Kamis, 23 Januari 2020

Januari 23, 2020

KASIH MENCIPTAKAN PERDAMAIAN
1 Petrus 3:8-12

PENGANTAR

      Sebelum kita belajar lebih jauh tulisan surat penulis 1 Petrus  3:8-12, saya kembali mengingatkan kita bahwa kitab ini merupakan salah satu dari beberapa surat yang sifatnya umum. Di kalangan gereja Katolik menyebutnya “Surat-surat Katolik,” dan kalangan Protestan menyebutnya “Surat-surat Am,” yang tentu saja memiliki arti yang sama, yaitu “surat-surat umum” bagi kalangan orang Kristen di akhir abad pertama. Karangan surat 1 Petrus paling luas isinya dan paling mudah dibaca. Pikiran karangan surat ini relatif jernih dan mendalam. Ciri pastoral dalam surat ini pun terlihat jelas.
       Surat 1 Petrus, menurut catatan tradisi bapa-bapa gereja, disebutkan bahwa ditulis oleh rasul Petrus (murid Tuhan Yesus). Namun kebanyakan ahli PB meragukan tradisi itu. Bagi saya, hal itu bukan menjadi pokok pembahasan kita dalam materi ini; entah Petrus sang rasul Yesus atau salah seorang muridnya, atau seorang tokoh Kristen termuka pada waktu itu yang menulisnya, itu bukan soal yang harus diperdebatkan. Yang terpenting di sini ialah mempelajari pikiran-pikiran (nasihat-nasihat) Injil Kristus sang penulis untuk dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan orang Kristen di zaman ini.
      Maksud penulisan surat 1 Petrus ini adalah mengajak dan meyakinkan orang-orang Kristen (sidang pembaca) untuk tetap bertahan dalam menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan, sebagaimana yang dijalani oleh Yesus Kristus. Sekalipun di tengah-tengah penderitan, orang Kristen wajib menjujung tinggi solidaritas dalam menciptakan kedamaian bagi semua orang. Dengan demikian, kedamian dan keselamatan kekal di sorga disediakan Tuhan baginya. 
ISI RENUNGAN
        Mari kita lihat bagian pembacaan kita dalam ibadah unsur-unsur dalam jemaat kita, yaitu 1 Petrus 3:8-12. Judul yang diberikan oleh LAI ialah “Kasih dan Damai.”
        Bila membaca dengan cermat 1 Petrus 3:8-12, kita akan menemukan dua hal penting yang menjadi pokok pemikiran penulis surat 1 Petrus ini. Dan tentunya dua hal penting itu terkait erat dengan sifat dan sikap hidup sebagai orang Kristen dalam relasinya dengan sesama orang-orang Kristen (Persekutuan/Gereja) dan sesama manusia yang lain (Masyarakat). Kedua pokok pemikiran penulis Petrus itu adalah:
1.        Kasih
Kasih adalah dasar dari kehidupan dan kepercayaan orang Kristen. Kekristen orang Kristen bukan dibuktikan dengan berbagai pajangan asesoris agamanya, melainkan sikpa kasih di tengah-tengah kehidupan berjemaat dan bermasyarakat. Menurut penulis surat 1 Petrus setiap orang Kristen yang telah mengerti tentang kasih Kristus, apapun alasannya, wajib membuktikanya di tengah-tengah persekutuan orabg percaya dan di tengah kehidupan masyarakat yang luas. Kasih yang diajarkan Kristus bukan hanya praktekkan dalam lingkungan persekutuannya, melainkan harus meluas dan transparan kepada semua orang, tanpa batasnya. Karena itu, menurut penulis surat 1 Petrus ini, semua orang Kristen, entah dari mana asal gerejanya, jemaatnya, di mana persekutuannya hidup dan bertumbuh, hendaklah semuanya seia sekata, seperasaan (simpati), mengasihi, penyanyang dan rendah hati. Hal-hal ini harus diwujud-nyatakan dalam kehidupan setiap pribadi di tengah-tengah persekutuan (gereja/jemaat). Itu berarti, kasih harus dipupuk dan dinyatakan dimulai dari internal persekutuan orang-orang percaya. Perhatikan kata “hendaklah kamu” yang prinsipnya merujuk pada lebih dari satu, yaitu persekutuan orang-orang percaya.
2.        Damai
