TUHAN MEMBANGKITKAN
PENGHARAPAN
Yehezkiel 37:1-14
PENGANTAR
Akhir-akhir ini informasi terkait dengan
coronavirus atau yang disebut coronaviridae (COVID-19) sangat menggoncang
dunia, termasuk Indonesia, di dalamnya segenap orang Kristen. Virus ini membuat
orang percaya menjadi gelisa, panik dan takut akan masa depan hidupnya.
Ketakutan membuat kita menjadi kehilangan konsentrasi berpikir jernih dan
kehilangan pengharapan kepada Tuhan. “Mengapa kita begitu takut dengan
munculnya wabah Covid-19 ini? Kan ada Tuhan yang sanggup menghancurkannya,
kan?” Munkin bagi orang tersebut itu biasa-biasa saja. Tetapi belum tentu bagi
sebagaian besar orang yang benar-benar berada di antara hidup dan mati karena
amukan ganasnya virus tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Covid-19 ini
sangat mempengarahui akal sehat, iman dan pengharapan kita sebagai orang
Kristen sekarang ini.
Rasa takut dan hilang
pengharapan sebagaimana yang sekarang sedang dirasakan kita, tidak jauh berbeda
dengan rasa kehilangan pengharapan sebagian kaum Yehuda di daerah perantau
kerajaan Babel. Hidup di negeri orang bebeda dengan hidup di negeri sendiri. Sebagai
bangsa buangan kebebasan untuk merdeka tidaklah dimungkinkan; kemiskinan,
penderitaan dan kesakitan mengakibatkan korban berjatuhan di berbagai pelosok
tanah Babel. Kaum Yehuda terhimpit dalam kondisi yang tak pasti, pengharapan
hidup di dalam pertolongan Tuhan tak kunjung datang; Tuhan seakan-akan telah
melupakan bangsa-Nya. Kaum Yehuda berdiri di antara kenyataan hidup dan mati;
di antara hitam dan putih dan di antara manis dan pahit. Bagi kaum Yehuda, tak
ada Tuhan di antara dua kenyataan hidup itu; yang ada ialah hilang pengharapan
di masa depan.
Pada saat kondisi itu
berlangsung, nabi Yehezkiel berada di antara
kondisi bangsanya yang terpuruk. Pada waktu itulah Tuhan memanggilnya
sebagai nabi untuk membangkitkan kembali iman dan pengharapan kepada Tuhan. Bagi
Yehezkiel, Tuhan ada dan selalu bertindak melakukan rekonsoliasai spiritual
(iman dan pengharapan) yang mati menjadi hidup kembali, dengan satu tujuan agar
kaum Yehuda tahu bahwa Allah Israel itu adalah TUHAN yang selalu ada di atas rasa
takut dan hilang pengharapan; di antara hidup dan mati.
ISI RENUNGAN
Pasal 37:1-14 yang menjadi bahan perenungan dalam setiap ibadah unsur dalam
jemaat kita, merupakan isi penglihatan nabi Yehezkiel secara supranatul yang
sangat menarik untuk dipahami bersama. Yehezkiel 37:1-14 ini terdapat tiga hal
penting penglihatan sang nabi, di antaranya.
1. Tuhan memerintahkan Yehezkiel bernuat di antara
tulang-tulang kering (1-6)
Dalam penglihatan
ini Yehezkiel dibawah Roh Tuhan ke suatu lembah, dan mengelilingi lembah itu
yang dipenuhi dengan banyaknya tulang-tulang kering yang bertaburan. Setelah
berkeliling menyaksikan tulang-tulang kering itu, dalam penglihatan nabi
Yehezkiel, Tuhan bertanya kepadanya: “Hai anak manusia - julukan Tuhan pada
nabi Yehezkiel – dapatkah tulang-tuang ini dihidupkan kembali?” Yehezkiel
menjawab: “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!” Lalu, Tuhan menyampaikan
isi firman-Nya yang akan disampaikan Yehezkiel kepada tulang-tulang kering itu
bahwa Dia akan memberi tiga hal: 1) memberi urat-urat, 2) menumbuhkan daging,
3) menutup tulang-tulang itu dengan kulit, dan 4) memberi nafas hidup sehingga
tulang-tulang kering itu hidup kembali.
2.
Yehezkiel bernubuat di antara tulang-tulang kering (7-10)
Setelah mendengar
pesan firman Tuhan, dalam penglihatan tersebut, nabi Yehezkiel langsung
bernubuat pada tulang-tulang kering itu. Tiba-tiba yang terjadi pada saat itu
ialah terdengar suara berderak-derak dan tulang-tulang itu bertemu satu dengan
yang lain. Yehezkiel terdiam seribu bahasa dan mengamati secara saksama
tulang-tulang yang sedang bergerak itu. Secara mengejutkan urat-urat ada dan
daging mulai tumbuh serta kulit mulai menutupi tulang-tulang itu, tetapi mereka
belum bernafas. Maka, atas perintah Tuhan, Yehezkiel bernubuat kepada nafas
hidup agar datang dari keempat penjuru angin dan berhembus ke dalam orang-orang
yang terbunuh itu supaya mereka hidup kembali. Usai menyampaikan nubuatnya,
nafas hidup mulai masuk ke dalam orang-orang itu sehingga mereka hidup kembali.
