Senin, 27 Januari 2020

Januari 27, 2020
PERCAYA YESUS YANG BENAR
1 Yohanes 5:13-21

PENGANTAR
          Surat 1 Yohanes adalah sebuah surat edaran pembinaan yang sifatnya umum. Artinya surat ini ditujukkan oleh penulisnya kepada semua kalangan orang Kristen, bukan pada pada satu jemaat tertentu. Itulah sebabnya surat 1 Yohanes ini, yang disebut ditulis oleh seorang penatua (1 Yoh 1; 3 Yoh 1), termasuk salah satu dari bebera surat Am (umum).
          Umumnya di awal maupun diakhir abad pertama, ketika gereja Kristen bertumbuh dan berkembang, ada banyak masalah yang muncul di kalangan orang-orang Kristen pada masa itu. Secara khusus dalam surat 1 Yohanes ini terlihat ada persoalan utama yang dihadapi oleh jemaat-jemaat Kristen pada abad pertama, yaitu muncullah ajaran-ajaran baru oleh guru-guru palsu dari dalam gereja yang sangat mempengaruhi anggota jemaat Kristen. Guru-guru palsu itu merumuskan ajaran-ajaran yang mengutamakan pengetahuan manusia (gnostik), dibanding dengan azas pengajaran Yesus yang sesunguhnya. Guru-guru palsu itu menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Menurut guru-guru palsu itu Yesus adalah Anak Allah oleh karena itu Dia tidak mungkin menjadi sama dengan manusia. Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi iman kepercayaan umat Kristen yang sunguh telah percaya kepada Yesus Kristus, sebagai Anak Allah yang telah mengorbankan diri-Nya demi menyelamatkan semua manusia.
ISI RENUNGAN
Secara khusus dalam bagian pembacaan kita saat ini, 1 Yohanes 5:13-21, menjelaskan tentang penegasan penulis perihal pengetahuan orang Kristen akan hidup yang sejati dan kekal. Menurut penulis surat ini, orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya bukan untuk satu saat tertentu, tetapi berlangsung terus menerus kepada Yesus Kristus, Anak Allah itu, sesungguhnya telah memiliki hidup yang kekal. Karena itu, keraguan akan keselamatan hidup yang sejati dan kekal itu jangan sekali-kali diragukan di dalam kepercayaan orang-orang Kristen.
Oleh sebab itu, penulis surat ini mengajarkan bahwa kalau kepercayaan kita sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, Anak Allah itu, maka setiap doa orang percaya itu pasti didengar dan dijawab oleh Tuhan, apabila mereka meminta sesuatu dari-Nya. Orang percaya seperti itu, menurut penulis surat ini, harus memiliki keberanian berdoa atau meminta sesuatu dengan penu kerendahan hati dari Tuhan sambil berharap bahwa Dia pasti mengabulkannya menurut kehendak-Nya. Artinya bahwa doa orang-orang percaya pasti diperhatian dan dijawab oleh Tuhan. Singkat kata, Tuhan mengabulkan permintaan orang percaya mencakup dua pengertian, yaitu Dia mendengar dan menjawab atau mengerti dan memberi. Itulah sebabnya orang percaya harus paham bahwa jikalau Tuhan mengabulkan doa, maka ia harus tahu bahwa ia telah memperoleh segala sesuatu yang telah dimintanya.
Dalam kaitannya dengan peran orang percaya dalam hal berdoa, penulis surat 1 Yohanes ini mengarahkan perhatian jemaat untuk melihat siapa yang perlu didoakan dalam jemaat itu. Di ayat 16 penulis surat ini mengatakan bahwa Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut; tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.”
Dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut. Apa maksud penulis surat 1 Yohanes ini? Menurut penulis surat ini kepada orang-orang Kristen bahwa Dosa adalah perbuatan jahat yang tidak sesuai dengan hukum kasih Allah. Ia melihat hal dosa ini dari dua sisi, pertama dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut. Yang dimaksud dengan dosa yang tidak mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang sering kita perbuat kepada sesama kita. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati yang kekal. Kata maut di sini bukanlah kematian secara fisik tetapi kehidupan kekal yang terpisah dari kehidupan yang sejati seperti yang dikehendaki Allah di dalam Kristus. Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang menyangkal akan Anak Allah, yaitu Yesus Kristus, yang datang sebagai manusia, yang mati untuk dosa manusia.
