakatnya menjadi keras pula. Apakah memang demikian? Menurut saya, itu penilaian yang relatif. Nyatanya, sekalipun masyarakat Doromena yang hari-hari hidupnya berhadapan langsung dengan kondisi alam yang begitu keras, sedikitpun tidak mempengaruhi karakter mereka sebagai masyarakat yang ramah terhadap semua orang. Kehidupan kekeluargaan mereka selalu harmonis pada siapa saja yang datang mengunjungi kampung itu. Kalau memang Anda pingin membuktikan informasi yang disampaikan ini, cobalah berkunjung di kampung itu; mumpun jarak antara kota Jayapura dengan Kampung Doromena hanya ditempuh tiga jam dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Lebih asik bila Anda sudah di ibu kota Distrik Depapre, gunakanlah sped boot ke kampung itu.
Informasi lain yang tak kalah pentingnya ialah kampung Doromena selalu dijuluki sebagai kampung mangga golek. Karena di sepanjang dan seluruh kampung itu ditanami pohon mangga golek (alias mangga golek India). Selain mangga golek, sebagaimana yang saya jelaskan di atas, ada juga tanaman pohon-pohon buah jangka panjang lainnya seperti durian, langsat dan rambutan, dls, yang sering dijadikan sebagai pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
Demikian sekilas informasi terkait dengan kampung Doromena.
Mungkin Anda bertanya, mengapa saya tidak menunjukkan wajah kampung Doromena dalam catatan ini, kok malah sebaliknya menampilkan sebuah foto tentang sungai di kampung itu? Baiklah, saya akan memberitahukannya, asalkan bacaan harus serius diteruskan sampai selesai ya?
Foto tentang air dan bebatuan sungai yang terlihat pada foto-foto dalam tulisan ini, saya abadikan tepatnya di kampung Doromena. Sungai ini diberi nama masyarakat Doromena dengan sebuatn "Opo Kere," yang berarti “Babi Bau”. Entah kenapa mereka memberi nama pada sungai itu sebegitu kasar di pendengaran kita? Saya pun tidak tahu sebegitu dalam. Maaf bila saya tidak menyampaikan hal ini pada Anda, mengingat waktu saya bersama anggota Wik Bukit Zaitu di Doromena tidak begitu lama (hanya 4 jam saja), sehingga untuk menggali informasi dari penduduk setempat tidak maksimal. Yang penting menurut saya di sini ialah bukan soal arti nama dari sungai tersebut, melainkan indah dan sejuknya sungai itu.
Sungai "Opo Kere" adalah sebuah sungai kecil yang aliran airnya bersumber dari pegunungan Cycloop. Sungai itu tidak terlalu besar dan debit airnya pun tidak sebanyak sungai Mamberamo. Namun, sungai ini, menurut saya, teramat sejuk dan cocok bagi para fotografer traveling yang pingin mengabadikan tempat-tempat wisata terpendam, yang belum disentuh banyak wisatawan lokal di kota Jayapura. Selain itu, sungai "Opo Kere" pun cocok bagi mereka yang senang dengan momen-momen foto modeling dan macro karena alamnya sejuk dan unggas (kupu-kupu, kumbang-kumbang, burung dan jenis-jenis unggas lainnya) hutannya pun memberanikan dirinya bergaul dengan manusia. Pokoknya, menurut saya, begitu menarik karena sangat alamiah dan segar udaranya bagi kita, secara khusus para fotografer traveling.
Demikian cerita singkat saya pada Anda. Sambil melambaikan tangan, dari sungai "Opo Kere," di bawah kaki pegunungan Cycloop dan di sekitar bibir pantai kampung Doromena, saya lemparkan senyum segar bersama alamku, Papua, untuk kalian yang telah membacakan tulisan ini.

Asallamat’membaca!!!!!














REKOMENDASI

Foto-foto yang saya lampirkan di bawah penjelasan ini hanya sekedar rekomendasi pada Anda, biar jelas untuk dilihat. 

Semoga Anda punya waktu untuk pergi mengunjungi tempat ini, biar bisa menikmati alam negeri tanah Papua.

Semoga bermanfaat!!!!
Salam Fotografer.
















0 komentar:

Posting Komentar