Kamis, 19 Maret 2020

Maret 19, 2020

TUHAN  MEMBANGKITKAN  PENGHARAPAN
Yehezkiel 37:1-14

PENGANTAR
   Akhir-akhir ini informasi terkait dengan coronavirus atau yang disebut coronaviridae (COVID-19) sangat menggoncang dunia, termasuk Indonesia, di dalamnya segenap orang Kristen. Virus ini membuat orang percaya menjadi gelisa, panik dan takut akan masa depan hidupnya. Ketakutan membuat kita menjadi kehilangan konsentrasi berpikir jernih dan kehilangan pengharapan kepada Tuhan. “Mengapa kita begitu takut dengan munculnya wabah Covid-19 ini? Kan ada Tuhan yang sanggup menghancurkannya, kan?” Munkin bagi orang tersebut itu biasa-biasa saja. Tetapi belum tentu bagi sebagaian besar orang yang benar-benar berada di antara hidup dan mati karena amukan ganasnya virus tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Covid-19 ini sangat mempengarahui akal sehat, iman dan pengharapan kita sebagai orang Kristen sekarang ini.    
    Rasa takut dan hilang pengharapan sebagaimana yang sekarang sedang dirasakan kita, tidak jauh berbeda dengan rasa kehilangan pengharapan sebagian kaum Yehuda di daerah perantau kerajaan Babel. Hidup di negeri orang bebeda dengan hidup di negeri sendiri. Sebagai bangsa buangan kebebasan untuk merdeka tidaklah dimungkinkan; kemiskinan, penderitaan dan kesakitan mengakibatkan korban berjatuhan di berbagai pelosok tanah Babel. Kaum Yehuda terhimpit dalam kondisi yang tak pasti, pengharapan hidup di dalam pertolongan Tuhan tak kunjung datang; Tuhan seakan-akan telah melupakan bangsa-Nya. Kaum Yehuda berdiri di antara kenyataan hidup dan mati; di antara hitam dan putih dan di antara manis dan pahit. Bagi kaum Yehuda, tak ada Tuhan di antara dua kenyataan hidup itu; yang ada ialah hilang pengharapan di masa depan.
      Pada saat kondisi itu berlangsung, nabi Yehezkiel berada di antara  kondisi bangsanya yang terpuruk. Pada waktu itulah Tuhan memanggilnya sebagai nabi untuk membangkitkan kembali iman dan pengharapan kepada Tuhan. Bagi Yehezkiel, Tuhan ada dan selalu bertindak melakukan rekonsoliasai spiritual (iman dan pengharapan) yang mati menjadi hidup kembali, dengan satu tujuan agar kaum Yehuda tahu bahwa Allah Israel itu adalah TUHAN yang selalu ada di atas rasa takut dan hilang pengharapan; di antara hidup dan mati.
ISI RENUNGAN
       Pasal 37:1-14 yang menjadi bahan perenungan dalam setiap ibadah unsur dalam jemaat kita, merupakan isi penglihatan nabi Yehezkiel secara supranatul yang sangat menarik untuk dipahami bersama. Yehezkiel 37:1-14 ini terdapat tiga hal penting penglihatan sang nabi, di antaranya.
1.       Tuhan memerintahkan Yehezkiel bernuat di antara tulang-tulang kering (1-6)
Dalam penglihatan ini Yehezkiel dibawah Roh Tuhan ke suatu lembah, dan mengelilingi lembah itu yang dipenuhi dengan banyaknya tulang-tulang kering yang bertaburan. Setelah berkeliling menyaksikan tulang-tulang kering itu, dalam penglihatan nabi Yehezkiel, Tuhan bertanya kepadanya: “Hai anak manusia - julukan Tuhan pada nabi Yehezkiel – dapatkah tulang-tuang ini dihidupkan kembali?” Yehezkiel menjawab: “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!” Lalu, Tuhan menyampaikan isi firman-Nya yang akan disampaikan Yehezkiel kepada tulang-tulang kering itu bahwa Dia akan memberi tiga hal: 1) memberi urat-urat, 2) menumbuhkan daging, 3) menutup tulang-tulang itu dengan kulit, dan 4) memberi nafas hidup sehingga tulang-tulang kering itu hidup kembali.
2.        Yehezkiel bernubuat di antara tulang-tulang kering (7-10)
Setelah mendengar pesan firman Tuhan, dalam penglihatan tersebut, nabi Yehezkiel langsung bernubuat pada tulang-tulang kering itu. Tiba-tiba yang terjadi pada saat itu ialah terdengar suara berderak-derak dan tulang-tulang itu bertemu satu dengan yang lain. Yehezkiel terdiam seribu bahasa dan mengamati secara saksama tulang-tulang yang sedang bergerak itu. Secara mengejutkan urat-urat ada dan daging mulai tumbuh serta kulit mulai menutupi tulang-tulang itu, tetapi mereka belum bernafas. Maka, atas perintah Tuhan, Yehezkiel bernubuat kepada nafas hidup agar datang dari keempat penjuru angin dan berhembus ke dalam orang-orang yang terbunuh itu supaya mereka hidup kembali. Usai menyampaikan nubuatnya, nafas hidup mulai masuk ke dalam orang-orang itu sehingga mereka hidup kembali.
