PERCAYA YESUS YANG BENAR
1 Yohanes 5:13-21
PENGANTAR
Surat
1 Yohanes adalah sebuah surat edaran pembinaan yang sifatnya umum. Artinya
surat ini ditujukkan oleh penulisnya kepada semua kalangan orang Kristen, bukan
pada pada satu jemaat tertentu. Itulah sebabnya surat 1 Yohanes ini, yang
disebut ditulis oleh seorang penatua (1 Yoh 1; 3 Yoh 1), termasuk salah satu
dari bebera surat Am (umum).
Umumnya
di awal maupun diakhir abad pertama, ketika gereja Kristen bertumbuh dan
berkembang, ada banyak masalah yang muncul di kalangan orang-orang Kristen pada
masa itu. Secara khusus dalam surat 1 Yohanes ini terlihat ada persoalan utama
yang dihadapi oleh jemaat-jemaat Kristen pada abad pertama, yaitu muncullah
ajaran-ajaran baru oleh guru-guru palsu dari dalam gereja yang sangat
mempengaruhi anggota jemaat Kristen. Guru-guru palsu itu merumuskan
ajaran-ajaran yang mengutamakan pengetahuan manusia (gnostik), dibanding dengan
azas pengajaran Yesus yang sesunguhnya. Guru-guru palsu itu menolak ajaran para
rasul yang menandaskan bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah dan
benar-benar manusia. Menurut guru-guru palsu itu Yesus adalah Anak Allah oleh
karena itu Dia tidak mungkin menjadi sama dengan manusia. Pandangan seperti ini
sangat mempengaruhi iman kepercayaan umat Kristen yang sunguh telah percaya
kepada Yesus Kristus, sebagai Anak Allah yang telah mengorbankan diri-Nya demi
menyelamatkan semua manusia.
Secara khusus dalam bagian pembacaan kita
saat ini, 1 Yohanes 5:13-21, menjelaskan tentang penegasan penulis perihal
pengetahuan orang Kristen akan hidup yang sejati dan kekal. Menurut penulis
surat ini, orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya bukan untuk satu saat tertentu, tetapi berlangsung terus menerus kepada
Yesus Kristus, Anak Allah itu, sesungguhnya telah memiliki hidup yang kekal.
Karena itu, keraguan akan keselamatan hidup yang sejati dan kekal itu jangan
sekali-kali diragukan di dalam kepercayaan orang-orang Kristen.
Oleh sebab itu, penulis surat ini mengajarkan
bahwa kalau kepercayaan kita sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, Anak Allah
itu, maka setiap doa orang percaya itu pasti didengar dan dijawab oleh Tuhan,
apabila mereka meminta sesuatu dari-Nya. Orang percaya seperti itu, menurut
penulis surat ini, harus memiliki keberanian berdoa atau meminta sesuatu dengan
penu kerendahan hati dari Tuhan sambil berharap bahwa Dia pasti mengabulkannya
menurut kehendak-Nya. Artinya bahwa doa orang-orang percaya pasti diperhatian
dan dijawab oleh Tuhan. Singkat kata, Tuhan mengabulkan permintaan orang
percaya mencakup dua pengertian, yaitu Dia mendengar
dan menjawab atau mengerti dan memberi. Itulah sebabnya orang percaya harus paham bahwa jikalau
Tuhan mengabulkan doa, maka ia harus tahu bahwa ia telah memperoleh segala
sesuatu yang telah dimintanya.
Dalam kaitannya dengan peran orang percaya
dalam hal berdoa, penulis surat 1 Yohanes ini mengarahkan perhatian jemaat
untuk melihat siapa yang perlu didoakan dalam jemaat itu. Di ayat 16 penulis
surat ini mengatakan bahwa Kalau ada
seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan
maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,
yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut; tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.”
Dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa
yang mendatangkan maut. Apa maksud penulis surat 1 Yohanes ini? Menurut penulis
surat ini kepada orang-orang Kristen bahwa
Dosa adalah perbuatan jahat yang tidak sesuai dengan hukum kasih Allah. Ia
melihat hal dosa ini dari dua sisi, pertama dosa yang tidak mendatangkan maut
dan dosa yang mendatangkan maut. Yang dimaksud dengan dosa yang tidak
mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang sering kita perbuat kepada sesama
kita. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati yang
kekal. Kata maut di sini bukanlah
kematian secara fisik tetapi kehidupan kekal yang terpisah dari kehidupan yang
sejati seperti yang dikehendaki Allah di dalam Kristus. Sedangkan dosa yang
mendatangkan maut adalah perbuatan
jahat yang menyangkal akan Anak Allah, yaitu Yesus Kristus, yang datang sebagai
manusia, yang mati untuk dosa manusia.