Bicara soal dosa yang mendatangkan maut dan yang tidak mendatangkan maut, bisa jadi memunculkan pemikiran lain bahwa orang bisa saja meremehkan beratnya dosa. Menurut Yohanes, perbuatan jahat pada prinsipnya adalah dosa, yaitu tindakan yang salah terhadap kehendak Tuhan. Tugas orang percaya ialah mendoakan saudaranya yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut, agar ia kembali memperoleh pengampunan dari Tuhan. Sedangkan orang yang melakukan dosa yang mendatangkan maut, penulis surat ini memberi kebebasan masing-masing orang memutuskannya; apakah ia mau berdoa ataupun tidak, kembali pada orang tersebut.
Melihat kenyataan seperti itu, penulis surat ini menegaskan kepada orang-orang percaya bahwa sikap menyangkal Yesus, seperti guru-guru palsu yang tidak mengakui Yesus sebagai benar-benar Allah dan benar-benar manusia, adalah suatu tindakan dosa yang mendatangkan maut. Hal itu jangan sekali-kali diikuti oleh orang-orang percaya. Sebab setiap orang percaya yang lahir dari Allah tidak mungkin berbuat dosa penyangkalan pada Yesus Kristus seperti itu. Orang percaya harus tahu bahwa Yesus Kristus hadir dalam dunia ini memberi pengertian supaya orang percaya mengenal dan hidup bersatu dengan Allah yang benar dan hidup bersatu dengan Anak-Nya Yesus Kristus. Di akhir perkataan penulis surat ini, ia menyatakan pengakuan imannya bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah yang benar dan Yang Kekal.
PENERAPAN
Setelah memahami bagian firman Tuhan ini, ada beberapa hal penting yang dapat direnungkan oleh kita.
1.            HAL DOA
Sebelum penulis surat 1 Yohanes berbicara tentang hal Doa orang percaya, ia menegaskan lebih awal kepada semua orang Kristen bahwa iman kepada Yesus Kristus adalah iman yang dinamis, tidak statis. Dalam artian, iman orang Kristen kepada Yesus Kristus sebagai Allah yang hadir dalam rupa Manusia itu, sesungguhnya berkelanjutan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Itulah iman Kristen yang dinamis. Menurut penatua Yohanes, orang Kristen yang beriman adalah orang Kristen yang memiliki pengharapan akan hidup yang kekal. Percuma disebut Kristen (pengikut Kristus) tanpa memiliki pengharapan akan hidup yang kekal. Itulah sebabnya, sebelum ia berbicara soal doa orang percaya, sang penatua menyampaikan bahwa setiap orang Kristen, siapapun dia, harus sungguh-sungguh yakin bahwa imannya kepada Yesus Kristus merupakan jaminan keselamatan hidup yang kekal. Karena itu, keraguan akan keselamatan hidup yang sejati dan kekal itu tidak sepantasnya dimiliki oleh setiap orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus.
Terkait dengan doa, menurut penatua Yohanes bahwa kepercayaan dan pengharapan orang Kristen kepada Yesus Kristus menjadi bagian sentral dalam setiap doanya. Artinya, kalau orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus Kristus, Anak Allah itu, doanya dijamin dikabulkan oleh Tuhan. Itulah sebabnya penulis surat ini menegaskan kepada semua orang Kristen bahwa kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, mengapa harus ada kekuatiran dalam setiap doa yang dinaikan kepada Allah? Kalau memang Anda kuatir Tuhan menjawab doamu, maka lebih baik janganlah berdoa, mengungkapkan segala keperluanmu kepada-Nya. Orang Kristen seperti itu, menurut penatua Yohanes, ia harus memiliki keberanian berdoa di dalam kerendahan hati.