3.        Tuhan mengartikan penglihatan bagi Yehezkiel (11-14)
Setelah mengikuti secara saksama semua penglihatan yang dipertontonkan kepada nabi Yehezkiel, Tuhan menyampaikan arti yang sesungguhnya isi penglihatan itu kepadanya bahwa yang dimaksud tulang-tulang itu adalah seluruh kaum Israel yang sesungguhnya telah mengeluh di hadapan Tuhan kalau tulang-tulang mereka telah menjadi kering dan pengharapan mereka sudah lenyap dan hilang. Oleh karena itu, tugas nabi Yehezkiel adalah bernubuat secara nyata dan menegaskan dengan sungguh bahwa Tuhan akan membuka kubur-kubur kaum Israel dan membangkitkan mereka hidup kembali dan membawa mereka ke tanah Israel.
        Dari penglihatan nabi Yehezkiel di atas kita dapat melihat ada tiga hal penting yang mendorong Allah berinisiatif menghidupkan kembali semangat pengharapan kaum Israel kepada Tuhan, yaitu: 1) spiritualitas (iman dan pengharapan) kepada Tuhan harus hidup di dalam kehidupan kaum Yehuda, 2) kaum Yehuda harus memiliki iman dan pengharapan bahwa Tuhan akan mempersatukan mereka dalam suatu kebersamaan yang hidup; dan 3) kaum Yehuda yang berada di Babel harus memiliki keyakinan dan pengharapan bahwa Tuhan pasti mengembalikan mereka ke tanah airnya (Yerusalem) sebagai bangsa yang merdeka (pandangan secara politis).
APLIKASI
1.      Kehadiran nabi Yehezkiel dalam kitabnya ini mau menegaskan pada kita bahwa Tuhan kita, Allah yang kita yakini di dalam Yesus Kristus itu adalah TUHAN yang HIDUP bukan mati. Ia HIDUP maka kita hidup oleh-Nya. Karena itu, Tuhan selalu berinisiatif bertindak memberi solusi di tengah-tengah pengharapan yang mulai terkikis. Saya selalu menegaskan dalam setiap khotbah bahwa Tuhan selalu terlibat di setiap situasi yang menegangkan, menakutkan dan memprihankan hidup kita. Akhir-akhir ini wabah Covid-19 sangat mengetarkan jiwa kita, sehingga rasa takut itu melambung tinggi melebihi iman dan pengharapan kita pada Tuhan. Kuasa pemberitaan seluruh media masa dan media sosial lebih lebih tinggi pengaruhnya dibanding Firman Tuhan yang menguatkan dan menghiburkan. Kita perlu ingat bahwa Firman Tuhan selalu menghidupkan dan bukan menghancurkan hidup.
2.        Ketakutan itu adalah suatu penyakit yang sungguh mengganggu kedamaian. Rasa takut itu sesuatu yang wajar, namun perasaan ketakutan itu janganlah menghancurkan iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Mengapa? Karena  Tuhan tidak menghidupkan kita untuk hidup dalam ketakutan, melainkan hidup beriman dan berpengharapan kepada-Nya yang memberi hidup. Virus Corona menjadi momok yang menakutkan karena dapat mematikan nafas dalam tubuh kita. Hal ini membuat dunia mengeluh, termasuk orang Kristen dewasa ini, sebagaimana kaum Yehuda mengeluh “Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.” (ayt 11b). Akan tetapi, firman Tuhan hadir dan menegaskan pada kita bahwa jangan sekali-kali membiarkan perasaan takut itu mematikan iman dan pengharaan kita kepada Tuhan.
3.        Kita perlu paham bahwa dalam situasi yang mengkhawatirkan ini Allah selalu bertindak memberi solusi di tengah-tengah dunia yang sulit menemukan solusi. Tindakan Tuhan selalu indah pada waktu yang tepat. Nah, untuk menantikan waktu Tuhan yang tepat itu Tuhan pun memberi kita akal yang sehat untuk menjaga diri kita agar tetap sehat dan terhindar dari rasa takut itu. Oleh karena itu, dengan tetap berpegang teguh pada iman dan pengharapan, kita pun harus menggunakan hikmat dan akal-budi yang telah dianugerahi Tuhan untuk menjaga dan merawat diri agar tetap sehat dari segala kemungkinan yang terjadi. Dalam menyikapi wabah ini mari kita bersama-sama bertekad untuk tetap berdoa, beriman dan berpengharapan bahwa ada waktu yang tepat Tuhan bakal mengakhiri semua rasa takut yang sedang melanda batin kita. Dan, sebagai wujud dari iman itu, kita pun patut menjaga kesehatan diri berdasarkan panduan WHO, yaitu: rajin mencuci tangan, menjaga jarak terutama dengan mereka yang sedang batuk, jangan sering menyentuh wajah, ke dokter saat muncul gejala, ikuti perkembangan berita dan menjaga kebersihan lingkungan kita dengan teratur). Amin.

0 komentar:

Posting Komentar