Bicara soal dosa yang mendatangkan maut dan
yang tidak mendatangkan maut, bisa jadi memunculkan pemikiran lain bahwa orang
bisa saja meremehkan beratnya dosa. Menurut Yohanes, perbuatan jahat pada
prinsipnya adalah dosa, yaitu tindakan yang salah terhadap kehendak Tuhan.
Tugas orang percaya ialah mendoakan saudaranya yang melakukan dosa yang tidak
mendatangkan maut, agar ia kembali memperoleh pengampunan dari Tuhan. Sedangkan
orang yang melakukan dosa yang mendatangkan maut, penulis surat ini memberi
kebebasan masing-masing orang memutuskannya; apakah ia mau berdoa ataupun
tidak, kembali pada orang tersebut.
Melihat kenyataan seperti itu, penulis surat
ini menegaskan kepada orang-orang percaya bahwa sikap menyangkal Yesus, seperti
guru-guru palsu yang tidak mengakui Yesus sebagai benar-benar Allah dan
benar-benar manusia, adalah suatu tindakan dosa yang mendatangkan maut. Hal itu
jangan sekali-kali diikuti oleh orang-orang percaya. Sebab setiap orang percaya
yang lahir dari Allah tidak mungkin berbuat dosa penyangkalan pada Yesus Kristus seperti itu. Orang percaya harus tahu bahwa
Yesus Kristus hadir dalam dunia ini memberi pengertian supaya orang percaya
mengenal dan hidup bersatu dengan Allah yang benar dan hidup bersatu dengan
Anak-Nya Yesus Kristus. Di akhir perkataan penulis surat ini, ia menyatakan
pengakuan imannya bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah yang benar dan Yang Kekal.
PENERAPAN
Setelah memahami
bagian firman Tuhan ini, ada beberapa hal penting yang dapat
direnungkan oleh kita.
1.
HAL DOA
Sebelum penulis surat 1 Yohanes berbicara tentang hal Doa
orang percaya, ia menegaskan lebih awal kepada semua orang Kristen bahwa iman
kepada Yesus Kristus adalah iman yang dinamis, tidak statis. Dalam artian, iman
orang Kristen kepada Yesus Kristus sebagai Allah yang hadir dalam rupa Manusia
itu, sesungguhnya berkelanjutan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya.
Itulah iman Kristen yang dinamis. Menurut penatua Yohanes, orang Kristen yang
beriman adalah orang Kristen yang memiliki pengharapan akan hidup yang kekal.
Percuma disebut Kristen (pengikut Kristus) tanpa memiliki pengharapan akan
hidup yang kekal. Itulah sebabnya, sebelum ia berbicara soal doa orang percaya,
sang penatua menyampaikan bahwa setiap orang Kristen, siapapun dia, harus
sungguh-sungguh yakin bahwa imannya kepada Yesus Kristus merupakan jaminan
keselamatan hidup yang kekal. Karena itu, keraguan akan keselamatan hidup yang
sejati dan kekal itu tidak sepantasnya dimiliki oleh setiap orang Kristen yang
percaya kepada Yesus Kristus.
Terkait dengan doa, menurut penatua Yohanes bahwa kepercayaan
dan pengharapan orang Kristen kepada Yesus Kristus menjadi bagian sentral dalam
setiap doanya. Artinya, kalau orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus
Kristus, Anak Allah itu, doanya dijamin dikabulkan oleh Tuhan. Itulah sebabnya
penulis surat ini menegaskan kepada semua orang Kristen bahwa kalau kita
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, mengapa harus ada kekuatiran
dalam setiap doa yang dinaikan kepada Allah? Kalau memang Anda kuatir Tuhan
menjawab doamu, maka lebih baik janganlah berdoa, mengungkapkan segala
keperluanmu kepada-Nya. Orang Kristen seperti itu, menurut penatua Yohanes, ia
harus memiliki keberanian berdoa di dalam kerendahan hati.
Iman dan pengharapan merupakan dasar dari setiap doa
orang percaya, bukan kesombongan dan keangkuhan rohaninya di hadapan Allah. Doa
setiap orang Kristen harus dilandasi dengan iman, pengharapan dan kasih. Kita
beriman kepada Tuhan karena itu kita berdoa; kita punya pengharapan karena itu
kita berdoa; dan kita punya kasih (sikap yang rendah hati) maka kita berjumpa dengan Tuhan di dalam doa.