Iman dan pengharapan merupakan dasar dari setiap doa orang percaya, bukan kesombongan dan keangkuhan rohaninya di hadapan Allah. Doa setiap orang Kristen harus dilandasi dengan iman, pengharapan dan kasih. Kita beriman kepada Tuhan karena itu kita berdoa; kita punya pengharapan karena itu kita berdoa; dan kita punya kasih (sikap yang rendah hati)  maka kita berjumpa dengan Tuhan di dalam doa. Penatua Yohanes pun menjelaskan pada kita semua bahwa Tuhan itu, Dia setia MENDENGAR dan setia MENJAWAB setiap permohonan (doa) kita kepada-Nya. Tuhan itu, Dia MENGERTI dan setia MEMBERI apa yang menjadi permintaan kita.
2.            HAL DOSA
Mungkin ada bertanya apa kaitannya doa dengan dosa yang disampaikan penulis Yohanes dalam suratnya ini? Sebelum lebih jauh saya menjelaskan hal itu, pertama-tama kita harus paham apa yang dimaksud dengan dosa dalam pikiran si penulis ini. Menurut penatua Yohanes, dosa itu adalah perbuatan jahat yang tidak sesuai dengan hukum kasih Allah. Penatua Yohanes melihat dosa dari dua macam, yaitu pertama, dosa yang tidak mendatangkan maut, dan kedua, dosa yang mendatangkan maut. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang sering kita perbuat kepada sesama kita. Dosa ini, menurut Yohanes, adalah dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati yang kekal. Kata maut di sini bukanlah kematian secara fisik tetapi kehidupan kekal yang terpisah dari kehidupan yang sejati seperti yang dikehendaki Allah di dalam Kristus. Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah perbuatan jahat yang menyangkal akan Anak Allah, yaitu Yesus Kristus, yang datang sebagai manusia dan mati untuk dosa manusia. Bicara soal dosa yang mendatangkan maut dan yang tidak mendatangkan maut, bisa jadi memunculkan pemikiran lain bahwa orang bisa saja meremehkan beratnya dosa yang diperbuatnya. Menurut penulis surat ini, perbuatan jahat pada prinsipnya adalah dosa, yaitu tindakan yang salah terhadap kehendak Tuhan.
Nah, tugas orang percaya ialah mendoakan saudaranya yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut, agar ia kembali memperoleh pengampunan dari Tuhan. Sedangkan orang yang melakukan dosa yang mendatangkan maut, penulis surat ini memberi kebebasan masing-masing orang memutuskannya; apakah ia mau berdoa ataupun tidak, kembali pada orang tersebut. Artinya begini, kalau ada di antara orang-orang percaya yang menyangkan Yesus Kristus sebagai Tuhannya, apakah kita wajib mendoakannya? Untuk hal ini, penulis Yohanes memberi kebebasan kepada tiap-tiap orang Kristen; apakah dia mau berdoa untuk orang itu atau pun tidak, semuanya kembali kepadanya.
Dengan demikian, perlu dipahami oleh kita bahwa orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan yang nyata di dalam diri manusia adalah Allah yang benar. Allah bukan saja yang benar bagi orang-orang percaya, tetapi Dia adalah Allah yang mendengar dan menjawab doa orang percaya sesuai kehendak-Nya. Keyakinan itu harus mendasari seluruh kehidupan doa orang percaya dengan satu keyakinan bahwa Allah itu mendengar dan menjawab; Allah itu mengerti dan bertindak. Berkaitan dengan itu, maka doa kita kepada Tuhan bukan doa untuk diri kita sendiri, melainkan untuk semua orang, baik yang berbuat salah maupun yang berbuat baik kepada kita. Tugas orang percaya adalah berdoa kepada semua orang.
Sebagai orang percaya, kita diingatkan melalui bagian pembacaan surat 1 Yohanes ini bahwa iman percaya harus sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Penyangkalan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, adalah sebuah dosa yang mendatangkan maut (kehilangan hidup kekal) dalam hidup orang percaya. Menyangkal Yesus sama halnya meninggalkan keselamatan kekal yang disedikan Tuhan kepada kita. Ingat, kepercayaan kita kepada Yesus butuh komitmen iman yang sungguh. Janganlah bangga dengan atribut kekristenan kita, tetapi banggalah dengan iman kepada Yesus yang benar. Semua agama besar dalam dunia ini mengajarkan tentang kebenaran, tetapi ingat bahwa Yesus Kristus adalah  Yang Benar dari segala yang benar dalam setiap ajaran agama apapun.

Syalom!!!!

0 komentar:

Posting Komentar