3.
Tuhan mengartikan penglihatan bagi Yehezkiel (11-14)
Setelah mengikuti
secara saksama semua penglihatan yang dipertontonkan kepada nabi Yehezkiel,
Tuhan menyampaikan arti yang sesungguhnya isi penglihatan itu kepadanya bahwa yang
dimaksud tulang-tulang itu adalah seluruh kaum Israel yang sesungguhnya telah
mengeluh di hadapan Tuhan kalau tulang-tulang mereka telah menjadi kering dan
pengharapan mereka sudah lenyap dan hilang. Oleh karena itu, tugas nabi
Yehezkiel adalah bernubuat secara nyata dan menegaskan dengan sungguh bahwa
Tuhan akan membuka kubur-kubur kaum Israel dan membangkitkan mereka hidup
kembali dan membawa mereka ke tanah Israel.
Dari penglihatan nabi
Yehezkiel di atas kita dapat melihat ada tiga hal penting yang mendorong Allah
berinisiatif menghidupkan kembali semangat pengharapan kaum Israel kepada
Tuhan, yaitu: 1) spiritualitas (iman dan pengharapan) kepada Tuhan harus hidup
di dalam kehidupan kaum Yehuda, 2) kaum Yehuda harus memiliki iman dan
pengharapan bahwa Tuhan akan mempersatukan mereka dalam suatu kebersamaan yang
hidup; dan 3) kaum Yehuda yang berada di Babel harus memiliki keyakinan dan
pengharapan bahwa Tuhan pasti mengembalikan mereka ke tanah airnya (Yerusalem)
sebagai bangsa yang merdeka (pandangan secara politis).
APLIKASI
1. Kehadiran nabi
Yehezkiel dalam kitabnya ini mau menegaskan pada kita bahwa Tuhan kita, Allah
yang kita yakini di dalam Yesus Kristus itu adalah TUHAN yang HIDUP bukan mati.
Ia HIDUP maka kita hidup oleh-Nya. Karena itu, Tuhan selalu berinisiatif
bertindak memberi solusi di tengah-tengah pengharapan yang mulai terkikis. Saya
selalu menegaskan dalam setiap khotbah bahwa Tuhan selalu terlibat di setiap situasi
yang menegangkan, menakutkan dan memprihankan hidup kita. Akhir-akhir ini wabah
Covid-19 sangat mengetarkan jiwa kita, sehingga rasa takut itu melambung tinggi
melebihi iman dan pengharapan kita pada Tuhan. Kuasa pemberitaan seluruh media
masa dan media sosial lebih lebih tinggi pengaruhnya dibanding Firman Tuhan
yang menguatkan dan menghiburkan. Kita perlu ingat bahwa Firman Tuhan selalu
menghidupkan dan bukan menghancurkan hidup.
2.
Ketakutan itu
adalah suatu penyakit yang sungguh mengganggu kedamaian. Rasa takut itu sesuatu
yang wajar, namun perasaan ketakutan itu janganlah menghancurkan iman dan
pengharapan kita kepada Tuhan. Mengapa? Karena
Tuhan tidak menghidupkan kita untuk hidup dalam ketakutan, melainkan
hidup beriman dan berpengharapan kepada-Nya yang memberi hidup. Virus Corona
menjadi momok yang menakutkan karena dapat mematikan nafas dalam tubuh kita. Hal
ini membuat dunia mengeluh, termasuk orang Kristen dewasa ini, sebagaimana kaum
Yehuda mengeluh “Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami
sudah lenyap, kami sudah hilang.” (ayt 11b). Akan tetapi, firman Tuhan hadir
dan menegaskan pada kita bahwa jangan sekali-kali membiarkan perasaan takut itu
mematikan iman dan pengharaan kita kepada Tuhan.
3.
Kita perlu paham
bahwa dalam situasi yang mengkhawatirkan ini Allah selalu bertindak memberi
solusi di tengah-tengah dunia yang sulit menemukan solusi. Tindakan Tuhan
selalu indah pada waktu yang tepat. Nah, untuk menantikan waktu Tuhan yang
tepat itu Tuhan pun memberi kita akal yang sehat untuk menjaga diri kita agar
tetap sehat dan terhindar dari rasa takut itu. Oleh karena itu, dengan tetap
berpegang teguh pada iman dan pengharapan, kita pun harus menggunakan hikmat
dan akal-budi yang telah dianugerahi Tuhan untuk menjaga dan merawat diri agar
tetap sehat dari segala kemungkinan yang terjadi. Dalam menyikapi wabah ini
mari kita bersama-sama bertekad untuk tetap berdoa, beriman dan berpengharapan
bahwa ada waktu yang tepat Tuhan bakal mengakhiri semua rasa takut yang sedang
melanda batin kita. Dan, sebagai wujud dari iman itu, kita pun patut menjaga
kesehatan diri berdasarkan panduan WHO, yaitu: rajin mencuci tangan, menjaga
jarak terutama dengan mereka yang sedang batuk, jangan sering menyentuh wajah,
ke dokter saat muncul gejala, ikuti perkembangan berita dan menjaga kebersihan
lingkungan kita dengan teratur). Amin.
0 komentar:
Posting Komentar