Selanjutnya penulis surat 1 Petrus berkata: “dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Perkataan ini mengingatkan orang Kristen bahwa sikap membalas kejahatan orang lain terhadap kita dengan kejahatan, mencaci maki orang lain yang mencaci maki kita adalah sebuah tindakan yang tidak mengandung nilai kasih Kristus. Justru sebaliknya, menurut penulis 1 Petrus, adalah sebuah tindakan yang memunculkan keributan, pertikaian, perselisihan, dls. Tetapi, bila kejahatan orang lain dibalas dengan kebaikan, dan caci maki dibalas dengan kata-kata yang sopan, maka tentu saja damai itu pasti terwujud. Dalam hal ini pemikiran sang penulis mau mengingatkan para pembacanya bahwa hal berbuat baik pada orang lain itu penting. Perbuatan baik itu bukan berarti karena alasan minoritas, sebagai kelompok agama yang baru di kalangan masyarakat umum, melainkan karena panggilan Kristus menjadi saksi yang menyatakan kasih dan perdamaian kepada semua orang. Itulahnya sebabnya, untuk menguatkan nasihannya kepada orang-orang Kristen pada waktu itu, penulis mengutip kitab Mazmur 34:13-17. (lihat 10-12). Di dalam ayat-ayat itu, ada hal menarik menurut penulis surat ini, yaitu mencintai hidup dan mencari perdamaian. Orang Kristen yang mencintai hidup dan melihat hari-hari hidup itu baik, ia harus menjaga lida dan bibirnya. Sebab lantaran lida dan bibir, orang bisa bertengkar dan berujung hilangnya kehidupan. Kalau ia mencintai hidup maka perbuatan baik wajib dilakukan sehinga tercipta kedamaian. Kesemuanya itu, dalam kutipannya, ia menjelaskan dan meyakinkan para pembacanya bahwa mata Tuhan itu selalu tertuju kepada orang-orang benar dan telinga-Nya mendengar setiap doanya, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. Penulis sepemahaman dengan Mazmur 34:17 bahwa Tuhan itu benci pada rancangan dan perbuatan jahat terhadap sesama. Sebab ujung-ujungnya perbuatan jahat itu melahirkan keributan dan bukan kedamaian. Keributan terjadi tentu saja diakibatkan karena tutur bahasa (lida dan bibir) yang tidak sejuk, sehingga mengakibatkan keributan. Keributan atau perselisihan, entah yang terjadi di kalangan orang percaya sendiri maupun di tengah-tengah masyarakat umum, itu terjadi karena ucapan bibir dan lida yang tidak sehat mengakibatkan kedamiaan itu pergi menjauh.
PENERAPAN
1.      Hal terpenting dan utama yang dijaga bersama-sama dalam persekutuan (jemaat) kita ialah Kasih dan Damai. Kasih dan Damai yang telah kita peroleh dari Tuhan adalah anugerah. Oleh sebab itu, kasih yang telah diajarkan Kristus pada kita, patutlah diwujud-nyatakan dalam persekutuan kita dan kemudian kepada semua orang di luar persekutuan orang Kristen. Kasih itu pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri. Lalu, selanjutnya kita nyatakan dalam persekutuan berjemaat, dan kemudian lebih luas kepada masyarakat secara umum. Perlu dingat bahwa kasih Kristus yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita, tidak mungkin kita sembunyikan dengan berbagai cara kita sendiri; ia begitu kuat dan bebas dirasakan oleh semua orang. Kasih Kristus itu selalu mengajak orang percaya untuk seisa sekata, seperasaan, mengasihi, penyanyang dan rendah hati.
2.       Karena kasih itu mendorong orang percaya untuk seia sekata, seperasaan, mengasihi, penyayang dan rendah hati, maka ia mengikis sikap perbuatan jahat (membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki) dengan ucapan berkat kepada semua orang. Mengapa demikian? Karena kasih selalu mengingatkan kita bahwa hidup kita itu begitu penting dan berarti dalam dunia ini. Hidup kita penting karena memang penting bagi orang lain, dan hidup kita itu berarti karena memang ia berarti bagi sesama. Bilamana kita berbuat baik yang menciptakan kedamaian di antara sesama, apakah itu bukan berarti/bermanfaat bagi persekutuan dan sesama kita? Ingat, ketika ada perbuatan baik yang menghadirkan kedamaian, itu sangat berarti di mata sesam dan Tuhan. Saya mengantaak hal ini karena penulis 1 Petrus telah menegaskan bahwa “mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar (orang-orang yang berbuat baik kepada sesamanya) dan telingan-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah-Nya menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Perbuatan baik yang dilandasi dengan kasih pada prinsipnya menghasilkan damai dan sukacita. Kebaikan kita tidak saja diukur dari perbuatan menolong sesama yang lapar, haus, sakit, dls, melainkan pula nyata dari perilaku kita menjaga dan menutup ruang konflik di antara sesama. Tuhan senang dan mengasihi orang yang menyatakan kasih dan perdamaian kepada semua orang. Amin.


Syalom

0 komentar:

Posting Komentar