Penatua Yohanes pun menjelaskan pada kita semua bahwa Tuhan itu, Dia setia
MENDENGAR dan setia MENJAWAB setiap permohonan (doa) kita kepada-Nya. Tuhan
itu, Dia MENGERTI dan setia MEMBERI apa yang menjadi permintaan kita.
2.
HAL DOSA
Mungkin ada bertanya apa kaitannya doa dengan dosa yang
disampaikan penulis Yohanes dalam suratnya ini? Sebelum lebih jauh saya menjelaskan
hal itu, pertama-tama kita harus paham apa yang dimaksud dengan dosa dalam
pikiran si penulis ini. Menurut penatua Yohanes, dosa itu adalah perbuatan
jahat yang tidak sesuai dengan hukum kasih Allah. Penatua Yohanes melihat dosa
dari dua macam, yaitu pertama, dosa
yang tidak mendatangkan maut, dan kedua,
dosa yang mendatangkan maut. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah
perbuatan jahat yang sering kita perbuat kepada sesama kita. Dosa ini, menurut Yohanes, adalah dosa
yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati yang kekal. Kata
maut di sini bukanlah kematian secara
fisik tetapi kehidupan kekal yang terpisah dari kehidupan yang sejati seperti
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus. Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang menyangkal akan Anak Allah, yaitu Yesus
Kristus, yang datang sebagai manusia dan mati untuk dosa
manusia. Bicara soal dosa yang mendatangkan maut dan
yang tidak mendatangkan maut, bisa jadi memunculkan pemikiran lain bahwa orang
bisa saja meremehkan beratnya dosa yang diperbuatnya. Menurut penulis surat ini, perbuatan jahat pada prinsipnya adalah
dosa, yaitu tindakan yang salah terhadap kehendak Tuhan.
Nah, tugas orang percaya ialah mendoakan saudaranya yang
melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut, agar ia kembali memperoleh
pengampunan dari Tuhan. Sedangkan orang yang melakukan dosa yang mendatangkan
maut, penulis surat ini memberi kebebasan masing-masing orang memutuskannya;
apakah ia mau berdoa ataupun tidak, kembali pada orang tersebut. Artinya begini, kalau ada di antara
orang-orang percaya yang menyangkan Yesus Kristus sebagai Tuhannya, apakah kita
wajib mendoakannya? Untuk hal ini, penulis Yohanes memberi kebebasan kepada
tiap-tiap orang Kristen; apakah dia mau berdoa untuk orang itu atau pun tidak,
semuanya kembali kepadanya.
Dengan demikian, perlu dipahami oleh kita bahwa
orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan yang nyata di dalam diri manusia
adalah Allah yang benar. Allah bukan saja yang benar bagi orang-orang percaya,
tetapi Dia adalah Allah yang mendengar dan menjawab doa orang percaya sesuai
kehendak-Nya. Keyakinan itu harus mendasari seluruh kehidupan doa orang percaya
dengan satu keyakinan bahwa Allah itu mendengar dan menjawab; Allah itu
mengerti dan bertindak. Berkaitan dengan itu, maka doa kita kepada Tuhan bukan
doa untuk diri kita sendiri, melainkan untuk semua orang, baik yang berbuat
salah maupun yang berbuat baik kepada kita. Tugas orang percaya adalah berdoa
kepada semua orang.
Sebagai orang percaya, kita
diingatkan melalui bagian pembacaan surat 1 Yohanes ini bahwa iman percaya
harus sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Penyangkalan
akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, adalah sebuah dosa yang
mendatangkan maut (kehilangan hidup kekal) dalam hidup orang percaya.
Menyangkal Yesus sama halnya meninggalkan keselamatan kekal yang disedikan
Tuhan kepada kita. Ingat, kepercayaan kita kepada Yesus butuh komitmen iman
yang sungguh. Janganlah bangga dengan atribut kekristenan kita, tetapi
banggalah dengan iman kepada Yesus yang benar. Semua agama besar dalam dunia
ini mengajarkan tentang kebenaran, tetapi ingat bahwa Yesus Kristus adalah Yang Benar dari segala yang benar dalam setiap ajaran agama apapun.
Syalom!!!!
0 komentar:
Posting Komentar